.
.
.Leni tersentak kuat, dia menoleh ke arah belakang seolah tengah mencari-cari sesuatu disana. Entah kenapa firasatnya mengatakan akan ada sesuatu yang buruk.
Karena saat ini dia menemani Angelina yang tengah berbincang dengan Griffin Arbeus, Leni jadi tidak bisa kemana-mana. Dia harus mengawasi Angelina setiap waktu, apalagi pemuda ini...
Leni menatap Griffin dengan lekat, gerak gerik pemuda itu tidak mencurigakan tapi entah kenapa Leni merasa ada sesuatu yang aneh.
Tangannya mengepal tanpa sadar, dia melirik Angelina yang tampak riang mengobrol, apa anak ini tidak merasakan sesuatu?
Tidak, ini tidak benar. Leni sepertinya harus mengeceknya sendiri.
"Nona." panggil Leni pelan
Angelina menoleh, memasang ekspresi bertanya "Ada apa?"
"Apa anda ingin menambah teh lagi?" tanya Leni
Angelina menatap Griffin yang memperhatikan mereka kemudian berkata ramah "Kalau Tuan Griffin tidak keberatan, apa anda mau tinggal lebih lama lagi? Teh buatan Leni sangat enak."
"Tentu, Nona Angelina." ucap Griffin tenang
Angelina semakin sumringah, dia menoleh pada Leni dan mengangguk bersemangat berbeda dengan Leni yang memandang Griffin curiga. Apa hanya perasaannya saja? Sial, kenapa dia jadi cemas begini? Angelina benar-benar melakukan pekerjaannya dengan baik kan?
"Kalau begitu, saya permisi." ucap Leni pelan-pelan mulai mengundurkan diri
Sementara itu Griffin mengawasi kepergian Leni dengan ekor matanya.
Bersama dengan kepergian Leni, suara dari alat komunikasi yang sudah dia pasang dari rumah, terdengar ditelinganya. Griffin agak tersentak, untung saja dia bisa cepat menormalkan ekspresinya.
Dengan gerakan natural, Griffin menyesap teh sambil mendengarkan suara orang diseberang sana dengan cermat. Dari gelas teh, mata Griffin beralih menatap kedepan dimana Angelina terus mengoceh.
"Griffin, kamu boleh bergerak sekarang."
Ah, begitu ya. Jadi dia sudah bisa menghentikan sandiwara ini? Kalau Adelia sampai bilang begitu, artinya semua rencana mereka berjalan dengan lancar.
Namun sebelum Griffin memulai aksinya, suara Adelia kembali terdengar. Kali ini dengan nada yang sangat rendah.
"Jangan diapa-apain ya, karena itu..."
Mata Griffin terpejam.
"...bagianku."
Angelina menjerit ketika meja didepannya tiba-tiba terbang begitu saja.
"ARRGHH!"
Belum sempat Angelina mencerna apa yang terjadi, lehernya sudah di cengkram dengan kuat oleh sesuatu yang tidak bisa dia sentuh dengan tangannya. Mata Angelina terbelalak melihat aura hitam didepannya, matanya menyusuri aura itu sampai berhenti di satu titik.
"Permainan selesai." bisik Griffin
"ARRRRGGGHHHHH!!!"
***
Adolous menatap gadis didepannya dengan tenang. Gadis itu tampak termenung setelah mengirimkan pesan lewat benda kecil yang ada ditelinganya."Apa rencanamu sekarang?"
Sorot mata Adelia menatap Adolous dengan datar, menelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil "Nggak ada."
"Tidak ada?" gumam Adolous tak percaya, ekspresinya seketika mengeras "Adelia, setelah aku memperlihatkan padamu semua yang terjadi, kamu masih tidak bisa memikirkan apapun?! Perempuan itu—"

KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasy[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...