.
.
."Ririn ambilkan beberapa baju hangat milik Nona."
"Baik, Em."
"Jangan lupa selimut tebalnya juga, Lesi."
"Iya."
"Kaos kaki dan sandal berbulunya sudah masuk koper?"
"Sedang saya atur, Em."
Adelia hanya memandang Emma, Lesi dan Ririn yang sibuk mengurusi semua bawaannya.
Ya, hari ini adalah hari keberangkatannya ke Akademi. Semua pelayan sibuk mengemasi barang-barangnya seolah Adelia akan pergi lama.
Benar, dia akan pergi jauh tak kembali. Menyadari itu, Adelia hanya tersenyum miris menatap sepatunya.
"Emma." panggil Adelia
"Ya Nona?"
"Berapa lama lagi sebelum makan siang?" Tanya Adelia turun dari kursinya
"1 jam lagi Nona."
Adelia mengangguk "Adel mau keliling sebentar nanti Adel bakal langsung ke ruang makan kalau udah waktunya makan siang."
"Tunggu sebentar, saya akan menemani anda." ucap Emma hendak beranjak tapi Adelia lebih dulu menghentikannya
"Adel mau jalan-jalan sendiri aja, cuma di lantai bawah kok. Adel nggak bakal deket-deket ke kandang peliharaan kakak." kata Adelia tertawa kecil
Emma sedikit ragu namun pada akhirnya mengangguk "Baik, Nona."
Setelah Emma menjawab, Adelia pun berjalan keluar dari kamar. Dia sengaja tidak ingin Emma ikut karena Adelia ingin berkeliling mencari kunci itu.
Sudah 2 malam ini Adelia masuk ke kamar Alderian, tapi kunci itu tidak juga dia temukan. Sebenarnya dimana Ayahnya menyimpan kunci itu? Kalau begini caranya, Adelia hanya akan menjalani hidupnya seperti yang sudah-sudah.
Adelia menghentikan langkahnya ketika matanya tak sengaja melihat ruangan yang dia masuki sebulan yang lalu. Pintunya di tutup dengan 2 orang bodyguard yang menjaga di depan pintu, Adelia belum pernah melihat bodyguard itu. Apakah mereka pekerja baru?
Tak ambil pusing, Adelia melewatinya tanpa menoleh sedikit pun, dia masih teringat akan apa yang ada di dalam sana. Apa yang terjadi pada Ibunya, Adelia bisa mengetahuinya kalau sudah mendapatkan kunci itu.
Fokusnya sekarang hanya buku tersebut. Kalau ingin mengetahui semuanya, dia harus secepatnya menemukan buku sejarah keluarga Agrient.
Lama dia berjalan menyusuri lantai dasar, Adelia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda tempat keberadaan kunci tersebut. Karena frustasi, Adelia malah jadi berkeliling hingga tanpa sadar kakinya malah membawa dia menuju koridor yang tidak pernah dia datangi.
Adelia berhenti di pertigaan lorong. Di kanan hanya ada jalan buntu di ujung koridor sementara di kiri ada tangga yang turun ke bawah.
Karena tidak ingin tersesat, Adelia berbalik hendak kembali tapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat mendengar suara langkah sepatu dari bawah tangga batu itu.
Refleks, Adelia langsung berlari ke balik guci besar yang terletak di sudut, bersembunyi di sana. Dia memperhatikan orang-orang itu, Adelia belum pernah melihatnya. Seragamnya juga sedikit berbeda dengan para bodyguard yang sering dilihatnya.
Badan mereka 2 kali lebih besar dan kekar dibanding bodyguard lain, tampangnya juga menyeramkan. Ezra, Ian dan Noah juga terlihat tegas tapi wajah mereka tidak menyeramkan seperti ini.
Oh Adelia ingat, seragam mereka mirip dengan yang berjaga di depan pintu ruangan peti itu.
Adelia semakin merapat ke balik guci begitu 5 bodyguard itu melewatinya. Wah benar-benar menakutkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasía[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...