Setelah kejadian tadi orang tua Firna memutuskan untuk pulang karna tidak bisa menginap dikarenakan beberapa alasan dan hujan pun sudah lumayan reda jadi mereka bisa pulang.
Firna memijat pelan bahu Fares yang duduk dilantai sedangkan dirinya disofa tepat dibalakangnya. Meskipun jam sudah menujukan pukul satu dini hari tapi kedua orang itu belum memutuskan untuk tidur.
Fares memejamkan matanya menyandarkan kedua tangannya di paha Firna, menikmati pijatan Firna dibahu nya yang membuatnya sedikit rileks dan nyaman.
"Besok kita jalan ya." Ajak Fares tanpa membuka mata nya.
"Kemana?."
"Nonton, belanja atau apa gitu."
"Gimana kalo ke puncak bogor?."
Fares membuka matanya teringat jika dirinya memiliki sodara dari kerabat mamah nya yang ditinggal disana. "Boleh, nanti gue atur." Ucap nya setuju kemudian pandangan matanya tidak sengaja melihat kearah nakas dimana gift yang dibeli nya masih tergeletak disana dan belum dibuka oleh Firna.
"Kenapa?." Tanya Firna saya Fares tiba-tiba berdiri membuatnya harus mendongak menatap suami nya.
Fares mengambil gift berupa kotak kecil yang didalam nya terdapat kalung yang dibeli nya lalu menghampiri Firna yang masih menatapnya dengan kebingungan.
Fares berdiri tepat didepan Firna. "Lo gak mau hadiah dari gue?." Tanya Fares menunjukkan kotak gift itu pada Firna.
Firna dengan cepat mengambilnya. "Jelas mau, aku belum sempet buka aja." Balas nya.
"Gue beli itu pake perjuangan, coba buka."
"Iya ini aku buka." Perlahan Firna membuka kotak itu melihat isi didalam nya lalu menggigit bibir bawahnya menahan senyumannya kemudian menatap Fares.
"Suka?."
Firna mengangguk segera bangun dan memeluk Fares. "Makasih kak, pertama kali nya kak Fares beliin aku kalung, aku seneng banget." Ucap nya.
"Sama-sama, sini gue pake in."
Firna memutar badannya membelakangi Fares mengangkat rambutnya keatas membiarkan Fares memasangkan kalung itu ke leher jenjang nya.
Setelah Fares selesai memasangkannya Firna langsung melihat pantulan dirinya dari cermin sambil tersenyum lebar memperlihatkan susunan gigi nya yang rapih dan putih. "Cantik banget." Ucap nya berbalik kembali melihat Fares yang ternyata sedang memperhatikannya dalam diam.
"Tapi lo lebih cantik dibandingkan kalung itu, Na." Gumam Fares menarik sedikit senyumannya.
Fares berjalan mendekati Firna yang sedang berkaca lalu memeluknya dari belakang melingkarkan tangannya di pinggang ramping Firna badannya sedikit menunduk menompangkan dagu nya di bahu istri nya itu menatap lurus pantulan mereka.
"Istri gue emang cantik banget."
Sikap Fares yang tiba-tiba itu membuat Firna sedikit terkejut, mata nya bergerak pelan melihat wajah Fares yang tepat berada disamping wajahnya dengan susah payah Firna menelan ludahnya jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
"K-kak." Firna terbata-bata karna grogi.
"Hm?." Fares menatap Firna lewat pantulan cermin sangat terlihat jika istri nya sedang grogi dari gelagat nya Fares dengan sengaja mengeratkan pelukannya lalu mengecup sekilas leher samping Firna.
Badan Firna spontan mematung terasa kaku seperti patung dibuat Fares, nafas Firna seperti tercekat ditenggorokannya. "K-kak Fares." Panggil Firna lirih.
"Kenapa sayang?."
Kaki Firna seketika lemas begitu saja tidak kuat untuk menahan tompangan badannya sendiri untungnya Fares yang kuat memeluknya membuat badannya tidak ambruk kebawah dengan kedua pipi yang merona merah, sayang katanya tadi? Firna yakin dirinya tidak salah dengar karna memang suara Fares begitu dekat ditelinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Teen FictionBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?