Happy reading
Sinar matahari menerobos masuk kedalam celah jendela kamar sepasang suami istri yang masih tertidur pulas dibawah selimut dengan posisi saling berpelukan, mau Fares ataupun Firna keduanya masih enggan untuk membuka mata.
Tangisan seorang bayi yang lumayan nyaring memecah keheningan rumah itu. Fares yang sayup-sayup mendengar suara anaknya menangis langsung membuka matanya, memijat pelan batang hidungnya lalu turun dari kasur membiarkan Firna yang masih tertidur lelap kemudian pergi ke kamar sebelah untuk mengambil anaknya yang menangis.
"Mamah masih tidur, sini gendong sama Papah dulu." Ucap Fares mengangkat badan kecil Dino, menepuk-nepuk pelan punggung nya seraya diayunkan digendongnya.
Bukannya berhenti menangis, tangisan Dino justru semakin kencang hingga wajahnya berubah merah. Fares tidak panik, hal ini sudah biasa terjadi jika anaknya tidak berhenti menangis seperti ini walaupun sudah ditenangkan berarti yang dibutuhkannya adalah susu.
"Na." Panggil Fares lembut membangunkan Firna.
Badan kecil itu menggeliat pelan, kelopak matanya mengerjab perlahan. "Baby Dino udah bangun ya." Ucapnya serak melihat Fares yang duduk dipinggiran kasur sambil menggendong anaknya yang masih menangis.
Tanpa diinstruksi Firna langsung bangun menyandarkan punggungnya lalu membuka kancing piyama tidurnya siap untuk menyusui anaknya. "Sini." Firna mengambil alih Dino dari gendongan Fares.
Tangisan Dino dalam sekejap langsung hilang diganti dengan keheningan. Fares mengusap belakang lehernya canggung, walaupun pemandangan seperti itu sudah sering dilihatnya tapi entah kenapa tetap terasa sangat canggung dan berat untuk dilihat.
Usia Firna memang baru tujuh belas tahun tapi postur tubuh nya tidak sesuai dengan usianya, hal itu terjadi karna hormon nya yang berbeda terlebih lagi Firna memiliki darah blasteran Indonesia-Rusia Jadi postur tubuhnya sedikit berbeda dengan remaja seusianya.
"Gua mandi dulu." Ucap Fares bangun lalu pergi ke kamar mandi, enggan berlama-lama diam disana dengan kecanggungan yang membawa pikiran nya melayang kemana-mana.
"Kakak ke cafe hari ini?"
Fares yang sudah memegang kenop pintu kamar mandi berhenti. "Ngga."
"Gimana kalo kita jalan-jalan hari ini." Ajak Firna.
"Tentuin aja mau kemana." Balas Fares lalu masuk ke kamar mandi.
Firna tersenyum mengelus pipi gembul putranya yang masih anteng menyusu kepada nya. "Enaknya kita kemana ya baby?" Tanya Firna, Dino hanya berkedip memandangi wajah Mamah nya dengan polos.
Gemas dengan bayi digendongnya Firna menggigit gemas pipi gembul itu namun tanpa darinya sadari saking gemasnya Firna menggigit nya hingga meninggalkan bekas merah dan membuat Dino menangis kencang tak tertahan.
"Kak, kak Fares." Panggil Firna panik saat anaknya tidak mau berhenti menangis walaupun sudah dirinya gendong dan beri ASI.
Mendengar teriakan istrinya Fares yang berada di kamar mandi langsung keluar hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggang nya, melihat anaknya yang terus menangis digendongan Firna cepat-cepat Fares mengambil alih anaknya dan mengayun-ayunkannya digendongan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Ficção AdolescenteBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?