47. Tentang Tessa

903 79 9
                                    

Perubahan sikap Fares belakangan ini mulai dirasakan oleh Firna, suami nya jadi sering sekali pulang larut malam dengan alasan sibuk dengan beberapa pekerjaan, Firna yang awalnya memahami keadaan lambat laun mulai merasakan keanehan pada suami nya.

Bukannya Firna mau curiga atau bernegatif thingking ya hanya saja dia merasa ada yang aneh dengan suami nya itu seperti menutupi sesuatu dari nya.

Tapi setiap kali Firna bertanya mengapa atau apa alasannya suami nya itu terus memberikan alasan yang serupa membuat Firna lama kelamaan jadi penasaran karna mulai tidak masuk diakal nya.

Pagi ini Firna bertekad akan mengikuti kemana suami nya itu pergi sebenarnya, jujur Firna begitu mempercayai semua ucapan Fares tapi dengan sikap nya belakangan ini Firna merasa ada sesuatu maka dari itu dia harus bisa mengetahui nya.

Jika memang benar suami nya itu pergi karna alasan yang sama seperti ucapannya maka Firna akan langsung meminta maaf karna telah sempat mencurigai nya.

Dengan mata yang terpejam berpura-pura tidur Firna dapat merasakan kecupan hangat di kening nya, siapa lagi pelaku nya jika bukan suami nya yang seperti nya sudah rapih dan hendak pergi.

Firna tetap setia memejamkan mata nya hingga langkah kaki perlahan menjauh dan terdengar suara pintu kamar yang ditutup meninggalkan keheningan setelahnya.

Merasa keadaan sudah aman Firna perlahan membuka mata bangun dari tidur nya membuka sedikit pintu kamar mengintip dari celah kecil itu memastikan Fares sudah keluar dari dalam rumah.

Kaki nya berjalan mengendap-endap dibalik pintu rumah yang tertutup lalu mengintip keluar jendela melihat Fares yang sedang memanaskan motornya.

Sebelum Fares pergi Firna segera memesan grabcar untuk nanti membuntuti suami nya yang sepertinya sudah siap untuk berangkat.

"Telponan sama siapa ya?." Gumam Firna bertanya-tanya melihat Fares yang tampak sedang mengobrol dengan seseorang dari seberang telpon nya.

"Yah, kok udah mau berangkat aja sih." Firna mulai ketar-ketir melihat Fares yang sudah keluar dari pekarangan rumah sedangkan grabcar nya masih dalam perjalanan menuju alamatnya bisa-bisa dia tertinggal.

Tapi tunggu seperti nya ada yang aneh, kenapa arah pergi nya Fares berlawanan arah dengan tempat kerja nya?

Firna segera keluar rumah menutup pintu dan mengunci nya tangannya berdecak di pinggang sesekali dia mengecek ponselnya dengan risau.

Beberapa menit berlalu sebuah mobil berhenti didepan rumah nya, setelah melihat plat mobil nya Firna langsung masuk kedalam tanpa banyak bicara lagi.

"Mbak Firna?."

"Iya betul, tolong cepat putar balik ya pak."

"Loh, gak jadi ke alamat yang tertera mbak?." Bingung bapak driver nya.

"Jadi Pak, tapi sebelumnya boleh tolong puter balik dulu gak saya harus kejar suami saya dulu soalnya ada barangnya yang ketinggalan." Bohong Firna.

"Cepet ya pak, sebelum ketinggalan jauh."

"Iya mbak."











*****










Firna mengernyitkan kening kebingungan melihat suami nya memasuki kawasan rumah sakit, aneh sekali kenapa dia malah kesana bukannya biasanya Fares bilang ke tempat kerja nya? Apa selama ini Fares berbohong kepadanya?

Tidak.

Firna tidak boleh berburuk sangka dulu dia harus memastikannya lebih dulu. "Saya turun disini aja, ini uang buat bapak." Ucap nya mengeluarkan uang dari dalam kantong dress tidur nya.

"Bukannya udah dibayar?."

"Tip dari saya." Setelah mengucapkan itu Firna segera keluar dari mobil dan segera masuk kedalam rumah sakit melihat Fares yang sudah masuk kedalam juga.

Firna mengikuti langsung Fares dengan pelan dan hati-hati dari jarak yang lumayan jauh dia tidak berani terlalu dekat karna takut ketahuan.

Sial.

Fares malah mesuk ke dalam lift jika begitu Firna sulit menemukan nya karna dia tidak tau Fares naik ke lantai berapa nya.

Firna berdecak pelan padahal dia sudah sejauh ini membuntuti Fares tapi harus kehilangan jejak nya begitu saja hanya karna sebuah lift.

Firna tidak punya pilihan lain selain kembali ke rumah karna tidak mungkin dia akan berkeliling mencari keberadaan suami nya, mungkin hari ini bukan keberuntungannya tapi dia pasti akan mendapatkan jawabannya di lain waktu.

"Firna?." Gumam seseorang melihat punggung Firna yang berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.

Orang itu menggeleng pelan. "Ah bukan, mana mungkin Firna kesini sendirian." Ucap nya lalu melanjutkan kembali langkah nya masuk kedalam lift, dia baru saja kembali dari kantin rumah sakit membeli makan.

Bagas, dia kembali ke ruang inap Tessa yang beberapa hari ini sedang menjalani rawat inap pasca operasi yang dilakukannya beberapa waktu yang lalu.

"Lah udah sampe aja lu."

Fares menoleh melihat Bagas yang baru saja masuk kedalam membawa tentengan ditangannya. "Baru sampe." Timpal nya cuek mendudukan diri di kursi.

Bagas menaruh makanan yang dibeli nya ke meja melihat sekilas Tessa yang masih terlelap lalu ikut duduk disebelah Fares. "Ini kita mah sampai kapan jagain dia?." Tanya Bagas memulai pembicaraan.

"Sampai sembuh." Balas Fares acuh tak acuh karna bagimana pun dia tidak ingin selalu dihantui rasa bersalah maka dari itu dia akan menebusnya dengan cara menjaga nya sampai sembuh saja.

Bagas geleng kepala. "Ini kalo Firna tau bisa abis gua." Ucap Bagas menghela nafas berat.

Firna yang dimaksud Bagas adalah pacar nya, masih ingat kah kalian? Firna Safira yang kini sedang mengejar cita-cita nya dengan melanjutkan sekolah perguruan tinggi nya di negeri ginseng.

Kebanyakan orang mengira hubungan Bagas dan Firna sudah tandas pada awalnya tapi ternyata pasangan itu telah memutuskan untuk mengejar cita-cita masing-masing terlebih dahulu sebelum pada akhirnya akan bersama kembali.

Meskipun hubungan yang dijalani adalah ldr antar negara tapi hubungan kedua nya tetap berjalan dengan harmonis meskipun kadang ada saja bumbu pertengkarannya tapi keduanya masih bertahan selama bertahun-tahun.

"Harusnya gak akan tau, masalah ini juga kan yang tau cuman kita bertiga aja gak mungkin sampe ke telinga dia."

"Bini lo gimana?." Fares terdiam.

"Gue usahain dia jangan sampai tau."

Bagas berdecak pelan. "Ngeri gue Res kalo main kucing-kucingan kaya gini." Ujar Bagas, membuka pelastik berisi makanan yang dibeli nya tadi lalu mengambil mangkuk untuk memindahkan nya. "Gue cuman beli satu, gue kira lo bakalan siang kesini nya." Ucap nya kemudian mulai memakan bubur nya.

"Nanti siang gue harus balik juga, makan dirumah biar istri gue gak curiga." Kata Fares.

Bagas mendadak menghentikan suapan nya mengingat seseorang yang dilihatnya tadi sebelum masuk ke lift. "Eh iya."

"Apa?."

Tapi jika dipikirkan dengan benar tidak mungkin juga sih Firna kesana, mungkin saja Bagas hanya salah liat. "Gak jadi deh, lupa." Sambung Bagas melanjutkan suapan bubur kedalam mulutnya lagi.

"Gak jelas lo." Bagas hanya cuek saja menikmati bubur nya.







To be continude

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang