30

466 46 0
                                    



Gedung tempat pesta pertemuan para pengusaha kini telah menjadi gedung berdarah. Sepanjang lorong di setiap lantainya, selalu ada setidaknya satu tubuh yang tak lagi bernyawa tergeletak.

Di antara semua bagian dalam gedung ini, ruang dimana pesta diadakan lah yang menjadi tempat paling mengerikan. Tidak hanya satu atau dua orang yang tak lagi bernyawa disana, melainkan puluhan orang.

Mereka yang berhasil keluar dari gedung kini menangis histeris. Tangis mereka semakin kencang kala puluhan polisi turun dengan membawa kantung jenazah.

Di antara mereka semua yang menangis, hanya So Junghwan yang terlihat tak berduka sama sekali. Pria Kim itu hanya menatap datar pada kantung mayat yang ia yakini berisi ayahnya.

"Akhh..." Junghwan meringis saat merasakan sakit di kakinya.

Junghwan menunduk, menatap kakinya yang terluka karena tertembak. Junghwan sengaja melukai dirinya sendiri agar dapat berperan sebagai korban sehingga pihak tentara tidak mencurigainya.

Usahanya pun sukses. Junghwan berhasil dibawa keluar tanpa dicurigai sedikitpun karena ia menunjukan luka tembakan di kaki kirinya.

Sekarang yang Junghwan pikirkan adalah Haruto. Apakah pria itu sudah menyelesaikan tugasnya? Atau dia masih mencari keberadaan Junkyu?

Kuharap kau sudah membunuh Junkyu batin Junghwan.

Sementara itu, Haruto tampak berlari tergesa-gesa dengan Junkyu di punggungnya. Luka tembak dipundak Junkyu telah Haruto ikat dengan kemejanya, berharap dapat menahan darah yang keluar dari sana.

Usaha Haruto hingga berhasil keluar dari gedung tidaklah mudah. Haruto harus memutar otaknya, mencari jalan lain agar tidak bertemu dengan para tentara yang sepertinya masih memeriksa gedung.

Sampai di luar, Haruto bergegas menuju jalan raya. Haruto ulurkan tangannya ke depan, bermaksud menghentikan Taxi yang kebetulan lewat.

Saat mobil itu berhenti, Haruto pun segera membuka pintu lalu memasukan Junkyu lebih dulu ke dalam.

"Tolong antar saya ke rumah sakit terdekat!" perintah Haruto.

Sang supir Taxi yang melihat kondisi Junkyu pun tanpa berkata apa-apa langsung mengangguk dan mempercepat laju mobilnya.

Sementara itu, di arah timur gedung yang cukup sepi, So Junghwan duduk bersandar pada tiang lampu.





~oOo~






"Jihoon! Jihoon!"

Pada lorong rumah sakit, Mashiho tampak berlari menuju tempat dimana suaminya berada. Air mata sudah membanjiri wajah cantiknya sejak setengah jam yang lalu ketika ia merima kabar bahwa Jihoon dilarikan ke rumah sakit.

Menyadari kedatangan Mashiho, Yoonbin yang sedang berdiri di depan ruang tempat Jihoon ditangani pun terkejut.

"Mashi!" panggil Yoonbin.

Eagle and MarigoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang