-CHAPTER 59-

11K 1.5K 276
                                    

.
.
.

Adelia menyusuri lorong kediaman Dirgantara itu dengan pelan, wajahnya penuh dengan noda-noda darah yang entah milik siapa, bajunya pun bahkan sudah berganti warna.

Tatapan Adelia jatuh pada pintu coklat di depannya, tanpa menunggu lama Adelia memasuki ruangan itu, ruang kerja Gani. Jangan tanya bagaimana Adelia bisa tau, sudah berkali-kali dia keluar masuk ruangan ini di kehidupan sebelumnya jadi bisa dibilang Adelia sudah hafal seluk beluknya termasuk ruang rahasia dalam ruangan itu.

Tapi itu nanti saja, karena pertama-tama Adelia ingin memastikan sesuatu.

Adelia menatap datar tirai yang berada di dinding. Dulu tirai itu juga ada di sana, tiap kali Adelia ingin membersihkannya, Paman Gani selalu melarang Adelia menyentuh tirai itu.

Tangan Adelia terangkat untuk memegang tirai itu, tanpa butuh waktu lama Adelia menarik tirainya turun. Untuk sejenak Adelia terdiam, memandang apa yang ada dibalik tirai.

Sebuah foto dengan ukuran hampir memenuhi dinding, 2 bingkai foto keluarga. Adelia meneliti orang-orang dalam foto itu dan Adelia hanya mengenali satu orang dalam salah satu bingkai itu, yaitu Ibunya yang masih kecil.

Ini adalah foto keluarga Dirgantara terdahulu. Satu bingkai yang tidak ada Kana memperlihatkan dua wanita kembar.

Saat menatap foto itu lebih lama, Adelia baru menyadari sesuatu. Salah satu wanita dan anak laki-laki dalam foto itu memiliki warna mata berbeda dengan yang lainnya. Warnanya hijau cemerlang.

"Mirip..." gumam Adelia

Tanpa sadar Adelia menunduk sambil memegang wajahnya sendiri lalu memandang kembali foto tersebut.

"Maria Amethysta."

Adelia menundukkan kepalanya kali ini sebagai bentuk penghormatan. Adelia mengangkat kembali kepalanya dan saat itu dia melihat pantulan dirinya di bingkai kaca itu, melihat matanya. Adelia tidak terkejut ketika melihat sinar itu keluar dari matanya sendiri karena Adelia sudah menyadarinya.

Menarik nafas panjang Adelia mengangkat tangannya untuk mengelus foto didepannya.

"Pasti sakit banget ya..." gumam Adelia

Sebelah tangannya terkepal erat mengingat semua yang dia lihat dalam mata Gani. Adelia melirik bingkai foto lainnya, foto yang memperlihatkan Kana dan satu anak perempuan disampingnya.

Sorot Adelia menggelap, dengan wajah datar dia berkata "Saya pasti akan balas semuanya."

Untuk Maria, untuk Rega dan untuk Ibunya. Adelia bersumpah akan menghancurkan Valentina dengan tangannya sendiri.

Adelia meninggalkan foto itu dan berjalan menuju ruang rahasia. Tentu saja ruangan itu di kunci dan Adelia tidak tau dimana letak kuncingnya.

Yah, memang itu penting?

Adelia mengangkat senapannya, menutup satu mata sambil membidik.

DOR!

Pintunya terbuka.

Adelia berjalan mendekati pintu dan mendorongnya, di sana dua orang yang berada didalam tengah menatapnya dengan syok. Adelia tersenyum

"Anda baik-baik saja, Nyonya Zenova?"

***

"A-Apa..."

Begitu sampai di tempat kejadian, Kaifar tak bisa berhenti menganga melihat pemandangan dalam aula tersebut.

Gila, kalau orang lain melihat ini, mereka pasti akan pingsan dalam sekejap. Lihat bagaimana aula itu dipenuhi oleh tubuh yang sudah tak bernyawa, lantainya pun penuh dengan genangan darah.

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang