46. Pembohong

954 81 1
                                    

Dengan mata yang masih terpejam tangan Firna meraba kasur disebelah nya yang sudah kosong, perlahan kedua mata nya mulai mengerjab melihat kesamping dan benar saja suami nya itu sudah tidak ada ditempat, melihat jam dinding yang baru menujukan pukul delapan pagi membuat Firna mengernyit bingung kemana pergi nya suami nya itu dipagi hari ini.

Firna turun dari kasur melangkah keluar kamar mencari keberadaan suami nya ke sekeliling rumah namun tidak ditemukan nya, terakhir Firna pergi kedepan rumah melihat garasi yang hanya ada mobil saja.

Jika motor nya tidak ada berarti suami nya itu memang sudah pergi dari rumah, tapi kemana? Tumben sekali tidak memberitahu nya bahkan saat mengecek ponselnya saja tidak ada notif dari Fares.

Firna menanyakan kemana pergi nya suami nya itu lewat pesan chat kemudian kembali masuk kedalam rumah untuk bersih-bersih dan sarapan mengisi perutnya yang mulai terasa lapar.

Selesai mandi Firna langsung menuju dapur membuat sarapan untuk dirinya sendiri, karna hari ini dia belum bm makan nasi jadi Firna akan membuat sareal dengan beberapa potongan buah saja.

Saat sedang memotong buah pisang ke dalam mangkuk sereal nya ibu jari Firna tidak sengaja tergores dengan pisau yang digunakannya hingga mengeluarkan darah segar.

Firna segera mencuci tangannya dan mencari kotak p3k untuk mengobati luka nya meskipun hanya tergores sedikit tapi lumayan terasa perih.

Setelah menutup luka nya dengan plester Firna kembali melanjutkan memotong buah nya hingga selesai lalu membawa mangkuk sereal nya ke ruang tengah untuk dimakannya sambil menonton tv.

"Papa kamu kok belum bales pesan mama ya." Gumam Firna berbicara kepada kandungannya melihat ponselnya yang sama sekali tidak menampilkan notifikasi dari Fares.

Hampir setengah dari porsi sereal itu Firna makan ponsel nya tiba-tiba berdering panggilan masuk dengan nama Fares, cepat-cepat Firna segera mengangkatnya.

"Hallo kak, dimana, kok baru ngabarin aku?." Tanya Firna langsung menodong Fares dengan pertanyaan.

Mendengar jawaban Fares dari seberang telpon Firna hanya bisa menghela nafas. "Yaudah kalo gitu kakak lanjut aja, jangan lupa makan ya, bye." Ucap nya lalu mematikan panggilan telponnya setelah mendengar balasan Fares.

Setidaknya sekarang Firna bisa lebih tenang dan tidak khawatir setelah mendapatkan kabar dari Fares, dia kembali melanjutkan makannya hingga habis tidak tersisa lalu meminum segelas susu khusus ibu hamil yang sempat dibuatnya juga tadi.

"Baik-baik ya sayang." Ucap nya mengelus perut nya dari balik daster yang digunakannya.








*****








Firna geleng-geleng kepala untuk pertama kali nya lagi setelah beberapa bulan dari hubungan mereka yang membaik Fares pulang dini hari tepatnya jam setengah tiga pagi.

Firna yang awalnya sudah tidur terbangun karna ingin ke kamar mandi tapi saat dia kembali dan hendak melanjutkan tidurnya kembali suara pintu yang dibuka membuat atensi nya langsung teralihkan pada sosok suami nya yang baru datang dengan tampang kusut.

"Kok belum tidur?." Tanya Fares lumayan kaget melihat istri nya masih terjaga.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Firna, dia duduk dipinggiran kasur memperhatikan Fares yang sedang melepas jaket nya.

"Kenapa, ada yang sakit?." Tanya Fares berjongkok dihadapan Firna dengan tangan yang bergerak mengelus perut nya.

"Dari mana?." Dua kata itu keluar dari mulut Firna.

Fares terdiam lalu menampilkan senyuman kecil. "Aku kan tadi bilang—."

"Kerja sampai jam segini? Bahkan gak ngabarin aku lagi." Firna memotong ucapan Fares menatap dengan tatapan jeli wajah suami nya itu mencari kebohongan yang disimpannya sedangkan Fares yang ditatap seperti itu oleh istri nya berusaha bersikap biasa saja.

"Sayang." Fares menyentuh tangan Firna menggenggamnya. "Aku dari pagi ngurusin keperluan outlet sampai sore dan malam nya aku baru sempet makan abis itu aku coba buat tidur sebentar eh malah kebablasan dan lupa buat ngabarin kamu, maaf ya sayang hari ini aku bener-bener sibuk banget." Jelas nya tutur kata yang lembut.

Mendengar penjelasan Fares yang masuk akal dengan wajah yang lesuh cukup membuktikan ucapannya memang benar ada nya. "Capek banget ya sampai ketiduran gitu." Firna mengelus rambut suami nya yang sedikit berantakan.

Fares tersenyum. "Apa yang aku lakuin semua nya demi kamu." Ucap Fares membuat Firna tidak kuasa menahan senyumannya juga.

"Tapi gak harus segitunya juga kak, memangnya kakak kekurangan uang?." Tanya Firna mengelus rahang tegas suami nya. "Jangan terlalu memaksa kan diri selagi masih dibawah kendali." Sambungnya.

"Selagi aku masih sanggup kenapa nggak."

"Tapi aku gak suka kalo kakak sampai kecapean kaya gini." Timpal Firna.

"Mumpung masih muda biar kalo udah tua tinggal menikmati hasil nya aja."

"Tapi—."

"Sssttt, kamu kebanyakan tapi nya, mending lanjut tidur lagi aja ya masih jam segini juga." Fares meletakan telunjuknya didepan bibir Firna agar berhenti berbicara.

"Kakak bersih-bersih dulu sana." Suruh Firna mendorong pelan bahu suami nya. "Belum mandi kan abis seharian aktivitas."

"Emang bau?."

Firna menggeleng. "Gak bau tapi jorok." Ucap nya.

Fares terkekeh. "Yaudah aku bersih-bersih dulu ya, kamu tidur duluan aja." Ujar Fares tapi Firna malah menggeleng menolak.

"Kenapa? Udah jam segini masa gak mau tidur lagi."

"Aku tunggu kakak bersih-bersih dulu."

"Gak usah ditungguin sayang."

"Tapi aku mau sambil dikelonin tidurnya." Cicit Firna pelan.

Fares tidak kuasa menahan senyumannya mendengar ucapan pelan Firna yang terdengar malu-malu. "Yaudah tunggu sebentar ya, aku sat set kok." Ucap Fares lalu segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan cepat agar istri nya tidak menunggu lama.

Belum ada sepuluh menit Fares sudah keluar hanya dengan memakai celana boxer pendeknya dan kaos saja. "Cepet kan." Ucap nya menghampiri istri nya yang duduk bersandar di kepala ranjang.

"Gak mandi ya?." Tanya Firna karna biasanya suami nya itu lumayan lama menggunakan kamar mandi.

"Mandi sayang coba kamu cium, wangi kan." Firna mengendus lengan suami nya lalu mengangguk.

"Ayo tidur." Ajak Fares mematikan lampu kamar menyisakan cahaya dari lampu tidur yang ada di nakas saja.

"Pelan-pelan." Fares membantu Firna merebahkan badannya ke kasur lalu memberikan bantal sebagai tumpuan perutnya agar lebih nyaman karna posisi tidurnya yang miring.

Fares memeluk istri nya dari belakang membiarkan satu tangannya menjadi bantalan untuk istri nya sedangkan satu tangannya lagi mengelus perut istri nya.

"Kak."

"Hm?." Saut Fares yang sudah memejamkan mata nya.

"Apapun yang terjadi tolong jujur sama aku ya."

Ucapan Firna berhasil membuat Fares kembali membuka mata nya tatapan laki-laki itu memandang kosong lelangitan kamar mereka, untuk beberapa saat Fares diam lalu mengangguk. "Pasti sayang." Ucap nya kemudian memberikan kecupan singkat di puncak kepala Firna.

"Malam kak." Firna mulai memejamkan mata nya.

"Malam sayang." Balas Fares mengeratkan pelukannya membenamkan wajahnya di ceruk leher sang istri.

Fares begitu menyayangi Firna dia tidak ingin keharmonisan rumah tangga nya yang sudah lama dinanti-nanti hancur begitu saja.

Sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah maka dari itu Fares akan berusaha mencoba yang terbaik untuk menjaga keluarga kecil nya apapun cara nya.





To be continude

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang