perang dingin

504 46 0
                                    

Keesokan paginya, Aksa dan Kanaka bersiap untuk pergi menuju perusahaan. Sedangkan Adara dan Zanna sedang melakukan perang dingin dihadapan yayu.

"Kalian, kenapa sejak tadi aku tidak melihat kalian mengobrol?" Tanya yayu.

"Tidak apa, yayu" jawab Zanna.

"Eyang, apakah ada pekerjaan yang bisa aku lakukan?" Tanya Adara.

Yayu melirik ke arah Zanna, "siang ini akan ada orang-orang yang aku suruh untuk datang. Kamu bisa membantu Zanna memilihkan yang terbaik untuk pernikahannya"

"Baik, yayu" jawab Adara sembari membungkuk kecil.

Zanna menoleh ke arah yayu, "kalau begitu aku akan menunggu didalam kamar"

"Iya, Zanna" jawab yayu.

"Aku juga akan menyiapkan keperluan nona" tambah Adara.

"Baiklah, aku harap kamu memilihkan yang terbaik untuk pernikahan cucu ku" ucap Yayu.

Adara terdiam sejenak, kemudian mengangguk.

"Aku akan melakukannya" jawab Adara kemudian segera mengikuti Zanna menuju kamarnya.

Didalam kamar, keduanya masih saling diam. Adara yang sedang menyiapkan pakaian Zanna juga terlihat sangat fokus tanpa melirik kearah Zanna sedikit pun. Begitupun Zanna yang terlihat fokus pada ponselnya.

"Pakaian untuk bertemu dengan WO sudah saya siapkan, nona. Anda bisa kembali memanggil saya jika membutuhkan bantuan" ucap Adara dengan air wajah yang datar.

"Kenapa?" Tanya Zanna.

"Maaf, nona?"

"Kenapa ngomong kaya gitu sama gue?" Tanya Zanna.

"Anda kan cucu nya nyonya besar, mana berani saya berbicara lancang kepada anda" jawab Adara.

Zanna mengerutkan keningnya bingung, "ngomong apa sih lo?!"

Adara menghela, "sekali lagi maafkan saya, nona"

"Dar, lo marah sama gue?" Tanya Zanna.

Adara menatap kedua mata Zanna sangat lekat, kemudian mulai menarik nafas untuk menahan semua emosinya yang terpendam.

"Lo pikir gue gak marah kalau tau lo nerima tawaran Aksa gitu aja tanpa cerita ke gue?" Tanya Adara.

"Bukannya gue gak mau cerita, Dar---"

"Terus apa?" Sela Adara.

"Terakhir kali gue ngelanggar omongan Aksa gue diseret dari mobil sampai kamar, Dar. Gue gak mau kalau itu terjadi lagi" jawab Zanna.

Adara terdiam. Ia tidak menyangka jika kejadian seperti itu bisa terjadi pada sahabatnya ini.

"Kalian nikah kontrak, kan?" Tanya Adara.

"L-lo tau darimana?" Zanna balik bertanya.

"Gue lihat itu dengan jelas. Dan gue gak habis pikir sama isi otak lo, kenapa lo terima, Zan?" Ucap Adara dengan emosi yang berapi-api.

"Gak ada cara lain, Dar. Gue cuma mau bantu yayu yang selama ini udah banyak nolong gue ngelunasin semua hutang ayah" jawab Zanna.

"Tapi itu gak bakalan bikin hidup lo bahagia, Zan" ucap Adara.

"Gue tau, tapi ini cuma kontrak...gak akan lama, tahun depan gue sama Aksa selesai dengan kontrak itu" jawab Zanna.

"Lo dibayar berapa sih sama Aksa supaya mau ngelakuin ini?" Tanya Adara.

"Gue gak minta bayaran, Dar. Gue ngelakuin ini bener-bener buat yayu" jawab Zanna.

"Tapi dia pasti ngasih lo duit, kan?" Tanya Adara.

Authoritarian Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang