41 | END

1.4K 74 15
                                        

EAGLE & MARIGOLD

Final Chapter

Catatan :

Sebelum mulai membaca, aku mau ucapin terimakasih yang sebesar-besarnya buat teman-teman yang sudah membaca book ini dari awal sampai akhir perjalanannya.

Selamat menikmati book ini.


.

.

.


Jeju, Korea Selatan.

Langit berwarna jingga kini tengah menghiasi langit pulau Jeju. Munculnya sang jingga menjadi penanda bagi mereka yang bekerja untuk bergegas beristirahat karena malam akan segera tiba.

Pun begitu dengan Kim Junkyu, dimana sosok yang telah beranjak semakin dewasa itu hendak mengakhiri operasional toko bunga miliknya lebih cepat dari hari biasanya.

"Semuanya terimakasih banyak untuk hari ini. Selamat berlibur," ucap Junkyu pada seluruh pekerjanya.

Sebagai tanda terimakasih karena telah bekerja dengan keras, Junkyu memberi waktu libur selama satu minggu pada seluruh pekerjanya. Junkyu tahu mereka semua pasti butuh libur panjang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka atau mengunjungi berbagai tempat indah.

Tidak hanya begitu, Junkyu sebagai atasan tentu ingin berlibur juga. Karena itulah setelah menyelasaikan semua pasanan bunga, Junkyu memutuskan untuk menutup toko lebih cepat dari hari biasanya dan membiarkan seluruh pekerjanya pulang lebih dulu.

Setelah mengunci toko, Junkyu bergegas menuju sepeda yang menjadi kendaraannya dari rumah ke toko bunga. Bukan sepeda berharga fantastis, tetapi hanya sepeda biasa yang memiliki satu tempat duduk di belakang untuk putranya, Watanabe Hiro.

Meskipun memiliki uang yang terbilang sangat banyak—terlebih lagi masih ada sisa dari hasil penjualan aset HEON group, Junkyu tetap memilih untuk hidup sederhana di Jeju. Tinggal di rumah sederhana yang memiliki halaman kecil di belakang dan tanah kecil untuk berkebun sudah sangat cukup bagi Junkyu.

Lagipula ia hanya tinggal berdua dengan Hiro, akan sangat merepotkan bila dirinya membeli rumah yang megah seperti mansion tempatnya tinggal dulu.

Tentang kesederhanaan, Junkyu juga sudah mengajarkan hal itu pada Hiro. Bila anak-anak di kota lainnya ketika usia dini sudah mahir menggunakan gadget, maka sebaliknya dengan Hiro. Junkyu membatasi penggunaan Gadget untuk putra kecilnya dan lebih memilih untuk menemani Hiro bermain di taman, sendiri atau bersama teman-teman bermainnya.

Sebagai anak kecil, Hiro tentu memiliki rasa keingintahuan yang tinggi saat melihat Junkyu menggunakan ponselnya. Tetapi dengan lembutnya Junkyu memberitahu pada Hiro bahwa permainan yang Hiro mainkan bersama teman-temannya jauh lebih menyenangkan, dan pastinya akan jadi kenangan indah bagi Hiro di masa depannya nanti.

Beruntunglah Hiro mengerti dengan maksudnya dan tak lagi meminta bermain ponsel.

Dari toko bunga, Junkyu tidak langsung pulang ke rumahnya. Junkyu pergi menuju rumah salah satu teman Hiro, dimana orangtuanya merupakan teman dekat Junkyu selama tinggal di desa ini.

"Selamat sore, pak Lee," sapa Junkyu pada seorang pria tua pemilik peternakan di desa tempatnya tinggal lewat dengan sepedanya.

Pria itu tersenyum lalu membalas sapaan Junkyu dengan ramah.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang