.
.
."Hari ini cukup sampai disini."
Adelia menutup bukunya ketika Miss Avika selaku guru belajarnya menutup pembelajaran hari itu.
"Hari ini Nona pun bisa menyelesaikan esai yang saya berikan dengan mudah, saya yakin Nona pasti akan di terima baik di Akademi nanti." ucap Miss Avika tersenyum anggun seperti biasa.
"Terima kasih Miss, saya juga nggak sabar pengen ke sana." ucap Adelia ceria
"Saya sangat menantikannya, tapi lebih dari itu Nona harus fokus pemulihan dulu karena kesehatan Nona adalah yang nomor satu." ucap Miss Avika lembut
Adelia mengangguk sambil tersenyum manis. Miss Avika memang orang yang sangat baik, tutur katanya sopan dan sangat lembut, dia juga tidak hanya mengajarkan Adelia banyak hal, tapi juga memberi banyak perhatian pada Adelia.
Yah itu mungkin karena Miss Avika memiliki anak perempuan seumuran Adelia di rumah, makanya naluri seorang Ibunya terus terbawa. Apalagi Miss Avika tau bahwa Adelia tidak punya Ibu, hingga membuatnya cukup prihatin pada Adelia.
Miss Avika juga berasal dari keluarga terpandang tapi Adelia belum tau dari keluarga mana karena Miss Avika tidak pernah menyebut marga di belakang namanya.
Karena hal itu pula, Adelia jadi berusaha bersikap baik padanya. Katanya Miss Avika sering pergi ke perkumpulan wanita-wanita kelas atas, makanya Adelia ingin memanfaatkan wanita itu untuk mencari informasi.
Adelia memperhatikan Miss Avika yang tengah membereskan barang-barangnya, kemudian menatap bingkisan di bawah mejanya.
Pelan-pelan Adelia turun dari kursi lalu mendekati Miss Avika.
"Ada apa, Nona? Ada yang ingin Nona katakan?" Tanya Miss Avika
"Ini," Adelia mengulurkan bingkisan pada Miss Avika "Hadiah untuk Miss Avika. Karena ini hari Ibu, Adel bingung mau kasi ini ke siapa jadi Adel mutusin buat kasi ke Miss aja. Terima kasih sudah mengajarkan banyak hal ke Adel."
Miss Avika tampak terkejut, selanjutnya wanita itu menatap Adelia nanar. Karena tak tahan lagi, Miss Avika memeluk Adelia dengan erat. "Terima kasih, Nona. Saya harap anda selalu bahagia."
Adelia hanya tersenyum kecil.
Reaksi Miss Avika ini tidak jauh berbeda dengan orang-orang di Mansion. Sejak pagi semua orang mendadak sendu ketika Adelia tak sengaja menyinggung soal hari Ibu di meja makan.
Padahal Adelia juga tak sengaja membahas itu karena melihat berita di televisi soal perayaan hari Ibu. Alhasil semuanya menjadi sangat drama ketika Emma tiba-tiba memeluknya dan mengucapkan kata-kata lembut.
Para pelayan juga membuatkan banyak cemilan untuknya dan para bodyguard yang berusaha menghiburnya. Jujur saja Adelia merasa terbebani dengan perilaku mereka itu, tapi Adelia tidak protes karena Adelia tau mereka begini karena mengkhawatirkannya.
Soal hadiah ini sebenarnya agar Miss Avika terus menganggapnya anak yang baik dan terus memberikan informasi soal apa yang terjadi di dunia luar.
Ya awalnya Adelia memberikannya dengan maksud terselubung, tapi karena melihat reaksi Miss Avika entah kenapa Adelia jadi merasa bersalah.
"Nona Adelia." Miss Avika melepas pelukannya tapi dua tangan wanita itu memegang kedua pundaknya, dan bertanya "Apa Nona Adelia sudah mengunjungi makam Nyonya Agrient?"
Adelia menggeleng jujur.
Miss Avika menghela nafas, "Saya tau saya mungkin terlalu lancang mengatakan ini, tapi bagaimana kalau Nona coba untuk mengunjungi makam Ibu Nona, berikan hadiah dan juga doa. Mungkin dengan begitu Nona akan merasa lebih baik dan tidak sedih lagi."
![](https://img.wattpad.com/cover/303599636-288-k915113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasía[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...