Zanna sudah siap, begitupun dengan Aksa yang sudah menunggu didalam mobil. Tidak ada yang mengetahui kepergian mereka kecuali para pelayan yang membantu menyiapkan pakaian untuk mereka berdua.
"Aksa, maaf membuatmu menunggu lama"ucap Zanna sembari duduk disamping Aksa.
"Tidak apa, jika sudah kita jalan sekarang"jawab Aksa.
Zanna mengangguk sembari memakai seatbelt nya, "sudah"
Aksa menoleh lalu terkekeh, "seatbelt mu terbalik"ucapnya kemudian beranjak membenarkannya
Zanna terperanjat lalu memundurkan wajahnya membuat Aksa menoleh kearahnya.
"Kamu bahkan berpikir aku akan mencium mu disaat aku hanya ingin membenarkan seatbelt mu"ucap Aksa kemudian kembali ke tempat duduknya.
"Aku hanya terkejut karena kamu tiba-tiba"jawab Zanna.
"Benarkah? Bukannya kamu yang mesum?"tanya Aksa.
Zanna mendengus lalu mendelik kearah Aksa. Tanpa pikir panjang, Aksa pun melajukan mobilnya untuk segera keluar dari area mansion. Mata Zanna berbinar saat ia melihat banyak sekali pepohonan yang tumbuh dipinggiran jalan menuju gerbang besar mansion itu.
"Pohon-pohon ini terawat dengan baik"gumam Zanna.
Aksa menoleh kearah jendela yang sedang ditatap Zanna, kemudian kembali fokus menyetir. Hingga seorang penjaga membukakan gerbang besar didepannya, mata Zanna kembali berbinar melihat itu.
"Kenapa aku baru menyadari kalau gerbang itu sangat besar?--ah...bukankah ini ketiga kalinya aku melewati jalan ini? Jadi wajar saja aku baru menyadarinya"gumam Zanna lagi.
Aksa hanya bisa diam dan mendengarkan secara seksama celotehan demi celoteh yang dikeluarkan oleh Zanna. Gadis itu tampak bahagia saat dirinya bisa kembali berada diluar, selama ini ia bosan karena terus berada didalam mansion.
"Aksa, kenapa ada mobil yang mengikuti kita?"tanya Zanna saat matanya melihat mobil hitam melaju mengikuti arah mereka pergi.
"Itu mobil pengawal, aku yang memerintahkan mereka untuk ikut dan berjaga"jawab Aksa.
"Memang nya kenap---ah iya, aku hampir saja melupakannya"ucap Zanna membuat Aksa menoleh.
Zanna lupa jika terakhir kali ia keluar mobil yang dinaikinya dibuntuti oleh para penagih hutang dan mungkin saja Aksa ingin melindungi aset berharganya.
"Oh ya, mobil mu yang tergores pisau waktu itu kemana? Apa kamu sudah memperbaikinya?"tanya Zanna.
"Sudah ku buang"jawab Aksa dengan ringan.
"Apa?! Kenapa kamu membuangnya? Bukannya itu hanya goresan dan masih bisa untuk diperbaiki?"tanya Zanna.
"Aku bisa membeli yang lebih mahal"jawab Aksa.
Zanna berdecih, "dasar sombong"cibirnya dalam hati.
Setelah beberapa saat, mobil mereka pun sampai di basement sebuah puat perbelanjaan yang terbesar dikota itu. Ini adalah kedua kalinya Zanna datang ke tempat seperti ini bersama Aksa, dan ingatannya kembali pada kejadian dimana ia menjadi bahan perbincangan orang-orang yang mengenal Aksa.
"Aksa, kenapa kamu begitu terkenal?"tanya Zanna tiba-tiba.
Aksa tidak menjawab, ia hanya fokus untuk memarkirkan mobilnya pada parkiran yang tersedia dan tidak peduli dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Zanna.
Ia segera turun dan membukakan pintu untuk Zanna. Para pengawal pun segera menghampiri mereka berdua.
"Apa tugas kami, tuan?"tanya salah satu pengawal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authoritarian Man
RomanceBagaimana rasanya hidup dengan pria yang otoriter? Baca cerita ini untuk tau kelanjutannya😉 Di publish pada tanggal 05/11/2022