7. Mencoba lebih baik

3.2K 255 44
                                    

Happy reading

Fares melirik Firna yang berbaring dengan mata yang masih setia terbuka menatap kosong lelangitan kamar mereka. "Na." Panggil Fares, Firna tidak menjawab ia justru membalikan badannya berbaring memunggungi Fares bersikap seolah-olah mengantuk.

"Dosa loh, Na, munggungin suami yang lagi ngomong." Ujar Fares.

"Aku ngantuk." Dua kata itu terdengar pelan ditelinga Fares. Pandangan Fares beralih pada sepiring makanan diatas nakas yang masih utuh tidak tersentuh sedikit pun.

Fares menghela nafas. "Jangan gini terus, Na. Udah tiga hari lu kaya gini gua gak masalah kalo lu nyuekin gua tapi lu harus sayang sama diri lu sendiri, lu gak makan begadang tiap hari itu bisa bikin kondisi lu makin drop." Ucap Fares bersila dengan wajah putus asa memandang kearah Firna.

Firna semakin memejamkan mata nya berusaha menulikan telinganya untuk tidak mendengar ucapan Fares. Dipeluknya dengan erat guling dalam dekapannya lalu membenamkan wajahnya disana.

"Gua tau lu ngedengerin gua, Na."

"Berisik, kak. Aku gak laper." Ucap Firna tanpa merubah posisi badannya yang masih memunggungi Fares.

"Lu nganggep gua suami lu gak, sih, Na?"

"Aku cum--"

"Percuma Na, percuma!! Lu mau Dino kembali terus gua harus gimana. Dino udah meninggal gak mungkin bisa hidup lagi, lu harus bisa terima kenyataan!!!" Ucap Fares frustasi.

Mendengar teriakkan Fares badan Firna bergetar kecil, isakan mulai terdengar dalam kamar yang hening itu. Rasa bersalah muncul begitu saja dalam benak Fares karna telah membentak istri nya.

Fares mengusap wajahnya kasar badannya bergeser lebih dekat pada Firna, menarik perlahan badan kecil itu dan memeluknya. "Maafin gua, Na. Gua gak bermaksud buat ngebentak tadi." Ucap Fares mengelus rambut Firna.

"Jujur gua Frustasi banget sekarang gua bingung harus apa, gua benar-benar hilang ide, Na. Gua gak mau lu terus-terusan terpuruk karna kepergian Dino, gini."

Fares diam sejenak dan didetik berikut nya ia kembali melanjutkan ucapannya. "Gua sayang sama lu, Na. Tolong jangan bikin gua khawatir." Ucapnya.

Firna semakin terisak dalam pelukan Fares."aku kangen baby Dino, kak." Lirih Firna dengan isakannya, tangannya mencengkram erat punggung Fares.

Fares mengendurkan sedikit pelukan nya menangkup pipi Firna menghapus jejak air matanya lalu berusaha menarik senyuman tipis saat menatap dalam manik mata indah didepannya itu. "Besok kita ke makam nya Dino, ya?" Ajak Fares. Dengan mata yang berkaca-kaca penuh air mata Firna menatap Fares lalu mengangguk.

"Sekarang lu makan ya, gua masakin mau?" Firna menggeleng pelan.

"Aku nggak laper."

"Jangan bilang gak laper, pilih makan suka rela atau gua cekokin?" Ujar Fares memberi pilihan pada Firna.

"Aku mau makan sate."

"Sate ayam?" Firna menggeleng.

"Sate kelinci."

Kening Fares mengkerut, dimana dirinya bisa mendapatkan sate kelinci di jam segini, dengan otak yang berpikir keras akhirnya Fares mendapatkan Jalan ninja nya. "Gua cari digofood dulu, ya." Firna mengangguk memperhatikan Fares yang sibuk meng-skrol layar ponselnya dengan serius.

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang