55. Small gift

833 70 5
                                    

Melihat keharmonisan pasang yang begitu menganggu pandangan matanya dan hati nya membuat seseorang tidak sengaja melihat mereka mengobarkan api kebencian.

"Gue benci semuanya." Orang itu pergi dari sana membawa kantong belanjaan yang berisi bahan makanannya.

Keberadaan orang itu sepertinya tidak disadari oleh Fares dan Firna keduanya masih sangat asing memilih buah-buahan untuk cemilan Firna.

Karna setiap hari bawaannya pengen ngemil terus dan gak mungkin dia ngemilin sesuatu yang sembarangan akhirnya Firna memilih buah-buah an sebagai jalan ninja nya.

"Apel nya kecil-kecil banget sayang." Komplen Fares melihat pilihan Firna.

"Ini persik bukan apel." Ucap Firna meralat ucapan Fares yang salah, bisa-bisa nya buah persik dibilang apel meskipun bentuk mereka hampir sama tapi tetap saja beda.

"Kirain apel."

"Apel ini." Firna menunjukkan apel merah kedepan mata Fares agar suaminya itu bisa membedakan.

"Beda dikit."

Firna memutar bola matanya malas. "Terserah deh." Ucap nya mengalah.

Selesai memilih beberapa buah kini mereka beralih pada rak sayuran yang wajib dibeli, kedua nya berbagi tugas Firna yang menyebutkan apa saja yang mau dibeli dan Fares yang mengambil nya.

"Ini kok brokoli nya masih mentah?." Tanya Fares bingung.

Firna yang sedang mengecek apa saja yang sudah diambil menoleh. "Itu kembang kol bukan brokoli!." Ucapnya agak sedikit ngegas tapi Firna mencoba untuk tetap sabar meskipun rasanya ingin meneriaki suami nya, Firna pikir Fares itu sangat pintar tapi ternyata sayur-sayuran begini saja tidak bisa membedakan.

"Sama dia bentuknya." Fares menaruh kembali bunga kol ketempatnya lalu mengambil brokoli yang sesungguhnya.

"Semuanya aja kakak samain." Lirih Firna pelan mencibir sebelum kembali mengecek belanjaan nya.

Fares berdecak pelan melihat jenis-jenis sayuran yang berbagai rupa dan bentuk nya banyak sekali yang mirip membuatnya sedikit sulit membedakan.

"Sayang, aku baru liat buah ini, ini buah apa?." Fares menunjukkan sebuah buah yang begitu asing di penglihatannya bahkan dia tidak tau buah apa itu karna bentuknya aneh.

"Panjang-panjang gini, udah kaya pentongan ronda."

Firna menyipitkan matanya melihat dengan seksama buah yang ditunjukkan Fares kemudian menghela nafas berat. "Ini labu air dia sayuran bukan buah." Jawab Firna dengan nada yang sudah sangat lelah.

Dulu walaupun sering mengantar nya belanja Fares tidak pernah bawel dan rewel ini itu biasanya hanya diem sambil mendorong troli belanjaan tidak terlalu peduli dengan apa yang ada di sekitarnya tapi kenapa sekarang begitu aktif begini.

"Aku udah selesai, kak Fares mau ada tambahan sesuatu gak?." Tanya Firna setelah dirasa semua belanjaannya sudah lengkap dan tinggal ke kasir saja.

"Pengennya buah yang dibedakin itu tapi tadi aku cari-cari nggak ada." Ucap Fares lagi-lagi membuat Firna kebingungan.

"Buah apa?."

Fares menggeleng. "Aku lupa namanya pokoknya dia pake bedak putih-putih gitu."

"Ha?." Firna belum terpikirkan buah yang dimaksud oleh Fares, memangnya ada buah yang dipake in bedak?

"Langsung ke kasir aja." Fares mendorong troli belanjaannya menuju kasir untuk segera membayar sedangkan Firna masih merenung memikirkan buah yang dimaksud Fares otaknya berpikir keras.

Buah dibedakin? Putih-putih?

Seperti...

Ah, Firna tau sekarang.

"Ada lagi tambahan nya?." Tanya kasir swalayan tersebut setelah meng-scan semua belanjaan mereka.

"Maaf mbak disini kalo buah kesemek ada gak ya soalnya tadi suami saya cari katanya nggak ada?." Tanya Firna dia baru sadar dengan buah dibedakin yang dimaksud Fares ternyata adalah kesemek.

Yaampun.

"Ada banyak, mau sekalian saya ambilkan?."

"Boleh mbak, makasih ya."

Kasir itu langsung mengambilkan buah kesemek nya dan menggabungkannya dengan belanjaan Firna. "Tambahannya ini aja atau ada lagi?." Tanya nya.

"Itu aja." Firna memberikan kartu atm milik Fares pas kasirnya untuk melakukan pembayaran.

"Sayang itu kayanya bukan buah yang aku maksud deh." Bisik Fares dia merasa ragu dengan bentuk buahnya yang seidkit berbeda.

"Bener kak, itu namanya kesemek."

"Kok beda sih, waktu itu ada bedak nya pas aku makan di rumah Pak de tapi kok sekarang kinclong gitu, salah ambil itu kayanya."

Kasir yang mendengar ucapan Fares hanya tersenyum kecil, Fares yang tidak tau buah kesemek malah dia yang dibilang salah.

"Kan dibersihin kakak! Makan langsung dari pohonnya sama beli yang udah masuk ke toko ya beda." Firna gemas sendiri.







*****






Seperti biasanya meskipun Fares sudah bilang akan menemaninya seharian penuh dirumah nyata nya jika ada pekerjaan yang mendadak dan tidak bisa ditunda mau tidak mau dia harus pergi untuk menyelesaikannya.

Yang dilakukan Firna hanya tidur, makan, main hp dan berjalan keliling rumah mencari pergerakan agar tidak bosan, beberapa kali Firna mengecek jam untuk memastikan tapi entah kenapa waktu jika ditunggu rasa nya lebih lama dibandingkan biasa nya.

Fares baru pergi sekitar jam 5 sore tadi dan sekarang sudah jam 7 malam Suami nya itu masih belum berkabar untuk pulang padahal Firna juga sudah sempat menyiapkan makan malam untuk mereka.

"Masih sibuk kali ya?."

Firna tetap berpositif thingking meskipun sebelumnya dia pernah dibohongi tapi dia tetap mencoba untuk percaya kepada Fares.

Sedangkan Fares sendiri sekarang baru menyelesaikan pekerjaannya sebenarnya dia tidak tenang jika meninggalkan istri nya yang hamil besar, selalu ada rasa cemas dan risau jika meninggalkannya sendirian dirumah apalagi belakangan ini Firna sering sekali mengeluhkan perut nya yang suka tiba-tiba keram hal seperti itu tentu semakin membuat Fares khawatir.

Setelah semua pekerjaannya selesai Fares langsung berpamitan untuk pulang tanpa membuang waktu lama. "Saya pamit pulang lebih dulu, istri saya sudah menunggu." Ucap Fares segera bergegas.

Beberapa pesan singkat langsung Fares kirim kepada Firna sebagai kabar karna tadi dia tidak sempat untuk mengabarkan.

Tidak menunggu balasan Fares memilih untuk cepat bersiap pulang, meskipun masih terbilang sore hari tapi Fares tidak ingin istri nya menunggu terlalu lama apalagi melihat pesan yang dikirim kan istri nya yang memberitahukannya jika makan malam sudah di masakannya.

Diperjalanan pulang Fares menyempatkan diri berhenti sebentar di salah satu toko bunga membeli beberapa tangkai mawar untuk sang pujaan hati.

Sudah lama sekali mungkin Fares tidak pernah memberikan Firna bunga atau gift apapun padahal sekecil atau sesederhana apapun sesuatu yang dibawa dan diberikan nya saat pulang kerumah pasti istri nya sangat bahagia.

Semakin hari Fares semakin sadar dan belajar jika kebahagiaan itu bukan hanya tentang apa yang kita dapatkan saja tapi juga tentang apa yang bisa kita berikan untuk membahagiakan orang yang kita cintai.

Melihat seikat mawar yang sudah dibeli nya Fares tersenyum simpul tidak sabar untuk segera memberikannya kepada Firna.

Istri nya itu pasti sangat senang.





To be continude

Menikahi Istri KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang