Pagi ini Aksa sedang merapikan ruangannya. Semalaman ia tidak tidur karena harus tetap menyelesaikan pekerjaan untuk pekan depan. Sementara itu didalam paviluin Arion, Adara dan Kanaka yang sedang tertidur tanpa busana diatas ranjang berukuran king size.
Yang terjadi semalam benar-benar tidak direncanakan oleh mereka. Melainkan terjadi begitu saja karena ketidaksadaran keduanya.
Adara terbangun saat merasakan benda hangat mengusap-usap punggungnya. Matanya mengerjap saat melihat siluet seseorang didepan wajahnya. Sisa mabuk semalam membuat matanya berkunang-kunang.
"Ehmm...selamat pagi" suara parau itu sontak membuat Adara mendorong tubuh kekar itu.
"Arrghh" Adara memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.
"Dara, kamu baik-baik saja?" Tanya Kanaka yang langsung memegang bahu Adara.
"Jangan sentuh aku!" Pekik Adara sembari menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Kenapa?" Tanya Kanaka.
"Kamu masih bertanya kenapa?! Harusnya aku yang bertanya! Kenapa kamu lakukan ini padaku?!" Jawab Adara.
"Adara, dengarkan aku. Semalam kita mabuk, kamu ingat? Lalu kamu mencium ku lebih dulu" jelas Kanaka.
"Apa maksud mu?! Mana mungkin aku mencium mu lebih dulu!" Jawab Adara.
"Adara, tenang.." ucap Kanaka.
Adara segera menangkup wajahnya dengan kedua tangan kemudian menghela cukup berat.
"Kenapa kamu bisa ingat? Bukankah kamu juga mabuk?" Tanya Adara.
"Aku minum tapi tidak sampai mabuk. Jika kamu ingat, dalam 1 botol aku hanya minum setengahnya dan 1 botol lagi kamu menghabiskannya sendiri" jawab Kanaka.
Adara menggelengkan kepalanya, "arrghh kenapa aku tidak ingat?!"
Kanaka terkekeh, "tapi aku suka adegan semalam-----"
"Diam!"
"----aku kira kamu orang yang sangat agresif, tapi ternyata kamu cukup pemalu saat sedang diranjang" lanjut Kanaka.
"Kanaka aku bilang diam!" Pekik Adara dengan wajah yang sudah sangat memerah.
Kanaka terkekeh lalu membenarkan posisinya untuk terduduk dihadapan Adara dan kedua tangannya menangkup bahu Adara.
"Baiklah, maaf jika aku lancang..tapi kamu yang memaksa untuk masuk semalam----"
"Kanaka, ku mohon" sela Adara kembali menangkup wajahnya sambil menunduk.
"----tapi aku mengeluarkannya diluar kok, kamu tidak perlu khawatir" lanjut Kanaka.
"Sudah! Hentikan! Untuk yang saat ini aku maafkan, tapi aku tidak ingin hal seperti ini terulang lagi" ucap Adara.
"Kenapa? Apa kamu tidak menyukai gaya kasur ku?" Tanya Kanaka.
"Astaga! Kanaka, ku mohon"
"Lalu kenapa?" Tanya Kanaka.
"Sudah. Aku mau mandi, menyingkirlah!" Jawab Adara sembari menarik selimut yang menutupi tubuh Kanaka.
"Aku sudah melihat semuanya semalam, kenapa kamu harus menutupinya?" Ucap Kanaka.
"Bisa kamu hentikan tidak?" Tanya Adara.
"Ya memangnya kenapa sih? Aku kan hanya bertanya, kan memang benar aku sudah melihatnya. Bahkan aku mencicipi nya----"
"Aku malu jika kamu terus membicarakan itu!" Sela Adara lalu segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Saat membuka selimuta, ia melihat bercak darah menempel pada selangkangan dan beberapa bagian kakinya. Hatinya mencelos, ia hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apapun lagi karena semuanya sudah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authoritarian Man
RomansaBagaimana rasanya hidup dengan pria yang otoriter? Baca cerita ini untuk tau kelanjutannya😉 Di publish pada tanggal 05/11/2022