Elio mencari dua sosok teman yang tadi bersamanya tapi sudah menghilang entah kemana. Tapi sudut matanya menangkap celana putih samar-samar berada di kegelepan. Celana putih bersandar pada tembok yang bergerak dengan gelisah.
Pemandangan yang sangat samar itu membuatnya geleng-geleng kepala dan putus asa. Dan menyadari bahwa tak ada harapan apa-apa baginya. Maka dengan cepat pemuda itu mendekati dua orang yang sedang saling lilit.
"Guys !! Kalian tahu kalau ada rooftop yang begitu enak buat melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan ?? Go head, jangan membahayakan salah satu dari kalian disini"
Elio mendekati dua orang yang sedang asik bersandar di dinding dan sama sekali tak peduli dengan kehadirannya. Namun informasi yang datang dari mulutnya langsung ditanggapi dengan baik oleh keduanya.
Namjoon langsung bergerak mengambil tangan kiri Jin dan menariknya ke arah tangga menuju rooftop yang sudah diketahuinya karena beberapa kali mereka sudah bermain di klub ini.
"Hei guys aku akan pulang duluan okay ??"
Tak ada yang menjawab, hanya Namjoon yang mengerakkan tangannya seperti mengusirnya. Elio langsung cemberut, menghentakkan kakinya lalu pergi pada segerombolan temannya yang lain.
***
Aroma tubuh Namjoon memasuki hidungnya yang sangat peka, ketika setengah mabuk tombol-tombol ditubuhnya memeka dan otaknya menumpul
Saat ini yang ada di otaknya hanyalah lidah Namjoon yang berada dalam kulumannya, dada telanjang Namjoon yang berada dalam rangkuman kedua tangannya yang bergerak gelisah meremas-remas kedua dada Namjoon yang begitu menonjol. Dia tak paham dari mana pemuda itu bisa memperoleh daging atau otot yang begitu gemuk di dadanya.
Namun anehnya, meski Jin mendengar suara nafasnya yang menderu-deru dan dalam serta seksi tapi pemuda itu diam saja, dia hanya menerima ketika lidahnya dipilih oleh lidah Jin. Dia hanya membuka mulutnya dan membiarkan pria itu melakukan apa saja pada bibir dan lidahnya.
Rooftop ini sangat nyaman dan sepertinya memang diciptakan untuk pasangan-pasangan yang sedang kebelet ingin melakukan sesuatu. Ada banyak tanaman rambat yang dibuat bersekat-sekat seperti rumah yang menghadap ke kota yang gemerlap. Dan diantara sekat-sekat tanaman rambat itu ada sofa-sofa empuk yang bisa digunakan.
Dan disanalah mereka berdua berada sekarang. Jin duduk diatas pangkuan Namjoon, diantara salah satu sofa kosong yang dilingkupi tanaman rambat dan hanya ada cahaya dari sudut rooftop yang sangat temaram serta cahaya bintang dilangit yang bisa mereka lihat ketika mendongak ke langit.
Disebelah mereka, yang di sekat tanaman rambat yang rimbun, terdengar suara desahan seorang perempuan namun Jin tak mendengarnya lagi ketika ia menekan Namjoon pada sofa dan mengambil kembali lidah pemuda itu banyak-banyak ke dalam mulutnya.
"Baby...!!"
"Mmmm ??''
"Hyung sedang memciummu"
"Mmmm"
"Balaslah"
"Mmmm ??"
"Balas !!"
Jin geram karena merasa diabaikan, ia tahu Namjoon menikmatinya tapi kenapa dia tak berusaha membalas menciumnya.
Dengan gemas Jin membetulkan posisi duduknya dipangkuan Namjoon dan merangkum bibir bawahnya dengan gemas lalu jempol dan telunjuknya memelintir puting kanannya.
"Aawwhh Hyung...kau mabuk...nanti kau akan marah....lagi padaku..."
Pemuda itu mendongakkan wajahnya ke langit, nampak bintang-bintang diatas kepalanya yang juga mulai pusing karena alkohol. Dan pria ini, dia menyibakkan kembali kemejanya saat bibirnya yang panas melepaskan bibir pemuda itu lalu bergerak turun mengigiti lehernya, jakunnya lalu turun kebawah dan mengecupi dadanya dan berlabuh di salah satu putingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bjorka
FanfictionI choose him as my on screen partner. Never know his face but... Bjorka...please be my partner...on screen !!