17

345 38 4
                                    




Acara makan malam antar keluarga Choi dan Kim yang seharusnya berjalan dengan lancar kini berakhir tragis. Empat orang telah kehilangan nyawa, meninggalkan duka mendalam pada orang-orang terdekat.

Terlebih lagi Hyunsuk, dimana ia harus kehilangan kedua orangtuanya serta pengawal yang sangat taat padanya di waktu yang bersamaan. Tak Hyunsuk sangka mereka berakhir mengenaskan.

Sementara itu, di dalam restaurant tempat kejadian terjadi, Junkyu duduk di tengah-tengah Haruto dan Jeongwoo. Entah sejak kapan dimulainya pegangan tangan Junkyu pada tangan Haruto.

Haruto bisa merasakan getaran yang sangat kuat dari tangan yang memegangi tangannya. Pastilah Kim Junkyu sangat ketakutan karena ia melihat sendiri bagaimana tn.Choi dan ny.Choi tertembak.

"Pelakunya sudah tertangkap?" Perhatian Haruto pada Junkyu teralihkan saat suara Junmyeon terdengar.

"Baiklah, saya akan kesana. Terimakasih untuk bantuannya, polisi Park," ucap Junmyeon lagi.

Dengan cepat Junmyeon memasukan ponselnya ke dalam saku jas, kemudian memberi perintah pada beberapa pengawalnya untuk ikut serta.

Ketika berjalan melewati tempat dimana putrinya dijaga, tiba-tiba Junmyeon berhenti. Pria bermarga Kim itu lantas menatap wajah takut putri kandungnya.

"Jeongwoo, Haru, tolong tetap ada di sisi Junkyu. Pelaku penembakan sudah tertangkap," ucap Junmyeon.

Junkyu yang sedari tadi menunduk tiba-tiba mendongakan wajahnya. Junkyu lepas pegangan tangannya dari Haruto, lalu berjalan cepat menghampiri Junmyeon.

"Papa, aku mau ikut. Aku mau lihat siapa pelakunya," pinta Junkyu.

Gelengan kepala Junmyeon berikan. Dengan penuh perhatian, Junmyeon menangkup wajah anak kesayangannya tersebut, kemudian tersenyum lembut.

"Papa tahu kondisi mental kamu saat ini sedang tidak baik-baik saja. Jadi lebih baik kamu pulang bersama Jeongwoo dan Haru. Biar papa yang urus sisanya."

"Aku tetap mau ikut, pa! Aku ingin tahu siapa orang itu! Siapa orang yang tega melakukan hal sekeji itu. Mungkin saja dia orang yang selama ini membuatku merasa terancam," balas Junkyu.

Seketika Junmyeon terdiam. Hingga beberapa detik kemudian, helaan nafas keluar dari mulutnya.

"Baiklah. Kamu boleh ikut. Tapi kamu tidak boleh lepas dari papa, mengerti?" Junkyu mengangguki persyaratan yang diberikan oleh ayahnya.

Setelah itu, Junkyu bersama Junmyeon bergegas pergi menuju keluar restaurant. Tentu Haruto dan Jeongwoo harus ikut karena mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk keselamatan Junkyu.

Junkyu dan Junmyeon berada di dalam mobil yang berbeda dengan Haruto dan Jeongwoo. Selama perjalanan mereka menuju tempat dimana sang pelaku telah tertangkap, Haruto entah mengapa merasa ada yang aneh dalam hatinya.

Tiba-tiba nama Asahi terlintas dalam benaknya. Dimana nama itu muncul tanpa alasan yang jelas. Kedatangannya seperti angin yang berlalu begitu saja.

Hanya dalam waktu belasan menit, mereka tiba di lokasi. Ketika Haruto turun dari dalam mobil, Haruto melihat ada mobil ambulan dan banyak polisi berdiri menutupi sesuatu.

"Sepertinya pelaku sudah mati," ucap Jeongwoo yang didengar oleh Haruto.

Mereka berdua pun mulai berjalan, mendekati barisan polisi untuk melihat apa yang sedang mereka tutup-tutupi.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang