"Bro, bagaimana kalau kau tak usah menemuinya, mereka...terlihat berbahaya...kau tahu ?? Aku akan menyembunyikanmu"
Elio membukakan pintu mobil lalu menarik tangan Namjoon agar segera masuk dan mendorongnya ke sebuah ruangan belakang galeri.
"Hei....!!"
"Jangan te-temui mereka, mereka seperti mafia. Sem-sembunyilah, mereka belum melihat mobilmu ketika masuk jadi jangan tampakkan dirimu sekalian. Setelah sekian lama aku baru sadar...dia...dia papanya tuan Jin dan melihat ta-tampang orang-orang yang bersamanya... dia...dia berbahaya bro. Jangan temui....tolong..."
Elio mendorong-dorong, berbicara cepat dan gagap bertanda pemuda mungil itu panik.
"Elio... Elio...hei tenanglah !!"
"Bagiamana aku bisa tenang, dengar...!! Telpon tuan Jin sekarang juga dan katakan papa nya disini di galerimu"
Mata Elio yang biru dan bagus dengan bulu mata panjangnya mengerjap cepat saat menepuk-nepuk pipi Namjoon seolah membangunkan Namjoon bahwa pemuda itu dalam bahaya dan ingin memastikan bahwa Jin mengetahui situasi ini.
"Tenanglah, tidak akan ada apa-apa. Aku senang dia mendatangiku lebih dahulu, sudah lama aku ingin menemui tapi tidak bisa"
"Tapi bro...."
"Sudahlah tidak apa-apa, aku memang harus menghadapinya. Kau tenang saja okay !!"
Namjoon balas menepuk pipi Elio lalu melepaskan pegangan tangan pemuda itu dibahunya.
"Tapi...."
"Aku akan menemuinya, tolong simpan tasku"
Namjoon menyerahkan tas hitamnya pada Elio lalu berlalu dengan cepat sebelum pemuda itu mencegah lagi.
Setengah berlari Namjoon menyusuri lorong belakang galerinya dan menuju lobby. Disana duduk satu orang yang sangat dikenalinya. Memang tampak seperti Tuan Kim. Ayah orang terkasihnya. Lalu ada pria-pria besar bertampang 'seram' menurut Elio yang berdiri di pintu, berkeliaran di ruang pameran. Tak kurang sepuluh orang dengan memakai pakaian resmi setelah hitam.
Sementara tuan Kim duduk di sofa dengan tenang, memakai pakaian santai hangat dengan ipad ditangannya.
Namun pria itu langsung mengangkat kepalanya ketika melihat langkah kaki Namjoon yang tergesa mendekatinya. Dan pemuda itu langsung bisa melihat bahwa sosok itu benar seperti dugaannya. Dia pemilik pria terkasihnya. Kim Seokjin.
"Tuan Kim maaf harus menunggu, saya...."
Namjoon langsung menyapanya ketika melihat tatapan mata dingin salah satu penguasa di Korea Selatan itu.
"Di pesawat kami tersisa satu kursi, ikutlah !!"
"Ke-kemana ??"
"Korea Selatan"
***
"Jinnie...apa yang membuatmu...menyukai...pemuda itu ??"
"Kemurniannya. Dia...murni, tulus dan tak membawa tendensi apapun dalam hubungan kami. Dan dia juga pemuda yang memiliki integritas dalam hal apapun bidang yang digelutinya"
"Lalu mau dibawa kemana nilai integritasmu sendiri ??"
"Ini tak ada hubungannya dengan hubunganku dengan Bjorka papa. Cinta adalah cinta. Dan apa yang kami rasakan satu sama lain tak akan mengurangi nilai kami"
"Oh Tuhan, Jinnie !! kau tak tertolong lagi...."
***
"Michael !! Michael !! Dimana kau ?? Cepat kembali !!"
"Aku di kereta, ada apa ??"
"Bjorka...."
"Ya ?? Ada apa dengannya ?? Hei kenapa kau menangis ??"
"Bjorka...dia dibawa orang-orang....oh Tuhan aku harus bagaimana ?? Cepatlah kembali''
"O-okay, aku akan kembali, tenanglah. Siapa yang membawanya ??"
"Mereka....ah kau tak akan paham. Cepatlah kembali saja. Kau tahu, Bjorka pergi hanya membawa tas kecil, dia digiring seperti buronan oleh pria-pria yang bertampang mafia dari Asia. Oh Tuhan aku harus bagaimana...."
"Elio... Elio tenanglah aku dalam perjalanan kembali"
"Iya cepatlah kembali Mike, oh Bjorka ku...Tuhan lindungi dia"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!