25

375 37 0
                                    





Di dalam kamar yang hanya diterangi oleh sinar bulan dari sisa ventilasi yang terbuka, Haruto masih belum tertidur.

Dirinya kini sedang menatap langit-langit kamar, mengingat kembali perdebatannya dengan Park Jeongwoo beberapa jam lalu.

Bohong kalau Haruto tak terkejut oleh Jeongwoo yang tiba-tiba menuduhnya. Sekarang ia mempertanyakan darimana Jeongwoo bisa berpikir seperti itu?

Apakah Kim Junmyeon yang memberitahu Jeongwoo? Karena sikap dingin Jeongwoo mulai Haruto rasakan ketika Jeongwoo kembali dari perjalanan bisnis bersama Junmyeon.

"Tersisa lima hari lagi," gumam Haruto kala mengingat hari dimana ia akan kembali beraksi.

Perlahan kelopak mata Haruto tertutup dan dalam waktu beberapa detik, kelopak mata itu kembali terbuka, menampilkan dua buah hazel yang kini menyorot dingin.

"Berani kau halangi jalanku, kau juga akan kubuat berakhir seperti mereka, Park Jeongwoo."




~oOo~



Sejak kejadian di sore hari kemarin, Junkyu menjauh dari Jeongwoo. Berkali-kali Jeongwoo mencoba mengajak Junkyu bicara, tapi jawaban Junkyu selalu sama.

"Minta maaf lebih dulu pada Haruto, baru aku mau bicara denganmu," ucap Junkyu.

Jeongwoo menggelengkan kepalanya. Sampai kapanpun ia tidak akan sudi meminta maaf pada orang yang jelas-jelas berpotensi membahayakan nyawa Junkyu.

"Agassi," panggil Jeongwoo. "Anda ingat anda pernah berkata ada seekor anak kambing di antara seratus anak domba, kan?"

Junkyu berhenti berjalan. Tubuhnya perlahan berbalik, menghadap ke arah Jeongwoo yang berdiri di belakangnya.

"Saya rasa orang itu adalah Park Haru. Dia orang baru di tempat ini, tidak menutup kemungkinan dia memiliki rencana buruk pada anda. Sejak awal saya curiga dengan dia. Saya takut dia menjadi sosok yang sama seperti..." lidah Jeongwoo mendadak kelu, membuat perkataannya berhenti di tengah jalan.

"Seperti Noa?" tanya Junkyu.

Kedua mata Jeongwoo membulat terkejut walaupun memang benar yang dia maksud adalah Kazama Noa, mendiang kekasih Junkyu.

"Park Jeongwoo..." Jeongwoo yang merunduk segera mengangkat wajahnya lagi sehingga ia bisa melihat Junkyu sedang berjalan mendekat, "Apa aku pernah mencurigaimu seperti kamu mencurigai Haruto?" tanya Junkyu.

Gelengan kepala Jeongwoo berikan.

"Jika alasan yang menjadi dasar tuduhan kamu adalah takut Haruto menjadi Noa kedua, maka seharusnya kamu curigai diri kamu sendiri. Kamu datang setelah Noa merusak semuanya. Bukan tidak bisa aku menuduhmu seperti kamu menuduh Haruto," ujar Junkyu.

"Agassi, saya berbeda... Saya tidak pernah sedikitpun berniat ingin melukai anda."

"Kalau begitu tunjukan padaku bukti yang kuat bahwa Haruto benar-benar ingin mencelakaiku," balas Junkyu cepat.

Tatapan mata yang Junkyu layangkan membuat Jeongwoo membuang pandangannya ke arah lain. Jeongwoo tarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghelanya.

"Saya tidak punya. Saya hanya curiga pada dia karena dia orang baru di hidup anda," ucap Jeongwoo setengah lirih.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang