CHAPTER 21

14.7K 1.3K 73
                                    

.
.
.

Adelia menatap para orang tua yang berkumpul di lantai aula. Ayahnya, Alsa, Melvin, Rissa, Danu, Arsa, dan Leon.

Entah kenapa Adelia bisa merasakan ikatan di antara mereka. Walau ayahnya masih terkesan cuek dan pendiam, tapi melihatnya juga sudah bisa mengobrol tenang, tampaknya Ayahnya itu sudah mengatasi sesuatu yang selama ini dia batasi.

Adelia sudah mendengarnya dari Azel di malam sebelum ulang tahunnya. Tentang Ayah yang menjauhi teman-temannya, walau alasannya belum terlalu jelas. Tapi Adelia sudah paham beberapa poin penting dari masalahnya, pasti ada hubungannya dengan sang Ibu.

Jujur saja, Adelia tidak akan menghakimi tindakan Ayahnya. Melihat betapa sensitifnya Alderian mengenai Kana beberapa waktu lalu, Adelia jadi berpikir mungkin Ayahnya itu hanya ingin menghapus semua yang bisa membuatnya teringat akan Ibunya.

Termasuk hubungannya dengan orang-orang di masa lalu.

Di kehidupan sebelumnya Adelia tidak pernah melihat mereka bersama. Apa mungkin kehidupan sebelumnya Alderian tetap menjauhi mereka?

Adelia menghela nafas, syukurlah kalau mereka akhirnya bisa berkumpul kembali.

"Adel."

"Hm?" Adelia menoleh pada Tania yang duduk di sampingnya sambil memakan kue.

Karena kursinya besar, jadi cukup untuk mereka berdua duduk bersama. Shaka sudah pergi, tampaknya ikut bergabung bersama Max dan Azel.

"Pestanya seru, kuenya juga enak."

Adelia tersenyum, Tania itu memang anak kecil ya. Sudah sewajarnya anak kecil seperti ini, tidak seperti Adelia yang badan kecil tapi jiwa orang dewasa.

"Makan aja sebanyak yang kamu mau, buatan kakak-kakak pelayan di Mansion ini nggak pernah gagal, udah pasti enak dan nggak beracun." Celetuk Adelia

Tania menatapnya tidak mengerti dengan ucapan Adelia di kalimat akhir, tapi Adelia hanya tersenyum dan Tania memilih melanjutkan kegiatan makannya.

"Ayahnya Adel pasti sayang banget sama Adel." Ucap Tania

"Eh?" Adelia mengerjap, tiba-tiba banget?

"Iyakan? Nia bisa tau kalau Ayah Adel sayang sama Adel. Ayah sering gendong Nia, bobo sama Nia, makan sama Nia, cium Nia juga kayak yang Adel ceritain waktu itu. Kata Ayah itu bentuk kasih sayang Ayah ke Nia. Jadi Ayah Adel juga pasti sayang ke Adel." Ucap Tania polos

Adelia hanya tertawa paksa "Gitu ya?"

Tania mengangguk semangat.

Adelia termenung, sayang ya? Adelia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari Alderian bisa menyayanginya. Tidak membunuhnya saja Adelia sudah sangat bersyukur.

Tapi kalau yang dikatakan Tania itu memang benar, apakah dia boleh mendapatkan itu? Suatu hari nanti dia akan pergi, karena bagaimana pun takdirnya sudah di atur. Jika Angelina sudah kembali, Adelia pasti akan di buang.

Adelia menatap tangan mungilnya dengan sendu, dia ingin menciptakan banyak moment indah untuk di simpan. Hari itu dia akan meninggalkan semuanya, Adelia berharap tidak akan terlalu menyakitkan.

***

"Galang nggak keliatan, katanya dia juga di undang." Ucap Danu celingak celinguk

"Nggak tau, padahal semalam dia bilang bakal dateng tapi emang agar telat sih." Ucap Leon sambil meminum soda dari gelasnya

"Mungkin tersesat?" Celetuk Alsa

"Ya kali tersesat, emang Mansion Al pernah pindah tempat?" Balas Rissa yang dibalas cengiran oleh Alsa

"Ya itu kalo Galang udah pikun sih, dia kan udah tua." Lanjut Alsa tertawa terbahak-bahak

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang