16

354 45 0
                                    




"Agassi, apa lukanya masih terasa?" Jeongwoo bertanya dengan ekspresi khawatir terlihat jelas di wajah tampannya.

Junkyu lantas menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih pada Jeongwoo yang sudah membantunya berjalan ke ruangan ini–meskipun sebenarnya tanpa bantuan Jeongwoo pun Junkyu tetap bisa berjalan seperti biasa.

Lagipula yang terluka itu tangannya, bukan kakinya.

Sesaat kemudian, Junkyu menyadari ada sesuatu yang menghilang dari pergelangan tangannya. Junkyu lantas memeriksa ke dalam tasnya, akan tetapi sesuatu yang ia cari itu tak juga ada disana.

"Agassi sedang mencari apa?" tanya Jeongwoo ketika melihat Junkyu kebingungan, juga panik?

"Gelangku. Kamu lihat gelangku?" tanya Junkyu yang kemudian dibalas Jeongwoo dengan gelengan kepala.

"Ini gelang yang anda cari agassi." Junkyu dan Jeongwoo lantas mendongak ketika suara baritone menyapa pendengaran mereka.

Raut wajah bingung dan khawatir di wajah Junkyu surut ketika sepasang matanya melihat benda yang ia cari ada di atas telapak tangan Haruto. Segera Junkyu raih benda tersebut, kemudian memasukkannya ke dalam tas.

"Kamu dapat benda ini darimana?" tanya Junkyu datar tanpa melihat lawan bicaranya.

"Tadi tertinggal di dapur. Hyerin-ssi yang menemukan gelang itu, kemudian dia menitipkannya pada saya untuk dikembalikan," jawab Haruto.

"Hm, kalau begitu terimakasih," balas Junkyu, masih dalam posisi menunduk, seakan-akan dirinya tidak mau bertemu pandang dengan Haruto.

Sikap Junkyu yang tak biasa itu tentu mengundang pertanyaan di benak Jeongwoo dan Haruto. Pikir mereka, ada apa sebenarnya dengan Kim Junkyu?

Mengapa Junkyu akhir-akhir ini terkesan lebih dingin pada Haruto? bahkan ketika mengucapkan terimakasih saja, Junkyu tidak mau menatap Haruto.

Seharusnya hal seperti itu tidak mengganggu pikiran Haruto. Tapi mengapa ia merasa sebaliknya? Ia tidak suka dengan sikap Junkyu yang tiba-tiba berubah seperti ini hanya padanya.

Padahal beberapa saat yang lalu Junkyu masih tersenyum ramah pada Park Jeongwoo.

"Sore nanti tolong temani aku ke toko bunga Atellia lagi. Aku ingin membeli bunga untuk ny.Choi nanti saat acara makan malam. Selagi menunggu sampai sore, aku ingin istirahat di kamar," ucap Junkyu.

Melihat Junkyu mencoba bangkit berdiri, Jeongwoo reflek menangkap tubuh Junkyu lagi, memegangi tubuhnya secara hati-hati agar bisa berdiri.

"Aku bisa sendiri. Kamu tidak perlu mengantarku, Jeongwoo," ucap Junkyu setelah dirinya berdiri.

Jeongwoo yang patuh segera melepaskan Junkyu. Setelah itu, ia melihat Junkyu mulai berjalan pergi meninggalkan ruangan santainya. Sehingga disana hanya menyisakan Jeongwoo dan Haruto.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pada Jeongwoo, Haruto berlalu pergi dari sana. Haruto putuskan untuk kembali ke kamarnya, menghabiskan sisa waktu yang kosong disana sembari menunggu sore.

Jas yang ia pakai segera Haruto lepas lalu digantungkan di gantungan yang tersedia. Setelah itu, satu kancing teratas kemejanya ia buka, membiarkan dinginnya suhu menerpa perpotongan lehernya.

Gelang milik Junkyu yang tadi ia lihat masih membekas dalam pikiran Haruto. Haruto tak tahu mengapa ia merasa tak asing dengan beda tersebut.


Rasanya seperti ada kepingan memori di masa lalunya yang diisi oleh gelang itu.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang