Fares menggertakan deretan gigi atas dan bawah nya saat mengetahui informasi yang baru disampaikan oleh Bagas.
Bisa-bisa nya Tessa hilang dari pemantauannya padahal Fares masih belum selesai dengan perempuan itu.
"Gue kesana sekarang!" Ucap nya langsung memutuskan sambungan telponnya dan bersiap untuk pergi.
"Harus nya gue abisin aja dia waktu itu." Gumam Fares seraya memakai jakek nya hendak pergi keluar kamar tapi Firna yang baru kembali dari dapur langsung menghadangnya.
Melihat penampilan suami nya Firna langsung bertanya. "Mau pergi kemana?."
"Aku mau kerumah Bagas." Jawab Fares tidak berterus terang.
"Ngapain?." Firna kembali bertanya karna jawaban Fares masih tidak jelas.
"Masalah Tessa." Fares sedikit ragu untuk memberitahu Firna tapi dia tidak mungkin menutupi nya.
Firna terdiam mimik wajah nya langsung berubah dia tidak suka apapun tentang perempuan yang hampir menghancurkan rumah tangga nya itu.
Lagipula kenapa Fares terus saja berurusan dengan nya?
"Gak boleh, aku gak izinin kakak pergi." Larang Firna berjalan melewati badan Fares lalu duduk di sofa kamar.
"Sebentar sayang." Fares berusaha membujuk tapi Firna mengalihkan pandangannya.
"Dia tiba-tiba ilang dan gak tau kemana, aku cuman takut nanti dia berbuat nekat." Ucap Fares berjongkok didepan lutut Firna.
"Berbuat nekat gimana?."
"Bagas nemuin surat yang isi nya tentang rencana balas dendam dia dan aku takut sasaran dia nanti ke kamu, jadi secepat mungkin aku harus nemuin dia biar langsung dimasukin ke penjara." Jelas Fares.
"Dia bisa senekat itu?." Fares mengangguk pelan.
"Aku gak mau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu dan bayi kita." Ucap Fares mengelus perut besar Firna.
Firna pasrah. "Yaudah, kak Fares hati-hati ya." Ucap nya mengelus lembut rahang tegas suami nya yang sudah ditumbuhi bulu-bulu halus.
Fares tersenyum. "Aku gak tau keberadaan dia sekarang dimana jadi untuk jaga-jaga selama aku gak ada kamu gak boleh keluar rumah dulu ya, dan siapapun orang yang dateng kamu harus cek dulu." Ucap Fares diangguki oleh Firna.
Bukan tanpa sebab Fares berbicara seperti itu dia cukup mengenal Tessa dan tidak bisa meremehkannya begitu saja dalam keadaan seperti ini Fares tidak tau apa yang perempuan itu pikirkan untuk membalaskan kemarahannya.
Firna mengantarkan Fares sampai kedepan pintu rumah mereka tangannya melambai mengiringi kepergian Fares dari sana.
Komplek perumahannya terbilang sangat aman dari hal apapun tapi Firna tetap harus berhati-hati dia segera menutup pintu rumah dan mengunci nya kembali.
"Semoga kita selalu baik-baik aja ya baby." Lirih Firna memandang pintu yang tertutup rapat.
*****
Fares menggeledah setiap sudut ruangan yang berantakan mencari petunjuk kemana pergi nya Tessa dia harus bisa menemukannya dan Fares yakin perempuan itu tidak akan bisa pergi jauh.
"Dia kayanya depresi banget Res." Ujar Bagas.
"Gue masih kasih dia kebebasan selama dia nurutin semua ucapan gue tapi nyata nya anjing yang udah sekali nge gigit dia gak akan bisa patuh sama majikannya." Ucap Fares menyingkirkan barang yang berserakan dengan kaki nya.
"Lo ninggalin istri lo sendirian aman gak?." Tanya Bagas teringat pada Firna.
"Harus nya aman gue udah kasih tau dia buat tetep dirumah dan gak sembarangan nemuin orang yang dateng." Balas Fares berkacak pinggang karna tidak menemukan sesuai yang bisa dijadikannya petunjuk.
Karna tidak menemukan apapun Fares dan Bagas keluar dari sana melihat kesekiling berniat kepada orang sekitar siapa tau melihat kepergian Tessa tapi sayang nya lingkungan disana lumayan sepi.
"Mau cari kemana nih?." Tanya Bagas dia sendiri sebenarnya bingung harus mencari Tessa kemana karna mereka sama sekali tidak punya petunjuk apapun.
"Gak tau gue juga."
"Eh itu ada orang tuh, coba tanya." Ucap Bagas melihat seorang remaja yang kebetulan baru pulang sekolah.
Fares dan Bagas langsung menghampiri nya membuat remaja dengan seragam putih abu-abu itu terkejut dan melangkah mundur ketakutan karna tiba-tiba didatangi dua orang laki-laki meskipun tampangnya ganteng tapi tetap saja menakutkan jika tidak kenal.
"Tenang kita gak berniat jahat kok, cuman mau nanya aja." Ucap Bagas dengan hati-hati takut remaja itu ngibrit lari.
"M-mau nanya apa?." Tanya remaja SMA itu dengan takut-takut.
"Kamu tinggal disini?" Remaja itu mengangguk pelan.
"Pernah liat cewek yang tinggal disitu keluar gak?." Tanya Bagas menunjuk kontrakan yang ditinggali Tessa.
"Mbak-mbak yang misterius itu?."
"Bukan misterius tapi gila." Bagas membenarkan.
"Iya, liat?." Kali ini Fares yang bertanya.
Remaja itu tempat berpikir sambil meremas kedua sisi rok sekolah nya. "Kaya nya tadi pagi dia pergi naik angkot tiga delapan deh, tapi aku gak tau kemana nya." Ucap nya setelah berhasil mengingat-ingat.
"Angkot tiga delapan?." Fares pernah mendengar nya tapi dia lupa kapan dan dimana itu.
"Yang biasa nge-tem di jalan gajah mungkur itu?." Tanya Bagas menimpali, remaja itu hanya mengangguk pelan.
"Lo tau?."
"Tau.... Yaudah kalo gitu, makasih ya."
"Iya sama-sama." Remaja itu langsung bergegas berjalan pergi dengan tergesa-gesa dari sana.
Gajah mungkur? Fares seperti nya sekarang Fares ingat sesuatu.
"Gue punya satu tempat yang bisa kita dateng in." Ucap Fares segera mengambil motornya dan menjalankannya pergi menuju tempat yang dia maksud.
*****
Firna tidur dengan gelisah perasaannya tiba-tiba saja terasa berat dan tidak enak sudah hampir tiga jam Fares pergi dan belum kembali Firna merasa seperti akan ada sesuatu yang buruk.
Firna mencoba bangun dari tidurnya membenarkan posisi badannya berusaha untuk tenang dan rileks dia tidak boleh terlalu berpikiran negatif takut nya nanti akan menjadi beban pikirannya.
Dalam keadaan seperti ini yang selalu Firna pikirkan adalah keadaan bayi nya karna sudah pukul empat sore juga Firna memutuskan untuk pergi ke dapur membuat sesuatu untuk mengisi perut nya.
Kali ini Firna hanya akan membuat Cah bayang dan telur rebus saja sebagai menu makanannya karna yang makan hanya diri jadi Firna tidak perlu repot-repot masak menu yang lain.
Saat sedang mengiris bawang entah bagimana bisa terjadi ibu jari Firna tiba-tiba tergores dengan ujung pisau yang digunakannya hingga mengeluarkan darah.
"Sshhh." Firna meringis segera ke wastafel membasuh tangannya di air mengalir membersihkan darah nya terlebih dahulu lalu menutupnya dengan plester kecil setelah itu melanjutkan potongan bawangnya.
"Apa ini pertanda ya?." Gumam nya tapi Firna cepat-cepet menggelengkan kepala nya menepis pemikiran itu, selama masih ada Fares tidak akan terjadi apapun kepada dirinya Firna sangat percaya kepada suami nya.
To be continude
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Teen FictionBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?