Bjorka Side Story 14

230 38 8
                                    

Jin memandangi pemuda yang tertidur setelah dibujuk sedemikian rupa. Jin tahu dibawah mata pemuda itu terdapat lingkaran hitam yang menandakan dia kurang tidur dan nampak sangat kelelahan.

Dengan pembatas dua bantal ditengah antara keduanya, Jin masih bisa memandangi wajah tampan dan tampak polos itu dalam tidurnya.

Dia seperti anak kecil, menangis sesenggukan ketika beberapa kali Jin katakan bahwa ia tak bisa bersamanya lagi. Besok pagi pemuda itu harus pergi dan mereka akan akhiri semuanya. Untuk memulai kehidupan yang baru masing-masing.

Tidurnya tampak gelisah pada awalnya namun kelelahan membuat pemuda itu tertidur pulas dengan sisa air mata di pipinya.

Dengan cepat Jin menyingkirkan dua bantal ditengah tubuh keduanya lalu memeluk kepala pemuda itu dalam rengkuhannya. Rasa sayang membuncah dan tak bisa lagi ditahannya. Ia tahu ia mencintai pemuda ini dan karena itu ia harus berani dan tega memutus hubungan mereka dan mengembalikan pemuda itu pada tempatnya semula.

"Hyung...."

Bisiknya lirih merasakan rengkuhan tubuh Jin yang kuat.

"Ya baby, tidurlah, Hyung disini"

Jin merapatkan selimut tebal disekitar tubuh pemuda itu dan memeluknya semakin erat.

"Jangan buang aku Hyung"

Bisik pemuda itu diantara leher Jin.

"Tidak, Hyung tidak pernah membuangmu, kau akan tetap memiliki tempat istimewa di hati Hyung. Tidurlah"

Leher Jin rasanya tercekat dan sakit menahan isak tangis di dadanya. Dan ia langsung teringat ketika pemuda itu mabuk dan mengatakan bahwa mencintai Jin dengan dalam membuat dirinya kesakitan. Mengingat itu membuat pria itu semakin mantap bahwa apa yang dilakukannya benar adanya.

"Hyung...cium aku"

"Tidak, jangan meminta itu, kita tak boleh melakukan itu lagi"

Langsung terdengar lagi isak tangis yang membuat Jin merasa sangat bersalah namun sadar bahwa ini harus dilakukannya.

"Jangan menangis lagi, kau seperti anak kecil, malu pada ukuran tubuhmu"

Jin hanya ingin perpisahan mereka berdua tidak menjadi menyakitkan namun akan penuh kenangan yang penuh canda tawa. Tapi pemuda tinggi besar ini menjadi seperti bayi besar yang menempel padanya.

"Apa kita benar-benar akan putus ?? Kau akan membuangku begitu saja ??"

"Jangan dibahas lagi, tidurlah yang nyenyak dan besok semua akan baik-baik saja"

Jin seperti sedang membujuk anak kecil kolokan yang sedang patah hati. Padahal dirinya juga patah hati berat. Tak akan begitu terasa sekarang tapi dia sadar nanti dia akan rasakan betapa hal ini begitu sangat menyakitkan.

"Cium aku Hyung atau aku yang akan menciummu"

Tiba-tiba Jin merasakan hidung pemuda itu sudah menelusup ke dalam lehernya dan mengendus-endus disana. Sementara suara beratnya dan hembusan nafasnya mulai memburu.

"Baby !!"

"Mmmm ?? Aku jauh-jauh terbang dari Italia untuk menemuimu bukan untuk kau putus dan tak sedikitpun mendapatkan ciuman"

Mulut panas Namjoon sudah membuka dan menghisap leher Jin, itu adalah kesukaannya. Dan Jin seperti biasa langsung merasa melayang tinggi, satu rasa yang tak pernah ia rasakan dengan siapapun sebelum ia bertemu Namjoon.

Ketika bersama pemuda itu, semua inderanya menajam dan menjadi lebih sensitif, hidup berpendar-pendar dan menuntut pemuasan. Namun kali ini ia juga tak boleh membiarkannya.

BjorkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang