Mr. B

281 40 9
                                    

Namjoon duduk di depan laptop, matanya awas menatap layar laptopnya yang berpendar di depannya.

Ini benar-benar orang itu.

Si Korean sweet heart. Dambaan para perempuan tak peduli sudah tua atau muda.

Putra dari pasangan tuan dan nyonya Kim keturunan bangsawan sekaligus merupakan bintang film terkenal pada masanya. Memiliki satu putra, Kim Seokjin yang ikut jejak mereka menjadi aktor. Model hanyalah sampingannya.

Tuan dan Nyonya Kim mengelola dibawah bendera Kims Entertainment yang merupakan production house sendiri sedangkan tuan Kim juga ikut masuk dalam kancah politik.

Kim Seokjin sudah menjadi bintang iklan sejak dirinya baru lahir hingga saat ini. Puluhan film sudah dibintanginya, menjadi brand ambassador produk terkenal adalah hal yang tak lepas dari dirinya.

Dia santun dan rendah hati, hangat, friendly dan tampan secara bersamaan.

Orang akan sulit menemukan kelemahannya.

Dan dia menawariku bermain film ??

Yang benar saja. Aku ? Main film ??

Dengan penasaran Namjoon mengambil ponselnya. Membuka media sosial....

Lagu ragu.

Namun karena penasaran pemuda itu mengetikkan sesuatu.

"Kalau misal aku menerima tawaran anda..."

Kalimat menggantung itu sengaja dituliskan Namjoon untuk melihat respon orang yang dihubunginya.

Lalu dia keluar lagi. Dalam hati Namjoon yakin tak akan dibalas oleh yang bersangkutan.

Siapa aku berani-beraninya mengharapkan balasan dari orang sibuk dan terkenal seperti dirinya.

***

Appa...."

"Hei anakku, mimpi apa semalam pagi-pagi sudah menelpon appa ??"

"Mmmm....ingin saja''

Jawab Namjoon singkat seperti biasanya.

"Joon....."

"Ya ??"

"Ada yang mau kau ceritakan pada appa ??"

"Awalnya begitu...tapi...tidak jadi"

"Apa tentang tawaran main film itu ?"

"Appa tahu ?? Tahu dari siapa ??"

"Siapa lagi ??"

Mendengar itu, bayangan Namjoon hanya jatuh pada satu orang. Dasar.

"Itu belum pasti appa, aku hanya...entahlah"

"Kalau kamu sanggup, lakukan saja, pameran kampus sudah selesaikan kan ??"

"Aku...belum...tapi ini belum tentu juga benar appa. Siapa tahu ini hanya kerjaan dari management nya yang sedang iseng mengerjai...jangan diambil serius ocehan temanku itu'

Sang appa tertawa dengan renyah membayangkan wajah putranya saat ini. Pemuda pendiam yang tak banyak bicara, jika tak kenal baik dengan putranya maka mereka akan menganggapnya sombong.

Karena sejak kecil di sudah tak banyak bicara, namun dia lebih banyak berbicara dengan matanya. Keadaan itu kadang membingungkan bagi sang appa, namun semakin putranya dewasa semakin di sadar bahwa putranya telah terlahir menjadi pemuda yang tak banyak bicara.

Tapi walaupun demikian dia tak kekurangan 'penggemar', dia kerap dikirimi coklat dan bunga di depan pintu rumah ketika valentine.

Namun dia tak banyak meresponnya, menjadi pria 'cool' adalah karakter dan pilihanny. Media sosial pun dia lebih suka menggunakan nama samaran sehingga dengan bebeas dirinya menunjukkan ekspresi seninya yang tak berbentuk.

BjorkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang