.
.
."...orang luar seperti kalian tidak perlu ikut campur."
Setelah mengatakan hal itu, Adelia menepis kasar tangan Nindy dan berlalu dari sana.
"Aw!" Nindy meringis memegang tangannya sendiri
"Ya ampun kasar banget sih!" seru salah satu gadis disana
"Emang bener ya, anak yang nggak sekolah tuh pasti kelakuannya nggak karuan, nggak heran kalau Nona Adelia kayak gitu."
"Bukannya ini udah keterlaluan?" gumam Elios yang sejak tadi menyaksikan mereka
Mereka berkerumun disekitar Nindy seolah Adelia baru saja menindasnya, Adelia berbalik dan menatap Nindy yang kini memasang ekspresi menyedihkan.
Dengan santai Adelia bersedekap, memandang rendah para gadis yang menatapnya sengit.
"Apa?" tanya Adelia menantang
Mereka menggertakkan giginya emosi, salah satu gadis itu menunjuk Adelia sambil berteriak "Nggak tau malu, harusnya anda tetap dirumah aja. Kalau kayak gini kasian Tuan Agrient, pasti beliau malu punya putri nggak punya sopan santun seperti anda!"
Adelia memutar bola matanya, begitu saja tidak akan membuatnya gentar. Malas sekali meladeni gadis-gadis baru puber seperti mereka, Adelia hendak kembali berbalik pergi tapi tiba-tiba kepalanya di hantam sesuatu yang sangat keras.
"CEWEK GATEL! DENGERIN GUE NGOMONG NGGAK?!"
Adelia mematung di tempatnya, pupil matanya bergerak ke bawah lantai dimana satu high-heels terpantul.
Haha cewe sialan, Adelia tertawa dalam hati bercampur kesal karena kepalanya sekarang berdenyut-denyut.
Adelia mungkin masih membiarkan mereka bermain-main kata dengannya, tapi Adelia tidak akan tinggal diam kalau mereka mulai menyentuhnya secara fisik.
Hei, kepala itu berharga!
"KALIAN ITU—" Elios hampir memarahi mereka tapi tiba-tiba lengannya di pegang oleh seseorang.
Elios menoleh dan melihat Tania entah datang darimana, gadis itu menatapnya sambil menggeleng.
"Mereka keterlaluan, kamu mau biarin mereka nindas temen kamu sendiri?" bisik Elios tak percaya
Tania menghela nafas "Sayang, jangan ikut campur. Diam dan lihat aja" Tania menyorot sahabatnya dengan tenang kemudian melanjutkan "Kamu belum kenal Adelia. Bagi Adel, yang kayak gini bukan apa-apa."
Elios terdiam, dia ikut memandang Adelia. Kalau dipikir-pikir Adelia memang agak tak tertebak, kesan pertama Elios saat melihatnya ya dia sangat cantik dan tampak anggun layaknya putri dari keluarga terpandang pada umumnya. Namun saat mengajaknya berbicara untuk pertama kali, Elios tau bahwa Adelia mungkin tidak seperti yang terlihat.
Sementara itu Adelia menarik nafas panjang, dia berbalik kembali sambil memasang sedih, airmatanya menggenang. Dengan gerakan lembut, Adelia meraih high-heels di lantai lalu berjalan menghampiri mereka dengan wajah sendu.
"M-Maaf..." Lirihnya
Para gadis itu terdiam, beberapa dari mereka menyeringai merasa menang.
Gadis yang melemparnya tadi terkekeh sinis "Nah, apa susahnya sih minta maaf. Jangan kar—UGH!"
"NONA ZELZIA!"
Gadis bernama Zelzia itu mematung, wajah sombong yang dia perlihatkan tadi tiba-tiba berubah ketakutan ketika rahangnya di cengkram bersama dengan sebuah benda yang di paksa masuk ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]
Fantasía[SEQUEL OF ALDANA] 3 kali mengulang kehidupan membuat Adelia tidak bisa mempercayai siapapun kecuali dirinya sendiri. Dikehidupan pertamanya, Adelia dibenci oleh keluarganya sendiri karena menjadi penyebab Ibunya meninggal. Dikehidupan kedua Adelia...