CHAPTER 23

15K 1.2K 63
                                    

.
.
.

Pagi itu Adelia bangun lebih cepat dari biasanya. Dia menatap Alderian yang masih tertidur tenang, Adelia baru ingat kalau semalam dia meminta tidur bersama lagi.

Tangan mungilnya bergerak menyentuh pipi Ayahnya, Alderian tidak terganggu, tampaknya Ayahnya itu benar-benar kelelahan.

Adelia turun dari ranjang, jam masih menunjukkan pukul 04.00 pagi. Mungkin sambil menunggu semua orang bangun, dia akan berjalan-jalan sebentar.

Karena para pelayan mulai bangun di jam 5 jadi Adelia mungkin bisa leluasa menjelajahi Mansion yang belum sepenuhnya dia ketahui itu. Masih banyak tempat-tempat yang Adelia belum lihat.

Adelia berjalan dengan tenang di tengah koridor yang minim cahaya itu. Kalau ditanya takut atau tidak, jawabannya takut kalau dirinya tiba-tiba bertemu hantu di tengah jalan. Tapi selama dia tidak melihat apa-apa, Adelia santai saja.

Saat melewati koridor lantai dasar dia akhirnya sampai di ujung belakang Mansion, dia berniat ingin kembali ketika matanya tak sengaja melihat satu pintu yang terbuka sedikit.

"Kok kebuka? Ada maling kah?" Ucap Adelia bingung "Tapi mana ada maling berani masuk ke sini."

Karena penasaran, Adelia membuka pintu itu. Selanjutnya dia terkesiap, ketika melihat pemandangan di depannya. Ternyata dibalik pintu ini mengarah langsung ke taman, tanpa sadar kaki Adelia bergerak menyusuri taman itu.

Jalan setapak yang di kiri kanannya terdapat lampu-lampu kecil yang menerangi jalannya, banyak bunga bermekaran, ditambah angin dingin yang meniup membuat bunga-bunga itu bergerak dengan indah.

"Wah bener-bener surga dunia." Gumam Adelia tak henti-hentinya merasa kagum.

Adelia tidak bisa berhenti melangkah, rasanya seperti berada di dunia yang berbeda sampai akhirnya langkahnya terhenti ketika dia melihat sebuah Gazebo tak jauh dari tempatnya berdiri.

Tempat itu sangat cantik dengan hiasan di sekitarnya, di tengah gazebo juga terdapat meja bundar dengan 4 kursi.

Tapi yang menarik perhatian Adelia sejauh ini adalah sosok yang duduk di sana, membaca buku sambil memegang gelas teh.

"Kakak."

Sosok itu mengalihkan pandangannya, agak terkejut melihat kedatangan Adelia.

"Adelia?"

Dengan langkah ragu-ragu, Adelia berjalan mendekat. Begitu dirinya sudah sampai di depan orang itu, Adelia bertanya "Kak Darren lagi apa?"

Ya, orang itu adalah Darren. Pemuda itu hanya tersenyum singkat "Duduk dulu."

Melihat Darren yang tidak keberatan dengan kehadirannya, Adelia jadi bernafas lega. Dia duduk di salah satu kursi itu, memandangi Darren yang melanjutkan bacaannya.

"Tempat ini punya Mami."

Setelah beberapa menit tidak bersuara, Adelia sedikit terkejut mendengar Darren yang tiba-tiba mengatakan hal itu.

Adelia hanya diam tanpa menjawab, sejujurnya dia takut. Apa tidak masalah membahas Ibu? Adelia pikir Darren akan sensitif seperti ayahnya jika membahas Ibu mereka.

"Papi membuat tempat ini setahun sebelum Mami pergi, waktu itu kamu masih di dalam perut." Kata Darren terkekeh kecil

"Tempatnya cantik." Ucap Adelia sungguh-sungguh

Darren hanya meliriknya sambil tersenyum "Kamu boleh pakai tempat ini, sayang juga di buat kalau nggak ada yang bakal datang ke sini. Selama kakak nggak di Mansion, tempat ini hanya dibersihkan tanpa di kunjungi siapapun."

REBIRTH : ADELIA [AGRIENT STORY KE-2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang