Namjoon berhadapan dengan Seokjin pada dua kursi lipat ditengah ruangan yang luas namun hanya ada mereka berdua dan dua kursi yang mereka duduki.
Mereka berdua duduk berhadapan dengan dengan lutut yang saling bersentuhan.
Sementara ruangan yang temaram memantulkan siluet tubuh mereka pada dinding-dinding yang mengelilingi mereka berdua.
Profesor Lee dan sutradara hanya menyuruh mereka untuk duduk berhadapan, saling berpandangan kemudian saling menyebutkan kelebihan yang disukai dan keburukan yang tak disukai masing-masing dibatas mereka saling mengenal, bukan apa yang mereka lihat di masa lalu.
Karena mereka berhadapan maka sudah pasti mereka harus saling berpandangan.
Dan Namjoon dengan patuh mengikuti apa yang dikatakan mereka, duduk manis dalam diam sambil memandangi pria tampan di depannya.
Jin tak pernah mengira bahwa pemuda itu akan berani memandanginya dalam diam. Dengan berani.
Jin sampai harus menyentil hidungnya supaya dia berkedip.
"Bi...!!"
"Hmmm ??"
Jin merinding sekujur tubuhnya mendengar suara deep pemuda itu bergema ditelinga nya.
"Suaramu....aku suka, sangat... laki-laki"
Ujar Jin memulai menyebutkan hal yang disukai Jin pada diri Namjoon.
"Aku juga suka suara anda, anda laki-laki tapi kadang tone suara anda berubah menjadi manja ketika berhadapan dengan saya, sadar itu ??"
"Oh ya ??"
"Ya, anda baru saja melakukannya"
"Dan aku suka kalau kamu mengeluarkan kata-kata yang panjang seperti tadi"
Namjoon tampak berkedip dengan lucu lalu menurunkan pandangan matanya dari mata lalu ke bibir Seokjin. Sesaat kemudian melakukan gerakan seperti mematahkan lehernya ke kiri dan ke kanan sambil menelan ludah.
''Kenapa ??"
Tanya Seokjin memajukan tubuhnya mendekati pemuda itu.
"Kenapa ??"
Namjoon balik bertanya.
"Kenapa kau menelan ludah ?? Kenapa tiba-tiba kau melakukan gerakan leher seperti itu ??"
"Anda tampan Seokjin ssi, tapi..."
Setelah kata 'tapi' Namjoon kembali matanya mengembara dengan seksama pada wajah Seokjin ssi.
"Tapi...??"
"Tapi....bibir anda terlalu bagus untuk dimiliki oleh seorang pria...."
Jawaban Namjoon membuat Seokjin seketika menoleh pada kaca gelap disamping tubuhnya. Dia tahu disanalah profesor Lee dan Sutradara sedang mengawasi layar monitor yang menunjukkan adegan mereka berdua.
"Menurut mu begitu ??"
Tanya Seokjin sambil meraba bibir bawahnya sendiri sambil tersenyum.
"Ya"
Jawab Namjoon pelan tanpa senyum.
"Bagaimana rasanya ?? Bukannya kau sudah pernah merasakannya?? Sama tidak rasanya dengan bibir perempuan??"
"Ya, sama saja"
Seokjin memiringkan kepalanya tak percaya. Dia rupanya terlalu berharap akan mendapatkan pengakuan bahwa bibirnya jauh lebih 'enak' dari bibir perempuan.
"Ya baiklah terserah dan kau...kau...jangan tersenyum sembarangan di depan gadis, itu berbahaya. Lesung di pipi kirimu ini...hei tahu tidak jika disaksikan dengan seksama kau itu... imut. Jangan pasangan wajah begitu....kalau ada waktu kamu duduk di depan cermin, dan lihat wajah bayimu itu akan muncul mengejutkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!