.
.
.Alderian kembali ke ruang tengah, disana masih ada Arjun Adison. Melihat kedatangannya, Arjun langsung memasang raut cemas. Entah cemas karena mengkhawatirkan Adelia yang tiba-tiba menangis histeris atau karena hal lain.
"Kalian periksa semua perhiasan yang ada di kotak itu" tanpa banyak basa basi, Alderian langsung menurunkan perintah.
"Baik, Tuan" Ezra dengan beberapa bodyguard lain mengangkat kotak itu dan membawanya untuk segera di periksa.
Arjun seketika dilanda panik, "T-Tuan Alderian, kenapa ini?"
"Nggak usah khawatir Adison, saya cuma sedikit memastikan ucapan putri saya benar atau tidak" ujar Alderian kembali duduk di sofa single dengan santai.
"E-Emangnya Nona Agrient bilang apa?" Cicit Arjun mulai berkeringat
"Nggak ada" Alderian mengedikkan bahunya lalu melanjutkan dengan tenang "Dia cuma bilang kalau perhiasan dibagian bawah itu palsu"
Wajah Arjun benar-benar pucat sekarang "T-Tuan, saya nggak mungkin ngasih Tuan Al perhiasan-perhiasan palsu. Lagi pula, Nona tau darimana?" Diakhir kalimatnya Arjun tampak begitu kesal.
"Jadi kamu mau bilang putri saya berbohong?"
"Nona nggak suka sama saya makanya dia fitnah saya kayak gitu!" Sentak Arjun menggebu-gebu
"Pelankan suaramu kalau tidak mau tenggorokanmu putus sekarang juga" ucap Alderian datar
Arjun segera mengunci mulutnya rapat-rapat tapi eskpresinya jelas menunjukkan bahwa pemuda itu menahan marah.
"Tuan" Ezra datang dengan dua bodyguard yang membawa kembali kotak perhiasan itu.
"Gimana?" Tanya Alderian tanpa mengalihkan pandangannya dari Arjun yang kini tampak ketakutan.
"Beberapa perhiasannya asli, Tuan. Tapi selebihnya, semua palsu"
"NGGAK!" Arjun meraung, pemuda itu berlari untuk bersujud didepan Alderian "Tuan Al, saya nggak bermaksud untuk menipu Tuan. Tolong maafkan saya, saya akan bawa perhiasan asli yang anda minta sekarang juga"
"Ezra bawa dia." Perintah Alderian
"Baik, Tuan." Ezra dan sayu bodyguard lainnya mulai menarik Arjun dari sana.
Arjun meraung ketakutan "NGGAK, AMPUN TUAN! SAYA MOHON MAAFIN SAYA! TUAN ALDERIAN!"
***
Adelia menatap Emma yang sedang mengelus kepalanya, dia saat ini berada ditempat tidur dengan Emma disampingnya.
"Emma, apa Tuan Adison bakal baik-baik aja?" Tanya Adelia
"Dia pasti baik-baik aja kalau tidak bikin masalah yang akan memicu kemarahan Tuan Alderian" jawab Emma
Adelia terdiam, matanya melirik Emma secara diam-diam. Begitu sadar Emma tidak memperhatikan, Adelia segera tersenyum sinis. Sudah pasti Adison akan kenapa-napa, Adelia sudah memberi tau Alderian soal kotak itu dan tentu saja Alderian akan mengeceknya untuk membuktikan ucapan Adelia benar atau tidak.
Perhiasan itu dipesan untuk mendiang Nyonya Agrient, perempuan yang sangat dicintai oleh Ayahnya. Walaupun Kana tidak ada disini, Alderian tidak mungkin mempersembahkan emas palsu untuknya.
Adelia tertawa dalam hati, Adison tidak mungkin selamat kali ini.
"Nona senyum-senyum, lagi mikirin apa?" Tanya Emma ikut tersenyum melihat wajah Adelia
Adelia terkikik kecil "Gapapa kok, Adel cuma lagi mikil besok menu salapannya apa ya?"
"Nona mau dibuatin apa? Saya bisa minta Rara buat bikinin makanan kesukaan Nona"
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasy[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...