29. apapun demi istri

1.3K 104 3
                                    

Perasaan bahagia akan selalu muncul saat satu persatu impian mulai terwujud. Meskipun itu bukan sebuah prestasi yang harus dibanggakan tapi impian adalah keinginan.

Perubahan sikap Fares kepada nya adalah salah satu impian yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya dalam fakta pernikahan mereka yang didasari sebuah kecelakaan atau bahasa gaul nya MBA, namun rupanya Tuhan memberikan sedikit kebahagiaan untuk hidupnya.

Firna masih terpaku, menatap begitu lekat wajah Fares yang masih terlelap dalam tidurnya, dia seolah mendapatkan vitamin dari ketampanan suami nya sendiri.

Semakin lekat ditatap semakin goyah pula dirinya untuk tidak menyentuh wajah itu, tangan lentik nya pergerak pelan membuat garis lurus dibatang hidung Fares yang begitu sempurna.

Padahal dulu Fares terlihat biasa saja dimata nya tapi kok dilihat dengan dekat dan jelas suami nya itu justru sangat tampan dan sexy?

Apalagi dengan bibir tebal yang selalu memagut bibir kecil nya yang sudah bagaikan candu.

Ya Tuhan.

Apa yang baru saja Firna pikirkan.

Cepat-cepat Firna menegakan badan nya menjauhkan tangannya dari wajah Fares menepuk kedua pipi nya menyadarkan diri agar tidak berpikir macam-macam.

"Sakit dong ditepokin gitu." Suara berat berhasil membuat Firna berhenti menepuki pipi nya menoleh kearah sumber suara itu.

"Pagi sayang." Suara berat itu kembali masuk kedalam telinga nya saat pandangan mereka bertemu.

Firna yang memang dasar nya mental yupi sudah pasti hati nya langsung meleyot mendengar sapaan itu apalagi melihat senyuman manis yang menjadi penyemangat pagi nya.

"Na."

"I—Iyaa?."

"Mau hug." Ucap nya lemah.

Perut Firna langsung tiba-tiba mules mendengar ucapan suami nya apalagi saat badan besar itu merangkak mendekat memeluk perutnya menyenderkan kepalanya disana yang membuat Firna spontan menahan nafas nya.

"Bangun tidur emang enak banget kalo hug istri gini." Gumam nya.

Fares menarik tangan kanan Firna mengarahkan keatas kepala nya. "Elusin." Pinta nya dengan lirih kedua mata nya kembali terpejam.

"Nyaman banget, Na." Ucap Fares semakin mengeratkan pelukannya.

Firna meringis. "Iya nyaman tapi jantung gak aman." Ucap nya membatin.

Beberapa saat kedua nya hanya diam dengan pikiran masing-masing.

Fares mendongakan sedikit wajah nya untuk melihat sang istri. "Mau nonton gak?" Ajaknya terdengar begitu tiba-tiba menurut Firna.

"Sekarang banget?."

Fares menarik senyuman nya mencolek ujung hidung Firna gemas. "Mandi dulu siap-siap terus sarapan baru berangkat." Ucap nya dengan lembut.

"Yaudah kak Fares bangun aku mau mandi."

"Baru jam 8, santai dulu gak sih."

"Biar cepet kak."

"Nanti mandi bareng biar makin cepet." Timpal nya menggoda Firna.

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang