Sore
Fares menatap istri nya yang bergelagat aneh dengan cara jalan yang tertatih seperti orang kesakitan.
"Sebenernya kaki lo kenapa? Dari kemarin lo bilang cuman keseleo biasa tapi gak sembuh-sembuh."
"Gapapa kak."
"Sini gue liat."
Firna melangkah mundur saat Fares mendekatinya. "Aku beneran gapapa." Ucap nya berusaha meyakinkan tapi Fares tetap tidak percaya.
"Duduk." Fares menarik Firna untuk duduk di sofa lalu dirinya berjongkok didepan nya mengangkat kaki Firna meletakkannya diatas paha nya.
Fares menggulung celana panjang yang Firna kenakan melihat satu persatu kaki Firna lalu berdecak pelan melihat kaki kanan Firna diperban tanpa dirinya tau karna Firna menyembunyikannya dari balik celana panjang yang selalu ia kenakan dari kemarin.
Fares sudah curiga semenjak mereka pulang dari kantor polisi tapi Firna bilang dirinya hanya keseleo karna jalan terburu-buru akibat panik dan bodoh nya Fares percaya begitu saja tanpa mengeceknya.
"Masih mau bilang cuman keseleo?." Tanya Fares mendongak menatap wajah istri nya.
"Aku gak bermaksud bohong."
"Terus?."
"Maaf." Cicit Firna pelan membuat Fares hanya bisa menghela nafas nya.
Fares membuka gelungan perban di kaki Firna melihat dengan seksama luka nya lalu mengelus nya perlahan. "Kenapa?." Fares bertanya penyebabnya.
"Aku gak sengaja jatuhin gelas serpihannya kena kaki kebetulan kak Jino dateng nyari aku dan bilang kak Fares lagi ada masalah aku udah panik duluan dan belum sempat ngobatin luka nya jadi ada pembengkakan." Jelas Firna.
"Tapi ini udah mendingan kok."
"Kenapa gak jujur aja, susah emang?."
"Aku gak mau kak Fares khawatir."
"Kepedean duluan." Ucapan Fares membuat Firna menunduk.
Fares menutup kembali luka kaki Firna kemudian berdiri memeluk istrinya itu. "Kalo gak jujur gue gak bakalan tau apapun, Na, jadi tolong kasih tau gue apapun itu, ya." Ucap Fares mengelus rambut Firna.
Firna melingkarkan tangannya di pinggang Fares menyandarkan kepalanya di perut datar suami nya sambil mengangguk. "Iya."
"Jangan buat gue jadi suami yang bodoh."
"Aku gak bermaksud gitu."
"Apapun itu alasannya, lo harus jujur mau sekecil apapun hal nya."
"Paham?." Firna mengangguk.
Fares menundukkan badannya mencium singkat kening Firna sambil mengelus pipi nya. "Gue mau mandi dulu, bentar lagi Jino pasti balik nih." Ucap nya.
Firna melepas pelukannya dari pinggang Fares lalu berdiri. "Biar aku siapin air anget ya, tadi aku mandi air nya lumayan dingin." Tawar Firna namun Fares mencekal pergelangan tangannya menahan.
"Gak usah, emang gue cowok lembek yang gak tahan dingin."
"Yaudah. Aku siapin baju nya aja ya." Kali ini Fares mengangguk lalu keduanya berjalan beriringan menuju kamar.
Gunanya punya istri pakaian Fares selalu diatur dan disiapkan oleh Firna dan Fares tidak pernah komplen sama sekali dengan pakaian yang Firna siapkan karna menurutnya cocok-cocok saja dengannya.
*****
"Lo yakin mau ngekos?."
Jino menyandarkan punggungnya mengangguk yakin dengan keputusannya. "Gak mungkin kan gue selama nya numpang sama kalian, gue juga tau diri." Ujar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Teen FictionBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?