20

522 41 2
                                    



Tanggal 9 September di tahun yang ke dua belas semenjak Junkyu dilahirkan akan menjadi perayaan ulangtahun pertama untuk Kim Junkyu yang akan diadakan di luar gedung.

Sejak ulang tahun pertamanya, Junkyu selalu merayakan ulangtahunnya di tempat tertutup seperti gedung serta tamu undangan yang terbatas. Pernah juga Junkyu hanya merayakan ulangtahunnya di rumah bersama ibu dan ayah serta para pelayan tanpa orang di luar rumah/

Namun untuk tahun ini, Junkyu akan merayakan ulangtahunnya di luar gedung. Membayangkan bagaimana dekorasi tempat yang sejak lama Junkyu impikan membuat Junkyu tak sabar.

"Mama, besok jadi kan acara ulangtahunnya?" Junkyu kecil duduk di atas pangkuan ibunya dengan senyum cerah hingga gigi putih bersihnya terlihat.

Wanita dewasa yang telah melahirkan Junkyu ke dunia itu tersenyum lalu mengelus rambut anak sematawayangnya.

"Jadi dong. Kyu tidak sabar ya?"

Junkyu mengangguk antusias. Setelah itu, keduanya berpelukan sembari menonton tayangan hiburan di televisi.

Detik, menit hingga jam berlalu, tak terasa waktu telah menunjukan ke angka jam 10 malam. Junkyu kecil yang tertidur nyaman di pangkuan ibunya, sementara sang ibu masih terjaga demi menunggu kepulangan sang suami.

Samar-samar suara pintu terbuka didengar ny.Kim. Wanita dewasa itu lantas menoleh ke sumber suara, sampai tak lama kemudian ia menemukan suaminya baru saja pulang setelah melewati perjalanan bisnis selama tiga hari di luar kota.

Ikatan yang kuat diantara sepasang suami istri tersebut membuat mereka dalam waktu cepat bisa saling menatap. Senyum Junmyeon mengembang usai menemukan dimana istri tercintanya berada.

Sedikit mempercepat langkahya, Junmyeon menghampiri sang istri.

Sesampainya disana, Junmyeon segera duduk di samping istri tercintanya, kemudian mengecup bibir wanita tersebut sebagai bentuk cintanya yang tidak pernah berubah.

"Junkyu kok ada disini. Dia nungguin aku pulang juga?" tanya Junmyeon sembari mengusap dahi Junkyu.

Nampaknya Junkyu tak terganggu oleh usapan tangan sang ayah. Junkyu tetap memejamkan matanya seolah-olah tidak ingin meninggalkan mimpi indahnya saat ini.

"Iya. Bagaimana? Semuanya berjalan dengan baik? Kamu tidak kenapa-kenapa selama disana, kan?" Balas ny.Kim, mengakhirnya dengan beragam pertanyaan yang membuat Junmyeon menarik kembali senyumnya.

"Baik, semuanya lancar. Aku juga tidak kenapa-kenapa. Aku makan dengan baik, tidak sembarang pilih makanan. Aku hanya rindu sama kamu dan Junkyu, karena itu aku tidak sabar ingin pulang agar bisa bertemu kalian," balas Junmyeon.

Kata-kata manis yang dilontarkan pria Kim itu membuat ibu Junkyu tertawa. Karena jujur saja, suaminya bukanlah tipikal seorang pria yang akan terlihat romantis jika sudah berkata-kata manis. Sebaliknya, Junmyeon cukup menggelikan.

Meskipun begitu, Junmyeon tetap menjadi pria yang ia cintai.

"Ngomong-ngomong soal ulangtahun Junkyu nanti. Apa kita bisa membatalkannya? Tidak, maksudku kita membatalkan acaranya di luar. Kita rayakan saja disini bersama pelayan seperti tahun kemarin," ujar Junmyeon.

Nada bicara yang ia gunakan membuat suasana berubah. Terlihat keresahan, ketakutan, dan ragu di mata Junmyeon.

"Yeobo, kita sudah terlanjur janji pada Junkyu. Kalau kita membatalkannya, Junkyu pasti akan sangat sedih. Biarlah tahun ini dia merayakan ulangtahunnya di luar seperti yang sudah dia impikan," ucap ny.Kim.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang