Fares mencuci tangan nya yang merah darah, menatap pantulan diri nya di cermin wastafel dengan tatapan sendu mata nya merah menahan tangis dan wajah nya pias menahan rasa ketakutan yang luar biasa dirasakannya sekarang.
Dalam hati Fares tidak berhenti mengutuk dirinya sendiri yang telah lalai menjaga istri nya hingga kejadian mengerikan seperti ini terjadi.
Takut.
Menyesal.
Khawatir.
Sedih
Marah.
Semua perasaan itu berkecamuk menjadi satu di hati Fares dirinya tidak bisa apa-apa sekarang selain hanya bisa memasrahkan semua keadaan istri dan anak nya kepada dokter dan Tuhan.
Fares membasuh wajah nya berusaha untuk terus bersikap tenang walaupun nyata nya sulit dengan perasaannya sekarang.
Fares tidak sekuat itu.
Tidak peduli dengan bau amis dan kotor darah di badannya Fares kembali menuju ruang tunggu operasi yang masih berlangsung dari sekitar dua jam yang lalu hingga sekarang.
Hati nya terus berdoa tiada henti untuk dua nyawa yang sedang dipertaruhkan keselamatannya didalam sana.
"Lo masih kuat?." Tanya Jino melihat badan Fares yang terlihat lemas.
"Gue... gapapa." Badan Fares memang tidak apa-apa tapi tidak dengan hati nya.
"Lo bisa istirahat dulu Res." Ujar Samuel.
Semua teman Fares ikut hadir menemani nya ke rumah sakit setelah informasi yang dikirimkan Jino di grup mereka.
"Bener Res, jangan maksain diri." Setuju Bagas karna bagimana pun pasti Fares cukup syok atas kejadian yang dilihat secara langsung didepan mata nya sendiri.
Fares menggeleng pelan dia tidak aja pernah bisa istirahat sebelum memastikan keadaan istri nya yang sekarang sekarat dan bagimana mungkin juga dia bisa beristirahat dengan tenang?
"Gue gak selemah itu."
Jino berdecak. "Bukan masalah lemah atau kuat nya Res, ini demi kebaikan lo juga kalo lo tiba-tiba tumbang ditengah keadaan istri lo sekarang gimana?." Sarkas Jino.
"Itu gak bakalan terjadi." Fares yakin dengan dirinya sendiri.
Yang lain hanya bisa menghela nafas pasrah dengan keras kepala nya Fares.
Mereka semua juga khawatir dengan keadaan Firna tapi mereka juga khawatir dengan Fares yang tampang nya sudah seperti zombi.
Klek.
Suara pintu ruang operasi terbuka.
Perhatian semua orang langsung tertuju kesana.
Seorang dokter keluar menggunakan seragam scrub yang masih lengkap dan masker yang menutupi hampir semua wajah nya.
Masker yang telah dipakai nya selama berjam-jam dibuka secara perlahan diiringi dengan helaan nafas berat dokter itu, kening dan pelipis nya terlihat basah oleh keringat.
"Dokter, gimana keadaan istri dan anak saya, mereka akan baik-baik saja kan??." Tanya Fares dengan wajah yang penuh harap kepada dokter itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Novela JuvenilBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?