08

458 49 0
                                    




Pelukan erat di antara Junkyu dan Haruto perlahan mengendur. Junkyu menarik keluar tubuhnya, menjauhkan diri dari pria yang hampir satu menit lalu ia dekap.

"Maaf kalau aku membuatmu tidak nyaman," ucap Junkyu, sedikit menunduk untuk menghindari kontak mata dengan Haruto.

Karena sungguh, Junkyu terlalu larut dalam emosinya sampai lepas kendali. Sedikit tumbuh rasa menyesal karena membiarkan dirinya lagi-lagi kalah oleh rasa takut dan kesepian itu.

Bukankah dirinya sendiri yang sudah memutuskan untuk membunuh hati? Jadi untuk apalagi ia merindukan sebuah pelukan?

"Saya tidak masalah. Selagi saya bisa membantu anda, saya merasa senang," ucap Haruto.

"Syukurlah kalau kamu tidak masalah. Untuk besok, aku ada jadwal pertunjukan musik jam 10 pagi. Jadi tolong periksa dan siapkan kendaraan untuk kita pakai," ucap Junkyu.

"Baik, agassi. Saya akan melakukannya," ucap Haruto.

"Bagus. Sekarang kamu bisa kembali ke kamarmu." Haruto membungkuk hormat usai mendengar perintah Junkyu.

Setelah Haruto pergi, Junkyu menghela nafasnya, kemudian memijat pelipisnya.





~oOo~





Pertunjukan musik adalah satu dari sekian banyak kegiatan yang rutin dilakukan oleh Junkyu. Sebanyak dua kali dalam satu bulan, Junkyu akan tampil di atas panggung, di hadapan para pecinta musik yang tentunya datang dari berbagai kalangan.

Berdiri di tengah keramaian adalah salah satu hal yang beresiko menyebabkan Junkyu mengalami serangan panik. Meski begitu, Junkyu tetap ingin tampil, menyampaikan perasaannya melalui lagu dan alunan biola yang ia mainkan.

Karena itulah, setiap sebelum naik ke atas panggung, Junkyu selalu meminta waktu selama satu jam untuk menenangkan dan menyiapkan diri.

Di ruangan yang telah disediakan, Junkyu hanya akan duduk mematut pantulan dirinya sendiri di cermin.

Wajahnya yang sangat cantik meski hanya mengenakan riasan tipis. Rambutnya ia sampirkan ke samping kanan, sehingga leher jenjangnya yang berwarna putih itu terlihat jelas dari sisi kiri.

Satu butir pil Junkyu telan saat sisa waktunya hanya lima menit. Setelah itu, Junkyu memejamkan matanya, kemudian membukanya kembali setelah satu menit berlalu.

Kini Junkyu merasa dirinya sudah siap. Segera Junkyu bawa tubuhnya berdiri, lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut untuk segera bersiap tampil di atas panggung.

Ketika berada di luar, Junkyu tak sengaja bertemu pandang dengan Haruto. Haruto berdiri tegap, kemudian sebelah tangannya memberi gestur pada Junkyu untuk segera pergi ke arah yang ia tunjuk.

Tanpa mengatakan sepatah kata, Junkyu pergi ke arah yang dimaksud oleh Haruto.

Langkah demi langkah membawa Junkyu sampai tiba di atas panggung. Di hadapan ratusan orang yang mengisi kursi penonton, Junkyu membungkukan baHyunsuka sebagai salam hormat.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang