Bjorka side story 8

436 48 40
                                    

Namjoon terbaring miring dalam diam, dia tak bisa memejamkan matanya meski sangat lelah. Tenaganya terkuras sejak tadi malam. Tapi ia tak bisa tidur.

Matanya lekat memandangi wajah tampan yang tertidur pulas di depannya. Pria itu miring kearahnya sehingga ia bisa puas memandangi wajah tampan itu.

Wajah yang begitu tampan tak tercela, lekukan bibirnya begitu indah. Bibir itu begitu merah dan lembut dan begitu penuh dibagian bawah. Bibir yang sudah begitu banyak memberikan kesenangan bagunya.

Sedangkan hidungnya mancung menukik dengan proporsi yang begitu pas. Sedangkan pipinya yang tirus merah menggemaskan membuatnya ingin memakannya. Dan itu semua miliknya, untuk saat ini.

Namjoon semakin mendekatkan wajahnya pada wajah yang terbaring pulas di depannya. Lengan kanannya merengkuh punggung Jin, memegang kepala belakangnya dan memasukkannya pada pelukannya yang hangat.

"Baby...."

Terdengar suara lamat-lamat dibalik leher Namjoon.

"Mmmm ??"

"Tidurlah"

"Okay, maaf membuat Hyung terbangun"

"Hmmm..."

Kali kiri Jin masuk pada sela kaki Namjoon, sedangkan tangan kirinya memeluk rapat punggung pemuda itu sambil menyelusupkan kepalanya begitu dalam ke dalam pelukan Namjoon. Lalu terdengar dengkuran halus lagi.

Pria itu tak pernah tahu bahwa setengah mati, Namjoon menahan air mata dan senggukan di dadanya. Saat menerima pelukan hangat dan tulus itu adalah saat terbahagia dalam hidupnya.

Sampai esok paginya.

***

Namjoon sudah tak ada di kamar itu, pemuda itu sudah pergi. Saat bangun tidur, Jin menemukan dikamar hotel tinggal dirinya saja.

Jin bergegas menelpon tapi ponsel pemuda itu tak aktif lagi. Lalu ia pulang dan tak menemukan siapa-siapa.

Dengan cepat Jin menelpon Hobbie dan jawaban dari pemuda itu membuatnya marah setengah mati.

"Dia pergi ?? Lagi ?? Setelah semua ??"

"Bukannya dia sudah tinggal disana Jin ssi ?? Dia sudah tak berniat hidup di negara ini"

"Dia harus menghadiri festival film !! Sial !! Dia tak bercerita padamu ??"

"Sudah Jin ssi"

"Lalu kenapa dia...kenapa dia pergi begitu saja ?? Acaranya sudah empat hari lagi..."

"Itu saya kurang paham Jin ssi"

"Hobbie dengarkan aku, sampaikan padanya jangan main-main denganku, dia...dia pergi seenak dirinya, dia datang begitu saja lalu pergi tanpa pamitan atau...aku tahu dimana dia sekolah, aku tahu dimana dia tinggal. Selama ini aku diam karena aku menghormati keputusannya. Jangan pikir dia akan bisa datang dan pergi dengan seenaknya dalam hidupku lagi..."

''Jin ssi mohon maafkan sahabat saya, dia pasti punya alasan kuat pergi begitu saja dari anda"

"Alasan satu-satunya adalah karena dia pengecut"

"Tidak bukan karena itu, Bjorka...dia diancam ayah anda dan dilarang datang ke festival. Tapi saya tahu dia bukan orang yang bisa digertak oleh sia...."

"Apa katamu ?? Dia...dia digertak ayahku ??"

"I-iya Jin ssi"

Lalu terdengar telpon dimatikan mendadak yang membuat Hobbie termangu lalu menghela nafas panjang sambil perhatikan ponselnya.

BjorkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang