40

612 38 0
                                    




Malam bulan Desember, seorang anak laki-laki terlahir ke dunia. Kelahirannya mengundang tangis haru dari wanita yang telah melahirkannya. Wanita itu lantas memeluk bayi kecilnya, memberi kecupan di pipinya yang masih berwarna merah, lalu tersenyum pada si kecil.

"So Junghwan, terimakasih sudah hadir di hidup mama," ucap wanita itu, menyebutkan nama anak laki-lakinya yang ia beri nama So Junghwan.

Samar-samar, wanita itu mendengar derap langkah kaki mendekat. Wanita itu berpikir bahwa orang yang menghampirinya dan Junghwan-nya adalah dokter, tetapi dugaannya salah. Nyatanya orang-orang kini berdiri di depannya adalah sepasang suami-istri yang telah menyakiti perasaannya.

"Yoona," panggil pria yang berdiri di samping wanita dengan seorang bayi kecil dalam gendongannya.

"Semua biaya persalinanmu akan saya tanggung, pun dengan biaya perawatanmu disini pasca melahirkan. Setelah itu, kamu bisa tinggal di tempat yang sudah saya siapkan untuk—"

"Saya tidak butuh, Kim Junmyeon-ssi," sela Jung Yoona, selaki ibu dari So Junghwan.

Tatapan mata Yoona lantas melirik tajam pada sosok wanita yang telah merebut suaminya serta ayah dari putra kecilnya, So Junghwan.

"Saya akan membayar sendiri semua biaya selama saya disini, dan saya juga akan tinggal di tempat yang sudah saya siapkan. Saya tidak butuh sama sekali bantuan darimu," desis Yoona kepada Junmyeon, mantan suaminya.

Junmyeon tidak menunjukan ekspresi apapun pasca mendengar perkataan mantan istrinya. Sebaliknya, Junmyeon justru beralih melirik istri tercintanya, lalu berpindah ke putri kecilnya yang baru lahir beberapa bulan lalu.

"Kalau begitu bagus," ucap Junmyeon yang kembali menatap Yoona.

"Saya harap kamu tidak datang dan meminta pertanggung jawaban saya. Saya sudah mencoba memberikannya tapi kamu menolak. Jadi jangan sampai kamu datang lagi ke hadapan saya dan mengatakan pada orang-orang bahwa saya adalah sosok pria yang tidak bertanggung jawab," ujar Junmyeon.

Wanita yang kini berstatus sebagai istri Junmyeon lantas menepuk pundak Junmyeon, kemudian menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak suka dengan cara Junmyeon bicara seperti itu. Itu terlalu kejam.

"Saya tidak akan sudi menemui anda lagi. Jangankan meminta pertanggung jawaban, saya bahkan tidak akan pernah mau membiarkan putra saya mengenal anda sebagai ayahnya. Pergilah! Anda sudah bahagia dengan istri anda dan putri kalian," ucap Yoona sinis.

Junmyeon menganggukan kepalanya tanpa ada niat untuk kembali berusaha bertanggung jawab. Bagi Junmyeon, kesempatan yang ia berikan hanya ada satu kali. Bila Yoona menolak, maka tidak ada kesempatan lagi untuk wanita itu.

Tentang putranya yang baru saja lahir, Junmyeon tidak peduli sama sekali. Baginya darah dagingnya hanyalah Kim Junkyu, bukan So Junghwan.

"Ayo pulang," ajak Junmyeon pada istrinya.

"Tunggu dulu, kamu duluan saja. Aku masih ingin bicara dengan Jung Yoona-ssi," ucap Lee Jihyun, istri Kim Junmyeon.

Junmyeon menganggukan kepalanya. "Kalau begitu biarkan Junkyu denganku," ucapnya seraya tersenyum pada istri tercintanya.

Usai berkata demikian, Junmyeon lantas merebut Junkyu dari gendongan Jihyun dengan hati-hati. Setelah itu, Junmyeon berjalan keluar dari ruangan tersebut sembari memandangi wajah lucu Junkyu yang ia yakin akan sangat mirip dengannya saat dewasa nanti.

Kini di ruangan tersebut hanya menyisakan Jihyun, Yoona dan Junghwan dalam dekapan Yoona.

Tatapan datar Yoona layangkan pada Jihyun, seakan meminta wanita itu untuk enyah dari hadapannya sekarang juga.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang