Tengah malam Haruto kembali ke mansion Kim. Selama kakinya berjalan menuju kamar, pikiran Haruto masih berlabuh akan perkataan Asahi di rumah sakit.
Apa yang ingin diberikan pria itu padanya sebagai upah? Dan untuk apa juga dia memintanya untuk mencari tahu lebih dalam tentang keluarga Kim?
Saat melewati ruang santai, Haruto tiba-tiba berhenti berjalan. Sepasang mata elangnya menatap lurus ke arah piano, dimana Kim Junkyu duduk tanpa memainkan alat musik tersebut.
Mengingat kejadian yang terjadi pagi tadi membuat Haruto segera menghampiri Junkyu.
"Agassi," panggil Haruto.
Suara berat nan serak itu sukses mengalihkan perhatian Junkyu dari tuts piano. Dahinya lantas mengerut karena melihat Haruto kini berdiri di depannya.
"Saya ingin meminta maaf atas apa yang terjadi tadi pagi. Saya mengaku saya salah untuk–"
"Lupakan saja." Haruto berhenti usai Junkyu memotong ucapannya.
Didapati Haruto, putri Kim Junmyeon itu kembali menatap tuts piano. Rambut indahnya yang biasa tergerai kini ia ikat satu ke belakang, sehingga memudahkan Haruto untuk melihat raut wajah sosok di depannya.
"Kalau begitu, saya pamit undur diri. Terimakasih untuk maafnya, agassi," ucap Haruto lagi.
Setelah membungkukan badan, Haruto berbalik lalu kembali berjalan. Langkah demi langkah yang dilalui Haruto mengundang Junkyu untuk menatap punggung lebarnya.
Kedua mata Junkyu menyendu ketika Haruto sudah tak lagi terlihat. Perlahan Junkyu menoleh ke arah piano peninggalan mendiang ibunya, lalu menyandarkan kepalanya di atas tuts piano.
~oOo~
Hari telah berganti, menandakan rutinitas setiap hari kembali dijalani. Namun hal itu tak berlaku untuk Kim Junmyeon. Pengusaha sekaligus anggota dewan politik tersebut tidak akan mengawali harinya hari ini dengan rutinitas biasa.
Junmyeon justru mengundang Choi Hyunsuk, calon menantunya untuk datang ke tempat yang sudah ia siapkan. Tidak hanya itu, Junmyeon juga telah mengundang tamu undangan penting lainnya untuk membahas perihal penting.
"Hyunsuk, kau sudah tahu bukan kalau putriku saat ini sedang tidak aman?" Junmyeon bertanya pada Hyunsuk, dimana pria bermarga Choi itu duduk di hadapannya.
"Ya, paman. Aku tahu," balas Hyunsuk.
"Karena itu, setelah saya renungkan semua yang terjadi, saya putuskan untuk menunda pernikahan kalian," ungkap Junmyeon.
Pengakuan Junmyeon tentu mengejutkan Hyunsuk. Berbagai rencana sudah ia susun dan akan ia jalankan setelah dirinya resmi menjadi suami Junkyu. Tapi apa ini? Ayah Junkyu berniat menunda pernikahannya dengan Junkyu?
Menyadari ekspresi Hyunsuk, Junmyeon pun menghela nafasnya. "Saya tahu keputusan ini cukup memberatkanmu. Tapi ini demi keselamatan Junkyu, putri semata wayang saya. Kalau kita tidak menunda pesta pernikahan kalian, besar kemungkinan para pembunuh itu akan mengincar Junkyu di hari pernikahan kalian," tutur Junmyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eagle and Marigold
Fiksi Penggemar[Cerita ini merupakan remake dari book THE EAGLE. Seluruh konflik sama, tetapi sebagian besar tokoh berubah) Eagle merupakan julukan untuk seorang pembunuh bayaran profesional bernama Watanabe Haruto. Terlahir dari keluarga bahagia, Haruto menjadi...