.
.
."Adelia."
"Ya?"
Gadis cantik itu menoleh ketika namanya disebut, dia tersenyum manis melihat sang Ayah berjalan ke arahnya yang tengah duduk kursi dalam perpustakaan.
"Apa masalahmu sudah selesai?" tanya Alderian memperhatikan tumpukan buku yang Adelia baca hari itu.
"Udah kok, sisanya udah di urus sama Kaifar" ucap Adelia menutup bukunya
Alderian menarik kursi dan duduk di sana dengan tangan terlipat di depan dada, mengawasi Adelia dengan cermat.
Menyadari tatapan tidak puas dari Ayahnya, Adelia memejamkan mata sejenak lalu balas menatap Alderian "Kenapa, Pi?"
"Tidak."
"Terus kenapa ngeliatin sampe kayak gitu?" tanya Adelia tak percaya
Alderian tampak berdiam, masih menatap Adelia sebelum berkata "Kamu yakin masalahmu sudah selesai?"
"Sudaaaahhhh." jawab Adelia dengan nada dipanjangkan
"Padahal saya bisa menghilangkan keluarga itu dalam sekejap." ucap Alderian jelas sekali ada decihan dalam suaranya
Oh jadi karena itu.
Adelia menghela nafas, sebenarnya masalah ini tidak besar sampai harus menghancurkan satu keluarga. Hanya saja Ayah dan kakak-kakaknya sangat sensitif kalau sudah menyangkut Adelia, makanya mereka jadi begini.
Adelia bahkan masih mengingat bagaimana Darren menghancurkan gelas dalam sekali genggam karena Adelia tanpa sengaja keceplosan tentang masalah ini di meja makan. Untung saja, Adelia bisa menenangkan kakak sulungnya itu.
Yap, ini soal Adelia yang bersitegang dengan salah satu anak dari keluarga kelas atas.
Gadis itu bernama Raquelle Seylien, entah keberanian darimana dia berani menantang Adelia secara terang-terangan. Kejadiannya saat pesta ulang tahun Tania, dia dengan sengaja berpura-pura tersandung dan membuat minuman yang dipegangnya terbang sampai mengguyur wajah Adelia.
Saat itu ekspresinya benar-benar menyebalkan, jelas Adelia tau itu disengaja tapi Adelia tidak ingin membalasnya langsung.
Adelia tidak akan sembrono seperti kejadian Nelly dulu, dia ingin bermain cantik. Tapi bagaimana pun dia tetap saja kesal, jadi tanpa sengaja Adelia menggerutu saat makan malam bersama keluarganya.
Dari sanalah 4 orang yang kalau kata Paman Galang sudah seperti gapura kabupaten itu, hampir bersiap untuk memberi pelajaran pada keluarga Raquelle.
Untung saja Adelia bisa menenangkannya, dia juga sudah mengatakan bahwa dia punya rencana untuk membalasnya, jadilah mereka membiarkan Adelia beraksi sendiri walau sedikit tidak puas karena Adelia hanya mengacaukan pesta ulang tahun Raquelle saja.
"Yang pentingkan pestanya ancur, aku juga udah puas banget ngeliat mukanya Raquelle tadi malem." ucap Adelia bertopang dagu, melanjutkan bacaannya
Alderian menghembuskan nafas kasar "Ya sudah kalau kamu puas hanya dengan itu, ngomong-ngomong bukannya kamu ingin membicarakan sesuatu?"
Adelia berhenti membaca, dia mendongak saat mengingat hal yang memang ingin dia bicarakan pada Ayahnya.
Segera Adelia memperbaiki posisi duduknya, lalu mengangguk "Iya, aku pengen sesuatu dari Papi"
"Mau apa? Mobil? Sertifikat tanah? Villa di puncak atau pulau pribadi?"
Adelia memejamkan matanya erat-erat, dia tidak akan terkecoh dengan tawaran tersebut walau sangat menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasi[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...