Sinar pagi hari yang menyusup dari celah jendela membangunkan Haruto dari tidurnya. Dua buah iris senada hazel terlihat masih sayu.
Namun, kedua mata yang setengah terpejam itu mendadak terbuka penuh ketika menyadari sesuatu. Haruto lantas melihat ke sekitar, dimana dirinya masih berada di atas ranjang yang entah ada di kamar mana.
Merasakan udara pagi yang langsung menyentuh kulit badannya membuat Haruto menghela nafas.
Sejenak Haruto memijat pelipisnya, dalam hati merutuki dirinya yang begitu bodoh sampai bisa terlena oleh suasana semalam. Bahkan yang mereka lakukan lebih dari sekedar ciuman.
Teringat dengan Junkyu, Haruto cepat-cepat memakai kembali pakaiannya lalu berjalan keluar dari kamar tersebut.
Hal pertama yang Haruto dapatkan setelah keluar dari kamar adalah pemandangan dapur. Disana, di meja makan, terlihat Junkyu sedang duduk sendirian memandangi secangkir teh.
Haruto sadar bahwa apa yang terjadi semalam termasuk kesalahannya. Karena itu, Haruto mau tidak mau harus menghadapi Junkyu dan meminta maaf. Karena bagaimanapun, ia telah melewati batas antara seorang bawahan dan atasan.
"Agassi..."
Terkejut, Junkyu menoleh kaget ke arah Haruto. Pemilik baru HEON group itu memalingkan kembali pandangannya setelah menengok Haruto.
"Agassi, sungguh saya minta maaf untuk apa yang saya lakukan semalam. Saya terlalu ceroboh sampai berani berbuat sejauh itu pada anda. Saya sangat menye—"
"Lupakan saja." Perkataan Haruto terpotong, membuat Haruto menoleh kaget.
Junkyu yang sedang memandangi cangkir tehnya segera mengangkat sebelah kakinya ke atas kursi, kemudian memeluknya seperti sebuah boneka.
"Ini bukan salahmu, ini salahku. Aku yang membuat suasana, jadi kamu tidak perlu merasa menyesal atau bersalah. Kamu juga tidak perlu merasa harus bertanggung jawab," tutur Junkyu.
"Tapi agassi."
"Aku ingin pulang. Tapi sebelum itu aku mau kita mampir ke kedai roti terdekat. Kita sarapan disana saja," potong Junkyu lagi.
Setelah berkata, Junkyu bangkit berdiri lalu berjalan melewati Haruto.
Haruto yang ditinggalkan lantas menoleh ke belakang, dimana Junkyu hendak menaiki tangga yang akan membawanya menuju kamar di lantai dua.
"Ck sial..." geram Haruto seraya meremat surai hitamnya.
Setelah itu, Haruto kembali ke dalam kamar yang telah menjadi saksi bisu perbuatan terlarangnya dengan orang yang akan ia bunuh.
~oOo~
Gelisah, Jeongwoo merasa gelisah di ruang utama mansion keluarga Kim. Pria yang telah bekerja cukup lama disana sedari tadi menunggu kepulangan Junkyu.
Semalam Jeongwoo baru tiba di mansion, kemudian langsung disuguhi pertanyaan Hyerin tentang dimana Junkyu berada. Jeongwoo yang teringat bahwa ia meninggalkan Junkyu bersama Haruto pun segera menghubungi mereka, akan tetapi panggilannya tak terangkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eagle and Marigold
Fanfiction[Cerita ini merupakan remake dari book THE EAGLE. Seluruh konflik sama, tetapi sebagian besar tokoh berubah) Eagle merupakan julukan untuk seorang pembunuh bayaran profesional bernama Watanabe Haruto. Terlahir dari keluarga bahagia, Haruto menjadi...