30. Hanya perintis bukan pewaris

1.2K 105 6
                                    

Hal yang tidak terduga selalu datang tiba-tiba, Melodi datang tanpa kabar dan aba-aba membuat sepasang suami istri yang sedang bermanja sambil menonton tv terkejut dengan kehadiran nya.

"Pantes ya mamah panggil-panggil nggak ada yang respon." Melodi berkacak pinggang menatap sepasang manusia itu.

Firna segera bangkit dari pelukan Fares menghampiri mamah nya sambil tersenyum. "Mamah kok nggak ngabarin kalo mau kesini." Ucap Firna malah mendapat kan tatapan ketus dari mamah nya.

"Masa iya mau kerumah anak sendiri harus selalu ngabarin sih." Cetus nya.

Firna tersenyum kikuk mengajak mamah nya untuk duduk lebih dulu. "Aku ambilin minum ya." Ucapnya lalu segera ngacir ke dapur.

"Mamah pikir kalian lagi gak ada dirumah mamah panggilin nggak ada yang nyaut ternyata malah lagi manja-manisan di siang bolong." Ucap nya kesal karna dia harus berdiri cukup lama didepan rumah dengan cuaca yang lumayan panas.

"Itu juga bel rumah rusak bukan nya dibenerin kan orang jadi susah manggil nya untung aja pintu ngga dikunci, ditelpon juga gak ada yang mau angkat." Omel Melodi.

"Hp aku dikamar." Balas Fares dengan santai tidak terpengaruh dengan mertua nya yang sedang mencak-mencak itu.

"Diminum dulu mah." Firna memberikan segelas air dingin pada mamah nya yang langsung diminum hingga habis.

Melodi mengambil selembar tisu dari meja mengelap bibir nya dengan anggun setelah itu kembali memperlihatkan wajah kesal nya.

"Ada perlu apa, Mah?." Tanya Fares mulai berbasa-basi meskipun wajah mertua nya kurang bersahabat.

Melodi mengatur nafas nya berusaha kembali tenang akibat sedang masa haid nya emosi nya jadi gampang sekali terpancing.

Meskipun sudah tua tapi tetap saja kan dirinya seperti wanita pada umumnya yang kalo datang bulan memiliki mood emosi yang naik turun.

"Seharusnya yang ngobrolin ini papah, tapi dia lagi sibuk jadi gak bisa nyampein langsung. Sebenernya kami mau pindah buat sementara waktu ke Tiongkok, kami pengen nya kalian pindah tinggal disana dirumah yang lebih luas dan memungkinkan dibanding disini."

Fares menegakan posisi duduk nya ucapan Melodi sebenarnya cukup menyinggung hati nya tapi dia masih diam mendiamkan membiarkan melodi menyelesaikan omongannya.

"Dari pada rumah nya gak ada yang nempatin mending ditempatin sama kalian dong, kemungkinan nanti juga kalo kami pulang kami gak akan tinggal tetap disana karna kalian tau gimana papah kalian yang gak bisa duduk diam dan santai."

"Dibanding disini mungkin dirumah kita akan lebih nyaman." Kali ini ucapan Melodi tertuju untuk Firna.

"Maksud mamah rumah ini gak lebih nyaman untuk Firna ditinggali?." Fares mulai angkat bicara.

"Bukan seperti itu Fares. Mamah paham kalian ingin mandiri tapi apa kami sebagai orang tua tidak boleh menyarankan sesuatu yang lebih baik kepada kalian?." Melodi mencoba meluruskan. "Yang kami lakukan tidak lebih demi kebaikan kalian sendiri."

"Makasih atas kepedulian mamah, tapi kami gak akan pindah, lagipula rumah ini masih terbilang luas untuk kami dan anak-anak kami nanti." Ucap Fares.

Firna menatap suami nya dia dilanda kebimbangan diantara pilihan yang cukup sulit. "Mah, biarin kamu pikirin tentang ini dulu ya." Ucap Firna langsung mendapat tatapan dari Fares.

"Maksudnya apa, Na? Udah jelas-jelas aku bilang tadi kita gak akan pindah dan akan tetep tinggal disini." Ujar Fares.

"Tapi mamah ada bener nya, kak. Bukannya lebih baik tinggal—."

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang