Zanna menatap wajah Aksa dengan penuh amarah. Sedangkan sebaliknya, Aksa menatap wajah Zanna dengan penuh penyesalan. Ia hendak keluar dari kamar itu, namun saat didepan pintu ia menatap Zanna.
"Aku harap kamu sudah puas dengan ini semua"gumam Zanna lalu memasuki kamarnya dan menutupnya rapat-rapat.
Zanna kembali menangis sejadi-jadinya didalam kamar itu. Sedangkan didepan kamarnya, Aksa senantiasa berdiri disana.
"Siap-siap, ke kantor"ucap Kanaka pada Aksa saat dirinya sampai di lantai 2 lalu kembali turun tanpa menunggu Aksa atau apapun jawaban dari lelaki itu.
Aksa menghela, lalu ia berjalan menuju kamarnya dan bersiap. Setelah bersiap, ia pun kembali turun untuk menemui yayu.
"Aku pergi dulu, eyang"ucapnya yang tidak mendapat jawaban dari yayu sama sekali.
Saat didalam mobil pun suasana terasa sangat canggung. Tidak ada percakapan sama sekali antara Aksa dan Kanaka.
"Maaf tuan, apa nona Zanna baik-baik saja? Saya agak khawatir dengan kondisi nona karena sempat melihatnya jatuh tadi"tanya pak Tono memulai percakapan.
"Zanna baik-baik saja, hanya mungkin butuh beberapa saat untuk kakinya yang terkilir itu sembuh"jelas Kanaka.
"Tidak dibawa ke dokter, tuan?"tanya pak Tono.
"Aku belum bisa membujuknya, mungkin jika keadaannya sudah membaik, baru"jawab Kanaka.
"Kasihan nona"ucap pak Tono.
"Tono, sudah dicek mobil mana yang perlu diservis?"tanya Aksa mengalihkan percakapan.
"Sudah tuan"jawab pak Tono.
"Jangan lupa untuk langsung dikerjakan"ucap Aksa.
"Baik, tuan..nanti sore saya kerjakan"jawab pak Tono.
Sesampainya di perusahaan, Aksa segera masuk kedalam kantornya. Sedangkan Kanaka hanya menunggu dimeja miliknya tepat didepan kantor Aksa.
Di sisi lain, Zanna terus mengurung dirinya didalam kamar. Para pelayan sudah beberapa kali mencoba untuk membujuk Zanna keluar tapi tidak bisa. Kunci kamar pun terus menggantung di knop pintu, membuat mereka tidak bisa membukanya menggunakan kunci cadangan dari luar kamar.
"Zanna...jika masih ingin sendiri tidak apa, yayu tidak akan memaksa mu untuk keluar kamar lagi. Tapi jika lapar buka saja pintu, pelayan sudah menyiapkan makanan untukmu didepan pintu ya"ucap yayu.
Zanna mendengarnya, tapi ia enggan untuk menjawab sepatah kata pun. Setelah berucap demikian, yayu pun kembali turun bersama dengan seorang pelayan yang membantu untuk mendorong kursi rodanya.
Diruangan kantornya Aksa terus termenung. Tiba-tiba saja ia memikirkan Zanna, dan semua hal yang pernah terjadi pada keduanya hingga detik ini. Ia memang jahat dan mengakui semua yang ia lakukan itu salah. Tapi kata 'maaf' memang sangat sulit keluar dari bibir tampannya
"Bos, meeting sudah selesai, kita bisa kembali ke mansion"ucap Kanaka.
"Bagaimana keadaan Zanna?"tanya Aksa sontak mendapatkan tatapan dari Kanaka.
"Kamu bertanya padaku, bos?"Kanaka balik bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Aku pikir yang hidup diruangan ini hanya kamu dan aku"jawab Aksa.
Kanaka berdeham, "Zanna masih belum mau keluar kamar, bahkan makanan yang sudah disimpan oleh pelayan didepan kamarnya pun belum disentuh sama sekali dari siang tadi"
"Aktif kan cctv diruangan itu lalu pantau dia"ucap Aksa.
"Sesuai perintah, bos"jawab Kanaka.
Aksa pun bangkit dan segera berjalan menunggalkan ruangannya bersama dengan Kanaka yang mengikuti dari belakang. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya membungkuk sopan lalu memberi jalan pada atasannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Authoritarian Man
Roman d'amourBagaimana rasanya hidup dengan pria yang otoriter? Baca cerita ini untuk tau kelanjutannya😉 Di publish pada tanggal 05/11/2022