"Kenapa kau panik ?? Korea Selatan kan negaranya, artinya dia dibawa pulang. Lagipula Bjorka kenal orang itu kan ?? Jadi tak ada masalah"
Elio duduk dengan gelisah, merasa percuma ada Michael yang tak memahami persoalannya. Dan itu bukan kesalahan pemuda Amerika itu. Dia memang tak memahami permasalahannya.
"Sebetulnya siapa pria itu ?? Kenapa kau sepanik ini ?? Bjorka itu pemuda tangguh dan kuat, dia juga hebat di negaranya"
"Masalahnya yang menjemputnya itu papa Tuan Jin, dia itu...."
"Jin ?? Pria yang datang bersama ibunya pada pameran beberapa hari yang lalu itu ?? Pria yang sangat tampan itu ?? Bagus kan dia bersama orang yang dikenalnya"
Elio memutar matanya, merasa bertambah jengkel pada Michael yang sama sekali tak membantunya mencari solusi.
"Diam kau !! Ah Bjorka, apa yang harus aku lakukan untuk menolongnya"
"Kau ini kenapa ?? Ada apa dengan mereka?? Kan bisa telpon tuan Jin"
"Aku tak punya nomer tuan Jin !! Tak mungkin Bjorka memberiku nomer pac....nya, dia selebriti terkenal di negaranya"
"Lalu apa yang harus kulakukan Elio ?? Kau membuatku stres tahu tidak ??"
"Tidak ada !! Kau tata saja lukisan-lukisan yang baru datang itu. Oh Bjorka ku"
"Galak sekali, untung kau imut. Kalau tidak sudah ku...."
"Apa ??"
"Ti-tidak !! Aku mau...tata lukisan-lukisan itu dulu..."
***
Jet pribadi itu mendesis halus. Bjorka terbangun dari tidur di kursinya yang bisa dibuat seperti ranjang kecil dengan bantal dan selimut serta panel-panel disekitarnya dan sekat yang memisahkan dengan penumpang lainnya.
Disebelahnya ada satu orang yang tidur mendengkur.
"Maaf, anda diminta pindah ke ruangan tuan Kim sebentar, ikuti saya"
Seorang pramugari cantik mendatangi Namjoon dan membimbing pemuda itu pindah ke bagian utama jet dimana tuan Kim berada.
***
ItaliaElio membongkar satu kotak yang berisi ponsel lama Namjoon. Pemuda itu berharap ponsel itu masih berfungsi dengan baik.
Dan wajahnya yang kusut langsung sumringah ketika ponsel itu masih menyala dengan baik dan tak ada kunci apapun.
Dengan cepat ia lari pada kontak untuk mencari satu nama yang sangat diharapkan ada di nomer itu.
Namun dari sekian nomer yang berjumlah ratusan itu, Elio tak menemukan kata 'Jin', 'Jin hyung', 'Kim Seokjin', 'Pacarku', 'si tampan'....atau apalah...tapi tak ada. Nama-nama disana asing semua.
Setelah putus asa, ia memeriksa beberapa kali, sampai akhirnya ia menemukan satu nama yang sepertinya tak asing bagi Elio.
Ryeon Hyung ??
"Ryeon ?? Ryeon ?? Mongolia and You?? Apakah ini ??"
Dengan tangan gemetar Elio mengambil ponselnya dan berharap dugaannya benar bahwa nama ini adalah nama seseorang yang ingin dihubunginya mati-matian hingga tak bisa tidur semalaman.
"Ayo....kau pasti Kim Seokjin, Kim Seokjin.... Please...!!"
Seperti membaca mantra, Elio terus berdoa semoga nomer ini masih aktif dan pemiliknya mengangkatnya. Pemuda itu sadar selebritis sekelas Jin tak akan mengangkat telpon dari nomer asing.
"Hallooo !!"
Elio terperangah mendengar suara merdu yang sudah tak asing baginya.
***
Setelah sebelas jam lebih penerbangan, mereka mendarat di Korea Selatan. Namjoon tiba-tiba sudah dibawa dengan sebuah mobil, dibawa ke sebuah rumah diatas perbukitan yang tampak merupakan perumahan elit. Namun Namjoon tak mengetahui dimana tepatnya dia berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!