13

352 43 4
                                    




Pertengahan malam, Haruto terbangun dari tidurnya. Kedua netranya yang masih terlihat mengantuk, melirik ke arah jam dinding.

Jam 12 malam.

Karena haus yang cukup berat, Haruto terpaksa bangun dari ranjangnya. Segelas air putih yang biasa ia letakan di atas meja nakas telah tandas isinya. Mau tidak mau, Haruto harus mengisi ulang gelas tersebut di dapur.

Suasana mansion Kim di tengah malam tidak gelap. Seluruh lampu selain lampu yang ada di kamar masih menyala. Hanya saja, sudah tidak terlihat manusia berlalulalang disana.

Haruto tidak takut dengan suasana sepi mansion ini. Karena itu Haruto tetap berjalan dengan santai menuju dapur.

Setibanya disana, Haruto pun segera mengisi gelasnya dengan air mineral, lalu meminumnya sampai habis.

Setelah rasa haus menghilang, Haruto mengisi gelasnya lagi, kemudian berbalik badan untuk kembali ke kamarnya.

"Sajangnim, anda yakin Eagle ada di acara tersebut?"

Langkah Haruto terhenti disaat telinganya menangkap suara Song Minho. Sontak Haruto menoleh, lalu bergerak cepat untuk bersembunyi dibalik pilar ketika melihat Minho dan Junmyeon sedang berjalan berdua.

"65%, dugaan saya masih sebesar itu," balas Junmyeon.

"Bagaimana anda bisa menebaknya? Anda tidak mungkin hanya mengandalkan dugaan saja, kan?" balas Minho.

Haruto semakin menajamkan pendengarannya. Ia juga ingin tahu darimana Junmyeon bisa menebak teman-temannya secara hampir akurat.

"Minho, kau tahu bukan acara sepenting itu tidak mungkin tidak mengundang orang-orang berbahaya?" Junmyeon bertanya, membuat Minho seketika mengangguk.

Setelah itu, Junmyeon kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang utama, membuatnya sedikit demi sedikit menjauh dari pilar tempat Haruto bersembunyi.

"Saya membayar beberapa orang untuk menjaga titik-titik yang berpotensi menjadi tempat dimana para pembunuh itu beraksi. Dan berhasil, mereka memberi laporan pada saya bahwa ada seorang yang mencurigakan masuk ke dalam gedung yang ada di arah timur tempat acara kita berlangsung. Sementara anggota yang lain mengatakan ada seorang yang memasuki area sepi di arah barat. Semua pekerja yang ada di gedung tempat acara juga berada di dalam kendaliku. Mereka memberi laporan bahwa mereka baru saja menerima satu pelayan baru," ungkap Junmyeon.

Kedua mata Haruto terbelalak kaget mendengar alasan bagaimana Junmyeon bisa menebak dimana keberadaan Asahi, Yoshi dan Jaehyuk. Ia terkejut dengan fakta bahwa Kim Junmyeon diam-diam sudah menyiapkan banyak hal.

"Lalu bagaimana dengan satu orang lagi? Anda bilang ada 4 orang yang turun dalam aksi penyerangan itu," tanya Minho.

Junmyeon tersenyum tipis lalu menghela nafasnya. "Kim Junkyu... Dia yang memberitahu saya," ungkapnya.

Lagi, Haruto terkejut oleh pengakuan Junmyeon.

Apa katanya tadi? Junkyu juga tahu ada seseorang yang berencana mencelakainya? Terlebih lagi orang yang Junkyu ketahui adalah orang yang tidak bisa Junmyeon tebak.

Dimana orang itu tak lain adalah dirinya, Watanabe Haruto yang sedang bersandiwara sebagai Park Haru.

"Junkyu-agassi? Tapi bagaimana bisa?" balas Minho yang tampaknya sama terkejutnya seperti Haruto.

"Minho, apa kau lupa kalau Junkyu itu sangat peka dengan lingkungan sekitarnya? Dia juga perasa yang handal dan semua kecurigaan serta kekhawatirannya selalu terbukti nyata," ucap Junmyeon.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang