-CHAPTER 50-

13.7K 1.6K 374
                                    

.
.
.

Adelia mendongak ketika mendengar ribut-ribut dari arah depan, dalam sekejap Adelia panik bukan main.

Dia berbalik hendak melarikan diri tapi tiba-tiba tangannya ditarik. Bersama dengan Adelia yang dibawa ke ruangan kosong, di saat itu juga lorong tiba-tiba ramai oleh teriakan.

Nafas Adelia memburu mendengar suara orang-orang itu, mereka pasti sudah melihat tubuh Nindy.

Adelia mengangkat pandangannya, menatap Griffin yang tengah membekap mulutnya. Ya, orang yang menariknya tadi adalah Griffin.

"Mereka pasti bakal ngecek sekitar sini." gumam Griffin kemudian menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan, tidak ada jalan keluar.

Melihat Griffin disini, sepertinya Griffin juga sudah menduga apa yang akan terjadi. Adelia ikut menatap sekitar, tidak ada tempat untuk sembunyi. Ruangan itu kosong hanya dengan sebuah sofa yang berada di tengah-tengah ruangan.

Suara orang-orang diluar sana semakin dekat, tampaknya mereka sudah mulai menggeledah ruangan-ruangan lain. Griffin dan Adelia bungkam saling berpandangan sampai Griffin akhirnya bergerak menjauh dari Adelia.

"Aku yang akan keluar, kamu tunggu disini aja."

"Tunggu, tapi kamu mungkin bakal dituduh bunuh Nindy" ucap Adelia menahan tangan Griffin

"Kalau gitu aku tinggal melakukan apa yang mereka tuduhkan." balas Griffin polos

Adelia melongo, dia menggeram gemas. Adelia berusaha tenang, mencari solusi yang bagus tanpa harus ada yang berkorban.

Dia melihat sofa itu sejenak dan entah ide gila darimana, Adelia menatap Griffin dengan serius.

"Griffin sini sebentar." Adelia menyeret Griffin yang mengernyit bingung

Selanjutnya Griffin dibuat syok ketika Adelia mendorongnya ke sofa sembari merangkak naik keatas pangkuannya.

"Adel, tunggu—" ucapan Griffin tergantung begitu Adelia membuka paksa jas yang dia pakai.

"Maaf, tapi kita harus ngelakuin ini" bisik Adelia menarik dasi Griffin dan mulai membuka kancing kemeja pemuda itu sampai dadanya terpampang dengan jelas.

Adelia menurunkan lengan gaunnya lebih rendah sampai bahunya terekspos, tak lupa juga dia mengusap bibirnya kasar agar liptintnya belepotan.

Wajah Griffin memerah, dia menahan pinggang Adelia yang menunduk untuk mendekatkan wajah mereka.

"Griffin, maaf. Tolong kerja samanya ya" bisik Adelia di telinga sebelum memeluk Griffin dengan erat

Griffin memejamkan matanya, posisi ini membuatnya tersiksa. Bisa-bisanya Adelia melakukan ini hanya untuk mengecoh para tamu. Tapi jika Adelia meminta bantuannya, Griffin harus membantunya kan?

Ya, Griffin harus melakukan pekerjaannya dengan baik sebagai partner Adelia.

Adelia tersentak ketika Griffin tiba-tiba mengecup lehernya, matanya terbelalak. Tunggu, ini tidak masuk dalam rencana! Adelia cuma berencana untuk berpelukan saja sampai orang-orang itu datang.

"G-Griffin?"

"Mereka mendekat." bisik Griffin ditelinganya, Adelia memejamkan matanya erat, hembusan nafas Griffin ditelinganya membuat Adelia meremang.

CATAT! ADELIA SUDAH PERNAH MENIKAH! Dia bukan gadis polos yang tidak tau situasi seperti ini.

Adelia menjauhkan kepalanya, menatap Griffin yang juga ikut memandangnya dengan tatapan sayu, wajahnya merah. Rambut pemuda itu acak-acakan dengan baju terbuka.

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang