.
.
."Papi selamat pagiiii!"
Mata Alderian bergerak dari dokumen ke arah bocah yang baru saja masuk ke ruang kerjanya.
"Kenapa kamu berkeliaran dengan penampilan kayak gitu?" Tanya Alderian mengernyit melihat Adelia datang masih memakai baju tidur dan rambut tergerai agak acak-acakan
Adelia cuma cengengesan sambil menunjukkan sisir yang dia bawa "Adel bawa ini kok."
"Terus kamu mau saya melakukan apa?" Alderian hanya melirik Adelia yang sudah bertumpu diatas meja, mengintip kerjaannya.
Anak perempuan yang 3 hari lalu resmi berusia 9 tahun itu nyengir lebar "Sisirin rambut Adel."
"Apa Emma dan para pelayan itu sudah bosan kerja disini?" Tanya Alderian datar
Adelia seketika menggeleng panik "Eh bukan gitu, Emma dan yang lainnya lagi nyiapin air mandi. Mereka nggak tau kalau Adel kabur ke sini hehehe"
"Saya sibuk." Kata Alderian singkat
"Yaudah Adel tunggu sampai Papi selesai." Kata Adelia riang
Alderian menghela nafas, dia meninggalkan dokumennya lalu memutar kursinya menghadap Adelia.
"Sini."
Dengan senyum lebar, Adelia segera menghampiri Alderian lalu duduk di pangkuannya.
"Rambut kamu sudah panjang, nggak mau dipotong aja?" Tanya Alderian ketika dia menyisir rambut Adelia dengan perlahan.
Adelia menggeleng "Adel suka rambut panjang."
"Hmm."
Alderian menatap rambut dalam genggamannya itu, kalau dipikir pikir rambut Kana juga bergelombang seperti Adelia. Entah kenapa semakin Adelia tumbuh anak itu malah semakin mirip dengan Kana, Alderian bahkan tidak kebagian sedikit pun.
"Selamat pagi, Ayah."
Adelia menyunggingkan senyumnya saat melihat kakak sulungnya masuk "Pagi, Kakak!"
"Loh, ada Adel? Tumben pagi-pagi udah disini." Ucap Darren mendekat sambil meletakkan beberapa dokumen diatas meja kerja Ayahnya. "Ini, Ayah."
Alderian tidak merespon, dia sibuk menyisir rambut Adelia. Darren yang melihat itu hanya terkekeh sementara Adelia mulai merasa dia harus segera menyingkir dari sana.
"Sstt, sini." Darren memberi isyarat agar Adelia bertindak lebih dulu agar Ayahnya itu segera sadar.
"Eum, Papi udah. Papi lanjut kerja aja, biar Kak Darren yang lanjut nyisirin Adel." Ucap Adel menarik dirinya untuk menghadap Alderian
"Oh, ya sudah." Seakan tersadar, Alderian kembali memutar kursinya dan mulai memeriksa dokumen yang Darren bawakan.
Adelia terkikik geli, dia menghampiri Darren, menatap kakaknya yang sudah rapih dengan jas kantornya kemudian lalu mendudukkan dirinya dipangkuan kakaknya itu.
"Kakak mau ke kantor ya?" Tanya Adelia yang jawabannya sudah pasti
"Iya, setengah jam lagi."
Adelia mengangguk. Ngomong-ngomong kakaknya itu semakin tampan saja, tinggi dan badannya bagus. Di umurnya yang 20 ini Adelia bingung kenapa Darren belum mulai berkencan, padahal banyak perempuan yang berasal dari keluarga terpandang berusaha mengejarnya, tapi satupun tidak ada yang Darren lirik.
"Adel makin cantik ya." Ucap Darren tiba-tiba, yang mengejutkannya di sahuti oleh Alderian dengan deheman setuju.
Adelia hanya tersenyum manis, sudah biasa dengan pujian itu. Adelia jadi penasaran bagaimana Darren mengucapkan pujian itu untuk gadis lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasía[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...