2 tahun telah berlalu.
Tepat ditahun ini, Zanna dan Aksa sedang dibuat pusing untuk memilih sekolah yang benar-benar bagus untuk Rasya, anak pertamanya.
Seperti yang sudah diberitahu sebelumnya, anak kedua Zanna dan Aksa adalah perempuan yang diberi nama Riona Shreya Megumi, kini usianya sudah menginjak 1 tahun 10 bulan.
Aksa juga secara resmi mengganti nama belakang Rasya menjadi Rasya Arion Bastara dengan sebelumnya Rasya Rion Bastara. Untuk Riona, itu adalah kebalikan dari nama Arion.
----
Malam hari, sekitar pukul 07:00 malam. Aksa yang baru saja kembali dari pekerjaannya dibuat sangat rindu dengan gadis mungilnya yang sedang bermain dengan bonekanya dibalik tubuh sang ibu.
Aksa memasuki kamar dan spontan berlari kearah kasur, menciumi dan memeluk gadis kecilnya dengan penuh kasih sayang.
Sedangkan disampingnya, sang ibu sedang dibuat bingung dengan berkas-berkas berisikan data setiap sekolah yang sudah berhasil dikumpulkan oleh Kanaka. Ya, Kanaka bukan Aksa.
"Jadi, mana yang kamu pilih?" Tanya Zanna pada Aksa yang sedang sibuk menciumi Riona.
"Yang mana saja sayang, aku mengikuti pilihan mu" jawab Aksa.
"Ih, tidak bisa seperti itu, Aksa. Aku sendiri bahkan tidak tau bagaimana rasanya bersekolah di sekolah internasional, mana bisa aku memilih mana sekolah yang bagus hanya berdasarkan keterangan namanya saja----"
"Disana kan sudah tercantum akreditasi sekolahnya, data guru-guru, pencapaian setoap sekolah per-satu tahun sekali. Yang memiliki point tertinggi, itulah yang harus kamu pilih" jawab Aksa.
"Tapi aku ingin datang langsung ke sekolah-sekolah ini" ucap Zanna.
"Itu akan menghabiskan banyak waktu, sayang ku. Ikuti saja apa yang aku katakan, ya?" Jawab Aksa.
Zanna mendengus, "pergi pilih sendiri saja. Aku mau mandi"
Zanna menyerahkan beberapa kertas yang ia genggam kepada Aksa secara kasar lalu bangkit dari kasur menuju kamar mandi.
Aksa pun melepaskan Riona dan beralih memeriksa setiap berkas yang ada ditangannya.
"Ibu mu itu payah, Ona. Masa memilih sekolah untuk kakak mu saja dia pusing?" Gumam Aksa.
"Apa---yah?" Tanya Riona dengan suaranya yang menggemaskan.
"Aku mendengarnya, Aksa!" Teriak Zanna dari dalma kamar mandi.
Disamping Aksa, Riona hanya bersenandung sembari menggenggam boneka kesayangannya membuat Aksa kembali merasa gemas dan menciumnya lagi, berturut-turut hingga kedua pipi Riona merah.
"Ayah! No--no" ucap Riona sembari menggerakan jari telunjuknya kekanan dan ke kiri.
Aksa terkekeh lalu mengecup puncak kepala Riona dengan lembut.
Keluar dari kamar mandi, Zanna menangkap Aksa yang sudah tertidur bersama dengan Riona didalam pelukannya.
Berkas yang tadinya berserakan diatas kasur pun sudah tertata rapi diatas nakas dan salah satu berkasnya tergeletak dibawah kaki Aksa yang ditutupi oleh selimut.
Zanna mengambil berkas itu, ia memeriksa kembali pilihan Aksa. Semuanya memang terlihat sempurna pada data yang tercantum pada berkas itu.
Tapi Zanna tetap takut jika sesuatu atau semacam hal perundungan terjadi pada Rasya di sekolahnya nanti.
"Aku sudah memastikan semua keadaan di sekolah itu aman, jadi kamu tidak perlu khawatir" ucap Aksa dengan mata yang terpejam dan suara yang berat.
"Apa kamu mengigau?" Tanya Zanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authoritarian Man
RomanceBagaimana rasanya hidup dengan pria yang otoriter? Baca cerita ini untuk tau kelanjutannya😉 Di publish pada tanggal 05/11/2022