Aksa Delvin Arion, laki-laki single berusia 27 tahun baru saja keluar dari club yang sangat menyesakan dengan sebatang rokok yang berasap ditangan sebelah kanannya. Ia berjalan sambil sesekali menyesap rokok itu menuju mobil sport hitamnya yang terparkir dilarkiran khusus mobil mewah didepan club tersebut.
BRUKK
Aksa terhuyung kesamping saat seseorang tiba-tiba saja menabrak dirinya. Seorang gadis dengan pakaian lusuhnya sedang terlihat ketakutan dengan napas yang terengah-engah. Ia menarik tangan Aksa lalu membawanya masuk kedalam mobil Aksa tanpa izin.
"M-maaf, tolong aku sebentar saja"ucap gadis itu dengan tubuh yang menunduk.
Aksa hanya diam memperhatikan wajah gadis didepannya ini yang tertunduk dengan peluh yang membasahi kening mulusnya.
Tiba-tiba beberapa orang laki-laki dengan tubuh besar berhenti didekat mobil Aksa lalu menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan seseorang, lalu kembali pergi saat dirasa yang mereka cari tidak ada disekitaran sana.
"Apa mereka sudah pergi?"tanya gadis itu.
Aksa mengangguk, "sudah"jawabnya dengan suara yang berat.
Gadis itu mengangkat kepalanya lalu menatap punggung para lelaki itu yang sudah menjauh pergi.
Dengan segera ia bergegas keluar lalu membungkukan tubuhnya didepan pintu.
"Terimakasih"ucapnya lalu kembali pergi kearah dimana ia berlari tadi.
Aksa menghela lalu ia menyesap kembali rokok ditangannya. Ia mengernyit saat menyadari api yang ada dirokok itu sudah padam. Ia pun kembali mendongak melihat gadis itu, tapi sayang dia sudah kembali menghilang.
-----
"Shhhh awww"ringis seorang wanita dari dalam kamar mandi rumahnya.
Ia terlihat sedang mengoleskan alkohol dengan menggunakan kapas putih. Kulit putih mulusnya terluka mengenai sebuah rokok yang entah kapan menyentuh kulitnya itu.
"Semua ini gara-gara om gila itu, kulit gue jadi luka"cibirnya.
Zanna Kirania, gadis berusia 20 tahun yang sedang dikejar-kejar oleh para pengawal depkolektor yang menagih hutang puluhan juta milik ayahnya. Sedangkan sang ayah sudah pergi entah kemana.
DRRRTT DRRTTT
Zanna menoleh kearah ponselnya bergetar memperlihatkan kontak sahabatnya yang menelpon.
"Ra, ada apa?"
"Zan, gue udah nemuin tempat yang cocok buat lo..lo juga bisa sambil cari-cari kerja disana"suara gadis bernama Adara itu terdengar setelah Zanna mengklik tombol loud speaker.
"Kasih tau gue dimana"jawab Zanna.
"Gue kirim via chat ya, biar lo bisa santai lihat-lihatnya"
Zanna mengangguk, "kirimin deh"
"Ok, sebentar"
Tidak berselang lama, beberapa pesan masuk dari kontak Adara. Lalu ia lihat beberapa pesan itu yang berupa gambar dan alamat.
"Thanks Ra, gue lihat dulu ya"
"Ok Zan, semoga keadaan lo lekas membaik ya"
"Iya Ra, semoga"
Panggilan itu pun terputus lalu Zanna dengan cepat kembali mengobati lukanya. Ditutupnya luka bakar yang kecil itu dengan kapas putih yang sudah dibaluri obat merah lalu ia beranjak kembali memasuki kamar tidurnya. Direbahkan tubuhnya dikasur kecil miliknya lalu membuka kembali pesan yang dikirimkan oleh Adara beberapa waktu lalu.
"Emang kadang-kadang lo Ra, kasih harga sewa kosan mahal-mahal gini"gumam Zanna lalu kembali menaruh ponselnya disamping tubuhnya.
Zanna memejamkan matanya untuk segera terlelap. Ia sangat lelah hari ini, ditambah dengan kejadian ia harus bertemu dengan orang-orang berbadan besar dan berlari cukup jauh dari kediamannya.
Semakin lama ia pun mulai terlelap dan masuk kedalam alam mimpi secara otomatis.
Diruang kerja nya Aksa sedang tertidur dengan kepala mendongak. Ia tampak gelisah dalam tidurnya, hingga seseorang datang dan menyadarkannya.
"Bos, bangun bos"ucap seorang lelaki bertubuh tinggi yang membangunkan Aksa.
".....jangan pergi.....abang mohon jangan pergi....."gumam Aksa.
Lelaki dihadapannya semakin khawatir, ia pun mengguncang tubuh Aksa hingga ia kembali tersadar dari mimpi buruknya.
"Lo mimpiin apa lagi?"tanya lelaki itu.
Aksa mendongak lalu menggelengkan kepalanya.
"Sebentar, gue ambilin lo minum dulu"ucapnya lalu bergegas keluar untuk mengambilkan Aksa minum.
Didalam ruangan itu Aksa memijat pelipisnya. Kepalanya pening sekali. Lelaki itu kembali dengan segelas air putih ditangannya lalu ia letakan diatas meja milik Aksa.
"Lo minum dulu"ucapnya.
Aksa pun meminum segelas air itu lalu kembali menyandarkan punggungnya.
"Lo mending pulang deh Sa"ucap lelaki itu yang nampak masih sangat khawatir.
"Lo mau ngelihat gue tiap malam ke bar?"tanya Aksa dengan suara baritonnya.
"Enggak. Ya maksud gue lo tidur disini pun gak tenang"jawabnya.
Aksa menggelengkan kepalanya, "cariin gue apartemen deket sini aja"
Lelaki itu menghela, "baik, bos"
"Harus sesuai kriteria gue"sela Aksa.
"Ok, lo tenang aja"jawab lelaki itu.
"Oh ya, gue mau kasih lo tugas"ucap Aksa.
"Apa tuh?"tanya lelaki itu penasaran
"Cari seorang gadis buat gue"ucap Aksa.
Lelaki bernama Kanaka Gilang Aditya itu nampak terkekeh.
"Yaelah, kenapa lo kasih tugas itu ke gue? Bukannya lo bisa cari sendiri?"tanya Kanaka.
"Kali ini beda...gue pengen lo cari dia"jawab Aksa dengan air wajah yang serius.
"Dia? Siapa maksud lo?"tanya Kanaka bingung.
"Cewek dengan rambut hitam sepunggung, tinggi badannya kira-kira 160cm, dia gak gendut dan gak kurus juga"jelas Aksa.
"Ya Tuhan, kemana gue harus cari cewek yang sesuai sama ciri-ciri lo, sedangkan lo gak kasih gue foto apapun?"tanya Kanaka.
Aksa hanya diam, enggan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Sekertaris sekaligus sahabatnya itu.
"Gue pulang ke apartemen malam ini"ucap Aksa sembari bangkit dari duduknya.
"Haa?!"Kanaka dengan panik segera membuka ponselnya dan mencari apartemen yang cocok untuk sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authoritarian Man
RomansaBagaimana rasanya hidup dengan pria yang otoriter? Baca cerita ini untuk tau kelanjutannya😉 Di publish pada tanggal 05/11/2022