-CHAPTER 32

13.4K 1.3K 117
                                    

.
.
.

Galang tidak tau apa yang sudah terjadi di kediaman Agrient itu. Sejam yang lalu Galang dibuat syok oleh berita yang menyatakan bahwa Adelia telah meninggal.

Galang memang tau bahwa anak itu koma selama 3 minggu tapi Galang tak menyangka bahwa pada akhirnya Adelia tidak bisa bertahan.

Situasi ini mirip saat hari dimana Kana meninggal apalagi ketika Galang sampai di sana dan semua orang di dalam Mansion itu tampak kacau.

Satu hal yang membuat jantung Galang mencelos adalah, dia tak menyangka bahwa Alderian yang selama ini menelantarkan anaknya sendiri bisa sekacau itu. Galang tau bagaimana bencinya Alderian pada Adelia sewaktu anak itu baru berumur satu hari, dia bahkan tidak sudi menatap bayi dalam pelukan Alsa.

Melihatnya hari ini, Galang yakin Adelia pasti sudah menghancurkan tembok kebencian itu.

Galang beranjak dari duduknya, ini adalah gilirannya untuk memberi salam perpisahan. Dia sejak tadi berada di barisan tamu-tamu yang juga menghadiri Mansion hari itu, semua tampak berduka.

Alsa bahkan sampai pingsan beberapa kali, Darren hanya duduk terdiam di pojok, kepalanya tertunduk tak bersuara. Meski begitu Galang beberapa kali melihatnya terus mengusap airmata. Azel dan Max? kedua anak itu juga diam saja sembari di tenangkan oleh Keen, sementara Kalila menjaga Alsa di kamar.

Terakhir Alderian, ini ketiga kalinya Galang melihat Alderian seterpuruk itu. Galang tidak bisa berhenti mengasihani sahabatnya tersebut karena terus ditinggalkan oleh orang-orang yang dia sayangi, pertama Clara, kedua Kana, dan sekarang Adelia.

Galang menghela nafas, dia menatap tubuh dalam peti tersebut. Tanpa sadar airmata Galang mengalir, menyadari anak sekecil ini harus pergi di saat perjalanannya seharusnya masih sangat panjang.

Apa Adelia serindu itu dengan Kana? Atau Kana yang merindukannya?

"Anak cantik, anak baik. Kamu udah berjuang sampai ke titik ini, Paman tau kok apa yang selama ini udah kamu lalui. Maaf karena belum bisa jadi Paman yang keren dimata Adel, kalau ketemu Kana nanti tolong ceritain yang baik-baik aja soal Paman Galang ya." Bisik Galang terkekeh pelan sembari meletakkan mawar putih di sebelah Adelia

Saat Galang membungkuk hendak mencium kening Adelia, tiba-tiba Galang membeku ketika jas hitamnya di cengkram kuat.

Dengan mata membelalak, Galang menatap ke bawah. Wajahnya berubah pucat melihat mata yang tadinya tertutup itu perlahan terbuka, dada anak itu juga mulai bergerak.

"A-Adel?!"

Karena terlalu terkejut Galang sampai reflek menjauh, reaksinya itu membuat orang di sekitarnya juga ikut terkejut.

Matanya terus menyorot peti itu sampai akhirnya tubuh di dalam sana pelan-pelan mulai terbangun.

Bukan hanya Galang, siapapun juga pasti akan syok melihat orang yang sudah di nyatakan meninggal bisa hidup kembali.

Untuk sejenak Galang berpikir dia mungkin hanya berhalusinasi. Tapi pikiran itu tertepis saat Alderian yang semulanya duduk di lantai beranjak dengan terburu-buru hanya untuk menangkap Adelia yang hampir terjatuh di lantai.

Melihat Adelia yang menangis tersedu-sedu serta Alderian yang terus memeluk tubuh mungil itu, Galang sadar bahwa semuanya bukan khayalan.

Anak itu benar-benar hidup kembali.

***


"Hati-hati, Kak."

"Kak, pelan-pelan nyuapinnya nanti mulut Adelia bisa luka gara-gara sendok itu."

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang