sang mantan

396 38 0
                                    

4 hari berlalu. Aksa dan Zanna sudah siap untuk keberangkatan mereka menuju Bali pagi ini.

Ditemai Adara didalam kamarnya, Zanna terus mengungkapkan kekhawatirannya.

"Zan, gue salut sama lo" ucap Adara.

"Kenapa?" Tanya Zanna.

"Lo bisa bertahan sampai detik ini, pasti gak mudah" jawab Adara.

Zanna menghela, "semuanya gue lakuin supaya ayah bisa sembuh, gak harus dia anggap gue anaknya. Asalkan dia bisa hidup dengan tenang itu udah jadi salah satu tujuan gue"

"Lo keren!" Ucap Adara lalu berhambur memeluk Zanna dengan sangat erat.

Dari dulu hingga saat ini, Adara memang sangat peka terhadap sahabatnya ini. Sejauh ini tidak ada satu rahasia pun yang tidak diketahui oleh Adara, begitupun sebaliknya.

Meski awalnya mereka saling menyembunyikan perihal hubungan masing-masing, kini mereka sudah saling terbuka.

Zanna sudah tau kalau hampir setiap malam Kanaka dan Adara melakukan hal yang seharusnya belum mereka lakukan untuk saat ini dengan menggunakan pengaman, yaitu bercinta.

Dan Adara juga tau mengenai semua perjanjian yang dibuat antara Aksa dan Zanna tanpa terkecuali.

"Kalian hati-hati dijalan ya, kabarin gue galau udah sampai Bali" ucap Adara.

"Iya, lo juga. Gue titip semuanya" jawab Zanna.

Adara terkekeh lalu mengangguk. Keduanya pun segera turun untuk menemui Aksa dan Kanaka yang sudah menunggu diruang tamu.

"Sudah siap?" Tanya Aksa.

Zanna mengangguk, "sudah, kamu bagaimana?"

"Sudah juga" jawab Aksa.

"Dara, aku akan mengantat mereka ke penerbangan. Kamu mau ikut atau tetap di mansion?" Tanya Kanaka.

"Aku ingin ikut" jawab Adara.

"Baiklah, kalau begitu kita berangkat saja sekarang" ucap Kanaka.

Setelah itu mereka bergegas memasuki mobil yang dikendarai oleh Tono.

Sesampainya di bandara, mereka saling berpelukan satu sama lain sebagai tanda perpisahan sementara.

"Jaga dirimu disana ya, beri aku kabar jika Aksa melakukan hal yang tidak baik padamu" ucap Kanaka dalam pelukannya.

"Iya, Kana. Aku juga ingin menitipkan teman ku, tolong jaga dia dan ingatkan dia untuk menjaga pola makannya" jawab Zanna sembari tersenyum.

Adara mendelik lalu menatap Aksa, "jangan biarkan dia menangis dikamar mandi"

Zanna sontak membulatkan matanya lalu memukul lengan Adara pelan.

"Sebaiknya kita pergi sekarang" ucap Zanna.

Aksa mengangguk lalu spontan menggenggam tangan Zanna hingga membuat Adara kembali mendelik.

"Yasudah, kita pergi dulu" ucap Aksa.

Kanaka menepuk bahu Aksa beberala kali, "baiklah, hati-hati dijalan dan kabari aku jika sudah sampai. Mengerti?"

"Iya, aku mengerti. Kabari aku juga jika ada pekerjaan yang mendesak" ucap Aksa.

"Baik" jawab Kanaka.

Aksa dan Zanna pun bergegas masuk sambil menyeret koper mereka. Masing-masing diantara mereka hanya membawa 1 koper saja atas perintah Aksa.

Setelah memastikan jika Aksa dan Zanna masuk, Kanaka dan Adara segera beranjak untuk kembali ke perusahaan mereka.

"Karena hari ini pekerjaan ku tidak begitu banyak, jadi aku akan membantu mu di butik" ucap Kanaka sembari fokus menyetir.

Authoritarian Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang