"Kita ngapain kesini?." Tanya Firna merasa kebingungan karna Safira membawa nya ke salah satu restaurant yang cukup dekat dengan rumah nya padahal tadi Safira mengajak nya untuk menemaninya beli sesuatu ke mall.
"Na, maaf ya."
Firna semakin kebingungan dengan ucapan Safira. "Maaf buat apa, aku gak ngerti deh." Ucap nya.
"Duduk dulu." Kedua nya duduk saling berhadapan Firna masih menunggu penjelasan Safira.
Setelah dirasa waktu nya sudah pas Safira menarik nafas panjang lalu membuang nya perlahan menyiapkan diri. "Sebenernya aku ngajak kamu kesini buat ketemu Fares." Ucap Safira hati-hati takut Firna bergegas pergi dari sana.
"Kak?." Firna sedikit kaget dan tidak menyangka padahal Safira tau diri nya sekarang masih belum siap untuk bertemu dengan Fares.
"Aku mau pulang." Firna bersiap untuk pergi tapi Safira dengan cepat menahan pergelangan tangannya.
"Na, dengerin dulu bentar aja." Mohon Safira.
"Kemarin aku ketemu sama Bagas dia ceritain semua nya dari awal mereka berurusan sama Tessa awal nya aku ragu dan mikir itu cuman akal-akalan nya aja biar aku percaya tapi setelah aku ketemu sama Tessa liat secara langsung aku percaya, Na, kalo apa yang Fares dan Bagas jelasin itu emang bener dia dijebak sama kebusukan Tessa yang gak tau diri itu." Jelas Safira.
Mendengar ucapan panjang lebar Safira Firna sedikit luluh dan kembali duduk, jika Tessa berkata demi kian sama seperti penjelasan Fares apa Firna harus percaya? Sedangkan semua kejadian terlihat dengan jelas oleh mata kepalanya sendiri tapi Tessa juga tidak mungkin bersekongkol membohongi nya.
"Kenapa dia bisa setega itu." Gumam Firna tertuju pada Tessa.
"Dari apa yang aku tau hidup Tessa gak sebanding dengan kamu dia gagal dalam segala hal yang dia punya dan disaat ada Fares yang mau nolongin, dia justru memanfaatkan keadaan dan bersikap gak tau diri."
"Tapi aku juga gak membenarkan Fares yang mau-mau nya nolongin dia dan bohong sama kamu itu tetep gak bisa dibenarkan." Lanjut Safira.
Firna merenung. "Jadi selama ini aku salah paham?." Safira mengangguk.
"Kak Fares ngga selingkuh?." Safira kembali mengangguk.
"Aku awalnya juga gak semudah itu buat percaya, Na." Ucap Safira melihat wajah penuh kebimbang an Firna yang terlihat jelas di garis wajah nya. "Tapi sekarang aku berani jamin semua pemikiran kamu tentang Fares itu hanya kesalah pahaman aja karna aku yakin Fares bener-bener sayang sama kamu dan bayi kalian."
Firna terdiam memandang perut besar nya dengan pikiran yang gundah sedangkan Safira memanfaatkan momen itu untuk segera mengirimkan pesan pada seseorang yang telah menunggu.
"Aku ke toilet dulu ya, Na, sebentar."
Firna hanya mengangguk pelan pikirannya masih berkecamuk mempertimbangkan semua ucapan Safira yang mungkin ada benarnya.
Terlalu larut dengan pemikirannya sendiri Firna sampai tidak sadar ada orang dibelakangnya yang memandangnya dengan penuh kerinduan.
"Na." Panggilan lembut itu terdengar di pendengaran Firna, suara orang yang sudah cukup lama tidak didengarnya dan tanpa melihat pun Firna sudah tau siapa orang nya.
Firna menghela nafas pelan mencoba memantapkan hati nya untuk menoleh kebelakang melihat sosok Fares.
"Aku kangen banget sama kamu." Lima kata itu keluar dari mulut Fares saat pandangan mereka bertemu setelah sekian lama nya.
Tidak bisa dipungkiri tatapan mata Fares memang benar-benar jujur memperlihatkan kerinduan kepadanya.
"Na." Panggil Fares mendekat perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Istri Kecilku
Teen FictionBerawal dari sebuah ketidak sengajaan dan berujung pertanggung jawaban seorang laki-laki yang dipaksa menikahi seorang gadis lugu dan polos, bahkan bisa dikatakan masih dibawah umur? Bagimana jadi nya?