.
.
."Selamat datang, Tuan."
Roger menyapa Griffin yang baru saja kembali, pemuda yang berusia 2 tahun lebih tua dari Griffin itu adalah tangan kanan Griffin. Roger sudah mengikuti Griffin sejak Griffin lulus dari Akademi.
Griffin hanya berdehem sambil melepaskan jasnya, dia berjalan ke sofa yang berada di dekat jendela besar lantai dua dan duduk di sana.
Roger memperhatikan tuannya tersebut. Padahal Griffin baru kembali tapi masih harus bekerja di rumah juga, Roger bahkan tau kalau Griffin tidak pernah makan dengan benar.
Menghela nafas, Roger mendekati Griffin. Lebih dari itu ada hal penting yang harus dia sampaikan.
"Tuan, kapan anda kembali ke kediaman Arbeus?"
Tidak ada jawaban, mata biru itu terlalu fokus pada dokumen yang ada ditangannya. Roger menghela nafas.
"Tuan, saya mendapat kabar kalau pasangan Zenova diculik dan Nona Adelia sedang membantu Tuan Calva menyelediki hal itu."
Oh, sepertinya berhasil. Roger melihat tangan Griffin tersentak, Roger tersenyum.
"Tuan, ap—"
"Adel diculik?"
"Eh?" Roger hanya bisa mengerjap-ngerjap apalagi ketika Griffin memandangnya dengan wajah memucat.
"Bu—"
"Siapkan semua keperluan yang harus dibawa,"
"Tapi Tuan—"
Roger hanya bisa ternganga, memandang Griffin yang sudah kembali memakai jasnya, pemuda itu berjalan ke arah pintu sambil berkata
"Kita kembali sekarang."
***
"Adelia."Adelia hanya melirik sekilas ketika Adolous memanggilnya dari sudut ruangan. Dia kembali menatap Ayahnya, memperhatikan tangan dalam genggamannya. Tangan yang dulunya tampak besar dan kekar itu kini jauh lebih kurus.
"Papi..." gumam Adelia sembari mengelus tangan Alderian
Sudah 3 hari sejak Adelia sadar dan sejak pertemuan dengan para pengikut keluarga Agrient, Adelia masih belum memulai pergerakannya.
"Apa yang kamu tunggu? Bukannya kita harus cepat-cepat menemukan pasangan Zenova itu agar Ayahmu bisa sembuh? Kalau kamu hanya diam disini saja, Ayahmu lama-lama bisa mati." ucap Adolous
Tangan Adelia mengepal, dia mengirim silau tajam pada Adolous membuat makhluk itu sedikit tersentak.
"Emang kamu pikir aku diam selama ini nggak ngapa-ngapain? Mending tutup aja mulutmu, kamu berisik." decak Adelia tanpa berpaling dari Ayahnya sedikit pun
Adolous mendengus, kenapa gadis itu jadi mudah marah begini?
Adelia memejamkan matanya, menggenggam tangan Ayahnya lebih erat. Setiap malamnya Adelia selalu khawatir, khawatir kalau nafas itu akan terhenti. Tapi Adelia tidak bisa apapun sekarang, dia harus menunggu karena ini hanya soal waktu.
Isi dalam buku kembali teringat oleh Adelia, tatapannya berat. Alasan mengapa dia sangat khawatir adalah karena dia tidak ingin kalau pada akhirnya dia harus memilih antara Ayah dan Ibunya atau mungkin orang lain yang dia sayanginya.
Karena seperti kata buku, keistimewaan yang digunakan pertama kali hanya bisa membangkitkan satu jiwa saja. Pewaris harus menunggu 5 tahun setelahnya, pewaris membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan kekuatan tersebut karena jika kekuatan itu digunakan dalam skala besar, maka hanya akan membahayakan nyawa sang pewaris.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasy[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...